"Selain Sandor, ternyata ada tempat lain yang memiliki populasi pria tampan dengan kualitas terbaik di dunia ini"
.
.
"Karberos!" Nora berteriak membuat anjing besar berbulu putih itu menoleh. Dia mengerti akan isyarat yang dikirimkan oleh sang majikan sehingga tanpa pikir panjang langsung berlari melompati beberapa prajurit yang tengah fokus mempertahankan diri.
Debu berterbangan ketika telapak kaki Karberos menghentak tanah. Anjing besar itu menggonggong sebelum akhirnya melompat tinggi kearah moster berkepala banteng bertubuh manusia. Cakar Karberos mencengkram erat kepala sang moster hingga ia tidak bisa menghindar ketika sebuah panah menghunus tepat kearah dadanya. Darah memuncrat membasahi tanah tandus tempat Nora berpijak. Perempuan itu menyeka wajahnya yang terkena cipratan darah dari sang moster.
Nimotaur adalah moster berkepala banteng berbadan manusia. Tingginya tiga kali lebih besar dari manusia normal. Tak hanya memporak-porandakan pemukiman, Nimotaur juga memakan manusia. Entah berasal dari mana moster mengerikan itu yang jelas keadaan Sandor dan beberapa kerajaan tetangga sedang dalam situasi tidak baik-baik saja.
Sudah dua minggu Nora dan pasukan khusus yang dibentuk oleh Lukas berpatroli menyisiri perbatasan untuk memberantas Nimotaur. Beruntung mereka dapat bergerak dengan cepat sehingga moster itu bisa dihentikan sebelum mencapai pusat kerajaan.
"Kerja bagus Eros!" puji Nora mengelus bulu halus hewan peliharaannya. Anjing kecil yang dulu ia selamatkan kini tumbuh menjadi anjing kesatria yang setia menemani setiap petualangannya.
"Guk!" Karberos menggonggong keras. Ia segera berbalik, memasang gestur tubuh siaga ketika merasakan energi asing dari dalam hutan yang gelap dan rimbun.
Nora memicingkan mata lantas menarik anak panah yang tersimpan dibelakang punggung. Dengan mata menatap tajam pada satu titik, Nora memasang kuda-kuda. Tangannya bergerak menarik busur panah dan ketika panah itu meluncur cepat dengan cahaya biru yang menyelimutinya, sesosok manusia berjubah hitam muncul dari balik kegelapan. Dia tidak bergeming. Hanya diam saat ujung anak panah melesat kearahnya.
Tatapan Nora semakin tajam ketika dengan mudah sosok itu menahan anak panahnya. Membuat senjata kesayangannya itu melayang diudara sebelum akhirnya meledak dan menghasilkan kilatan cahaya.
Nora tidak membuang waktu, ia kembali menempatkan anak panah didepan busur, menariknya lepas hingga anak panah itu melesat dengan cepat. Namun lagi-lagi sosok itu berhasil menghindar dengan menghilang tepat ketika ujung panah berada didepan kepala. Panah itu melesat, menancap disebuah pohon hingga pohon malang itu terbakar.
Api membumbung tinggi. Bias cahaya yang dihasilkan membuat Nora dapat melihat sosok misterius itu bergerak kearah perbatasan.
Nora melompat keatas punggung Karberos. "Kejar dia Eros!"
Karberos menggonggong sekali. Kakinya yang besar bergerak lincah melompati dahan-dahan pohon. Matanya yang tajam membantunya untuk melihat didalam kegelapan.
"Ah sial!" Nora berdecak kesal. Mereka kehilangan jejak tepat ketika memasuki sebuah desa.
Nora turun dari atas punggung Karberos. Ia memperbaiki letak tudung kepala yang ia gunakan agar kembali menutupi wajah. Pandangannya berpedar memperhatikan desa tempatnya berpijak.
Meski waktu hampir mencapai tengah malam namun masih terdapat beberapa penjual minuman arak. Nora melangkah pelan menyusuri tempat yang sepertinya adalah pasar didesa tersebut.
Beberapa orang tampak menoleh dan menatapnya aneh. Terlebih ketika melihat sosok anjing besar yang berjalan disamping Nora. Perempuan itu menunduk dan tersenyum geli saat Karberos balik menatapnya. Anjing itu seakan tahu jika keberadaannya begitu menarik perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...