Special Part: Duda, Oh, Duda!

14.9K 1.4K 46
                                    

Bonus😂👍

Dah kalian lihat sendiri ya kelakuan Duda😂😂🙏

#Playlist: Ava Max - Kings & Queens

"ALIMMMMMM!" Suara teriakan menggelegar memenuhi seisi ruangan hingga orang-orang yang ada di restoran menoleh.

Cara memanggil yang tak biasa keluar dari mulut Duda. Setiap kali menghampiri sang kakak yang tengah hangout, pasti selalu sama. Alim merupakan kakak nomor enam, yang mana hanya berbeda beberapa tahun dari Duda. Tidak begitu jauh jika dibandingkan lima kakak laki-laki Duda yang lain.

Setiap ada suara nyaring nyaris mirip emak-emak memanggil anaknya yang senang mandi hujan, teman-teman tongkrongan Alim sudah hafal dan tahu kalau itu adalah Duda. Mereka malah menertawakan Alim karena sering disamper adiknya. Entah untuk sekadar dimomong karena Duda bete tidak boleh keluyuran selain nyantol sama Alim atau Duda ada perlu sama Alim. Meskipun begitu teman-teman Alim tidak pernah terganggu dengan kehadiran Duda.

Hari ini Alim sedang hangout dengan teman-teman geng pemilik mobil mewah sekelas Lamborghini Aventador, Ferrari, Aston Martin DB9, Tesla, dan lain-lain. Mereka berkumpul di Skye Bar & Restaurant. Tempat nongkrong favorit yang berada di Jakarta Pusat. Alim lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman dari perkumpulan mobil ketimbang berdiam diri di rumah.

"Apaan, sih?" sahut Alim malas.

"Lo harus nemenin gue nonton konser boyband Seventeen. Teman-teman gue nggak bisa. Terus Papa bilang, gue nggak boleh kalo sendirian," rengek Duda seraya meremas lengan kakaknya.

"Seventeen boyband apaan? Orang Indonesia?" celetuk Eji, teman satu geng Alim.

"Boyband asal Korea Selatan." Duda menjawab dengan senyum manis, lalu kembali melihat kakaknya yang diam saja. "Lo mau nemenin gue, kan, Kak? Mau, ya? Piwis ...?"

Alim memutar bola matanya. Kenapa pula dia selalu diganggu adiknya yang super menyusahkan ini? Sudah begitu, Duda tidak pernah rutin mengganggu kakak yang lain serutin menggganggunya.

"Nggak mau," tolak Alim.

"Kenapa nggak mau? Harus mau!" rengek Duda sambil menggoyang-goyangkan tubuh Alim dengan penuh paksa. "Ayo, dong, Kak. Gue pengin lihat Vernon sama Wonwoo!"

Alim menggeleng kuat menolak bujukan sang adik. Kalau nonton Maroon 5 atau Ed Sheeran boleh lah. Ini nonton boyband yang tidak dikenal. Alim tidak mau. Biar kata Duda merengek atau menangis, khusus yang satu ini, dia tidak mau menuruti sang adik.

"Wah ... parah lo, Lim. Temenin aja, sih. Lo main hape aja, biar Duda nonton. Nemenin adik nggak rugiin waktu lo," serobot Ganda membantu Duda.

"Tau, nih, Alim. Adik sendiri juga. Kalo adik ketemu gede baru mikir lagi," sambung Eji.

Suara membujuk pun dimulai. Semua teman Alim berkonspirasi membantu Duda dengan mengolok-olok Alim sebagai kakak yang jahat. Dengan begitu Alim bisa berubah pikiran.

"Nggak, ah. Kalo mau lo semua aja yang nemenin Duda. Gue mau tidur tenang di rumah," kata Alim, masih kekeuh.

"Ya udah, gue temenin lo, nih, Duda. Biar aja kakak lo jahat nggak mau nemenin," cetus Eji.

"Tuh, Kak Eji aja mau nemenin gue," protes Duda dengan bibir manyun andalannya. "Masa lo kakak gue sendiri, kandung pula satu emak bapak, nggak mau?"

"Ya udah sana sama Eji. Gue mau tidur tenang. Bye. Case close. Sana pergi," usir Alim santai.

Hello, Ex-Boss! (OPEN PRE-ORDER)Where stories live. Discover now