1. PARA TOKOH UTAMA

405 11 4
                                    

Namaku Lauren Malinka, kalian bisa memanggilku Lauren atau Lau saja juga boleh.

Sekarang umurku sudah 19 tahun, cukup terlambat untuk murid yang baru saja lulus sekolah menengah atas dengan umur tersebut.

Hal itu karena aku sempat putus sekolah saat aku masih berada di kelas satu. Sebenarnya aku tidak ingin melakukannya, tetapi saat itu, aku yang mengalami trauma dengan cukup parah membuatku sangat sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Dan saat itu pula, aku menganggap dunia luar sangatlah kejam. Bahkan sempat beberapa kali aku mencoba bunuh diri karena merasa hidupku sudah tidak memiliki tujuan dan alasan lagi.

Bukan orang asing bukan pula musuh. Namun, orang yang awalnya kukenal begitu baik ternyata dialah yang berhasil membuat hidupku rusak, hancur dan kehilangan.

Seorang senior dan siswa teladan yang aku hormati. Dan dari sinilah kisah hidupku yang rumit dimulai.

○○✂️○○

Tyaga Yudanta dari kelas 12 IPS 1. Dalam batinku aku membaca nama yang kini terpampang di majalah dinding sekolah. Sebuah kertas dengan beberapa kata motivasi serta beberapa prestasi yang siswa itu raih, lengkap dengan satu fotonya yang terlihat rapi dan tampan.

"Lauren," Puita datang dengan tiba tiba dan merangkul pundakku, cukup membuatku sedikit terkejut.

"Hai," aku menyapa disaat perasaanku masih terkejut.

Puita adalah teman sekelasku yang cukup dekat denganku. Anaknya cantik, dia juga baik dan dermawan. Putri terakhir dari keluarga kaya raya.

"Ganteng ya kakaknya," Puita mengatakannya di saat telingaku belum benar benar siap untuk mendengarkan.

"Hah?"

"Itu yang ada di mading," kata Puita memberi tahu.

Aku hanya membalas dengan mengangguk pelan.

"Eh, kata kakak kelas, kak Tyaga itu idola satu sekolah loh," Puita memberi tahuku dengan antusias.

"Sehebat itukah dia?" bukan sebuah pertanyaan, tetapi aku hanya sedikit heran karena ada manusia secerdas dirinya.

Puita mengangkat bahunya sekejap.

"Kata mereka gitu, mereka juga bilang gini, kalo lihat kak Tyaga lagi lewat terus siswi-siswi pada liatin dia jangan heran, udah biasa katanya, bahkan ada yang sampai minta tanda tangan," Puita menceritakan apa yang dia dengar dari beberapa kakak kelas.

Puita adalah anak yang mudah bersosialisasi, itu sebabnya dia sudah memiliki banyak teman dari satu angkatan bahkan kakak kelas meski baru beberapa minggu kami belajar di sekolah menengah atas ini.

"Berasa kayak ada acara pertemuan penggemar sama idolanya aja."

Puita terkekeh pelan.

"Eh, mau lihat kak Tyaga gak?" bukan sebuah pertanyaan, tapi lebih terdengar seperti ajakan.

"Emang kamu tau kak Tyaga sekarang ada di mana."

"Tau, kata temen-temennya, kak Tyaga kalau lagi istirahat sering di perpustakaan," dengan yakin Puita memberi tahuku.

Saking mudahnya Puita dalam bersosialisasi, Puita bahkan bisa mengetahui beberapa hal tentang Tyaga Yudanta dari teman-temannya langsung.

"Kalau kak Tyaga gak ada di sana?"

"Berarti mereka lagi ngumpul di ruang musik," dengan yakin Puita menjawab.

"Untuk apa?"

"Latihan. Kata kak Nova mereka sering dapat job nge band gitu di cafe," dengan yakin Puita memberi tahuku.

The Destroyer Effect(Slow Up)Where stories live. Discover now