Part 11 | Ruang Kepsek

115 3 0
                                    

Quella pun perlahan membuka matanya mengikuti perintah Khaled. Sedikit demi sedikit matanya mulai terbuka dan pandangan nya tertuju pada kulit putih yang begitu mulus kemudian mendongak mendapatkan wajah Khaled yang begitu dekat dengan nya.

"Gimana, masih malu?"

Bukannya jawab justru perempuan itu malah bengong, sorot matanya tertuju pada sixpack yang di miliki oleh laki-laki itu. Bahkan matanya melotot tak berkedip.

"Katanya malu, tapi kok liat badan gue sampai bengong begitu. Itu malu apa mau?" Reflek Quella memejamkan matanya berulang kali.

"Apa sih, orang gue---"

"Ya udah, cepat kompres keburu ibu datang. Tapi ingat jangan terlalu di tekan biasa aja" peringat Khaled.

"Iya, gue tau"

Laki-laki itu memutar tubuh nya menghadap depan, sementara Quella yang masih malu dan gugup memasukkan kembali kainnya ke dalam baskom kemudian memerasnya hingga tak ada air yang tersisa di kain. Perlahan ia tempelkan kain nya ke punggung Khaled yang merah.

"Gila nih cowok, pake perawatan apa coba sampai punya kulit putih, mulus kayak gini. Mana tadi bentuk badan nya benar-benar bagus, gue sebagai cewek malah insecure sendiri" ucap Quella, iri melihat kulit mulus milik suaminya. Tidak mengira jika cowok reseh itu bisa memiliki kulit sebagus ini.

"Aww, sakit" keluh Khaled.

"Nih udah yang paling pelan. Kenapa masih sakit?"

"Nggak tau. Tapi sakit" ucap Khaled lirih, sudah seperti anak kecil yang meringis kesakitan karena di obati oleh ibunya.

"Ini nih, resikonya. Lagian jadi cowok sok-sokan mau jadi pahlawan jadinya begini kan. Lu sendiri yang sakit" omel Quella, seperti memarahi kepada anaknya.

"Ya kan, gue cuma mau menyelamatkan istri gue sendiri. Emang salah?"

"Tapi tetap aja. Lihat tuh, punggung lu jadi merah ini pasti karena benturan pot bunga. Kenapa lu nggak bilang dari kemarin? Kalau infeksi gimana? Gue juga kan yang repot" cecar nya. Quella yang melihat nya begitu ngeri dan ngilu saat punggung Khaled yang warnanya merah dan pasti ini sakit.

"Hmm, cakit"

"Iya. Udah lu diam saja. Bentar lagi beres"

"Tapi ini sakit banget. Gue nggak tahan, La"

"Nih udah" Quella menyelesaikan kompres nya. Lalu meletakkan kain nya di pinggir baskom.

Quella beranjak dari tempat duduknya lalu mengambil seragam sekolah Khaled dan memberikan nya kepada cowok itu.

"Nih, lu pakai. Gue mau ambil obat pereda nyeri dulu. Jangan kemana-mana" saat Quella membalikkan tubuhnya, tangannya di cegah oleh laki-laki itu membuat dia kesusahan.

"Gue nggak mau di sini. Gue mau di kamar aja"

"Hm, iya"

                                   🥶🏀🥶🏀

Sudah malam namun Quella masih berada di depan laptop yang masih sibuk dengan kegiatan nya di meja belajar. Meski mata sudah sangat berat tapi ia tetap memaksa agar besok semuanya sudah beres hingga tidak ada hambatan apapun lagi untuk besok.

Krek.

Suara pintu terbuka mendengar suara kaki melangkah mengarah nya namun Quella tidak menghiraukannya dan masih fokus pada laptop nya. Suara kaki itu semakin dekat dan tiba-tiba ada segelas susu putih hangat di hadapannya. Quella yang melihat nya pun mendongak dan menatap sekilas Khaled yang telah membawa kan ia susu. Namun perempuan itu tidak mengatakan apa-apa.

Ice Girl Vs Baby Big [ Na Jaemin ]Where stories live. Discover now