BAB 16 [PEMILIK RAMBUT PERAK]

7.5K 1K 244
                                    

Dengan satu sentak Eros menarik Nora mendekat. Membuat gadis itu terkesiap kaget. Jemari lentiknya jatuh menyentuh dada bidang Eros yang basah karena jejak-jejak keringat.

Nora menelan ludah saat merasakan betapa kokohnya pria didepannya ini. Nora mencoba untuk menggeser tangannya kemudian tertegun ketika tak sengaja menyentuh putting Eros.

Nora tampak salah tingkah lantas menepuk dada Eros lalu segera menyembunyikan tangan kanannya dibelakang punggung, sedangkan sebelah tangan yang lain masih berada dalam genggaman pria itu.

"Kau tahu apa kesalahanmu hari ini?" tanya Eros setelah sebelumnya hanya diam mengawasi tingkah laku Nora.

"Karena aku cantik?"

Jawaban itu kontan saja membuat Eros mendengus. Pria ini lantas menarik Nora agar lebih merapat padanya. Berdiri diantara dua kaki Eros yang panjang.

Dari jarak sedekat ini membuat Eros sadar bahwa bola mata Nora bukanlah berwarna hitam, tetapi biru gelap yang memukau. Sepasang alis yang membingkai wajahnya membuat gadis itu tampak seperti seorang pemberontak. Nakal dan berani hingga terkadang membuat siapapun tertipu oleh tampilan yang ia miliki.

Pandangan Eros turun kearah hidung mancung dengan ujung runcing itu. Lalu jatuh pada bibir merah yang nampak basah. Jakun pria itu bergerak naik turun ketika Nora menjilat bibir bawahnya.

"Pangeran?" panggil Nora. Ia bergerak gelisah karena kedua kakinya mulai terasa pegal.

Eros berdehem mencoba untuk membersihkan tenggorokannya dari sesuatu yang terasa menyangkut.

"Kenapa?" tapi sialnya suaranya tetap terdengar serak meski Eros sudah berusaha sebisa mungkin berbicara dengan normal. Kondisi tubuhnya yang bertelanjang dada tidak membantu sama sekali. Eros tetap merasa gerah ditengah siang yang mendung ini.

"Bisakah kita—" Nora membasahi bibir bawahnya sebelum kembali berbicara,
"—bisakah kita keluar dari sini? Ini gerah sekali." Lanjutnya sembari mengipasi wajah dengan telapak tangannya yang bebas.

Nora memalingkan wajah. Sebisa mungkin menghindari tatapan Eros, juga menjaga matanya agar tidak terus menerus menatap dada bidang Eros yang terlihat sangat menggoda. Titik-titik keringat disana membuat dada itu semakin berkilat menyesatkan.

Nora jadi membayangkan jari-jarinya berkeliaran disana. Mengusap dan memainkan putting merah itu sampai pemiliknya menggeram nikmat.

Ya Dewa... baru dua hari Nora bertekad untuk menjauhi pria ini, tapi kenapa Eros justru terlihat semakin tampan hingga Nora kesulitan untuk mengabaikannya.

"Itu perih," ucap Eros mengagetkan Nora.

"Apa?"

Pria itu mengedikkan dagu, menunjuk kearah tangan kanannya yang masih menggenggam tangan Nora.

"Sepertinya ada lebam disana dan kau meremasnya dengan sangat kuat."

"Ah, maaf." Buru-buru Nora mencoba menarik tangannya namun lagi-lagi Eros menahannya. Pria itu menyelipkan jari-jarinya disela-sela jari Nora. Dengan posisi tersebut terlihat sekali perbandingan antara telapak tangannya dengan Eros.

Nora masih diam memperhatikan saat Eros menarik satu kursi dan mendudukan dirinya disana.

"Duduk disini." Eros menuntun Nora agar gadis itu duduk diatas pangkuannya.

Nora mengikutinya tanpa mau membantah. Sejak tadi dia memang ingin duduk untuk mengistirahatkan kakinya yang mulai kesemutan. Lagipula tidak baik menolak niat baik dari seseorang yang ingin memberi pertolongan. Jadi dengan senang hati Nora menyamankan diri duduk diatas pangkuan Eros.

ROYAL CHEATINGOù les histoires vivent. Découvrez maintenant