Chapter 1

2.3K 273 44
                                    

Chapter 1 : Awal Mula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 1 : Awal Mula

***

Kawula muda yang dirundung kegetiran itu menangis tergugu di malam sunyi yang sendu. Entah dosa apa yang dia lakukan di masa lalu hingga hidupnya pilu tanpa celah begini.

"Hiks...?"

Ketika uluran tangan disodorkan tepat di depan mata kerlipan matanya nampak kebingungan. Dalam hati dia bertanya-tanya, siapa gerangan yang datang membantu manusia lacur macam dia. Membuat tangisnya yang terjeda justru berlanjut menjadi isakan yang menyesakkan.

"Ikut aku dan kau akan aman."

Pikirannya sudah di ujung sebab frustasi menggerogoti setiap jengkal tubuhnya. Dia mungkin sudah gila, tetapi ucapan orang itu menggetarkan hatinya. Dengan perlahan, ia angkat tangan menyambut uluran si pria bertudung hitam. Tidak peduli kenal atau tidak, yang penting dia bisa lari dari kegaduhan yang menimpa dirinya.

***

"Ayah, kumohon jangan, ayah!"

Jeritan itu tidak didengarkan. Tubuh kecil Minho terus diseret ayahnya untuk dibawa kepada gijeok. Saat pegangannya terlepas, dia lari sekuat tenaga. Namun sayang, ayah berhasil menangkapnya dan memukulinya habis-habisan.

Dia akan dijual dan dimasukkan ke dalam gyobang. Dididik menjadi gisaeng yang handal. Minho terus menangis jika mengingat hal itu. Dia ini hanya rakyat jelata. Bahkan jika dia menjadi gisaeng, dia tetap kalangan rendahan. Meski katanya gisaeng berpikir layaknya bangsawan, tetapi tubuhnya tetaplah di kelas bawah. Lalu, apa bedanya?

Sepuluh tahun berlalu perlakuan ayahnya tetap melekat dalam ingatannya. Minho tidak mungkin melupakan hal itu.

Mata tajamnya bergerak awas, dia balikkan tubuhnya. Dan benar saja, seseorang datang mendekat dan mengetuk pintu kamarnya. Lagi-lagi, waktu senggangnya diganggu.

"Nona," panggilnya sambil bungkukkan badan penuh hormat begitu buka pintu kamarnya.

Ahn Hyejin adalah pemilik gyobang tempatnya tinggal dan berkarir saat ini. Dulunya beliau seorang gisaeng senior. Daripada menikah, dia lebih memilih melajang dan mendirikan akademi yang bisa membantu para anak muda tumbuh juga berkembang bersama menjadi gisaeng kebanggaan kota mereka.

Dua gadis yang ikut bersama Hyejin menutup pintu kamar Minho perlahan. Membiarkan dua gisaeng kenamaan itu berbicara berdua.

"Dua hari lagi hari jadi Putra Mahkota. Yeji yang seharusnya tampil mendadak sakit."

Minho mengerutkan dahinya, "lalu?" tanyanya.

Dia paham arah pembicaraan ini. Namun menerka-nerka dan langsung mengatakannya bukanlah kesukaannya. Dia ingin lawan bicaranya menyampaikan sendiri secara gamblang.

"Kau tampillah menggantikan dia."

Oh, sungguh mengejutkan, batinnya.

"Nona, tapi saya rasa sakitnya akan sembuh dalam dua hari."

HASTA LA VISTA | 2MINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang