Love and Pain

344 43 5
                                    

Jase menunggu pintu lift terbuka seraya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Pukul 11 siang.




TRING




Pintu lift terbuka dan Jase pun langsung masuk, sebelum pintu tertutup terdengar suara Carel berteriak.

"TUNGGU! TUNGGUUUU!"

Carel masuk dengan wajah sedikit memerah dan napas terengah. Jase hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sepupu suaminya itu.

"Carel mau ke lantai berapa?"

"Ah-hh ke ruangan Kak Levin"

Jase mengangguk kemudian menekan tombol 23 untuk lantai yang dimaksud Carel lalu tombol 25 untuk dirinya.


"Oh Kak Jase mau makan siang bersama dengan Pak Bos?" Tanya Carel.

"Tidak, aku hanya ingin mengantarkan ini" Ucap Jase sambil memperlihatkan paper bag yang dia pegang sedari tadi.

"Ahh bekal? Semoga kali ini Kak Hagio mau memakannya ya, eh- ups!"

Carel langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan menyadari dia sepertinya sudah salah bicara.


"Kak Jase maaf, aku ga bermaksud-"

"Gapapa Rel, aku tau kok kamu ga maksud menyinggungku. Justru aku harap ucapanmu itu benar-benar bisa terjadi" Ucap Jase dengen senyum lembut.

"Kak Jase jangan begitu. Pasti terjadi kok, aku tau Kak Hagio pasti akan luluh padamu suatu saat nanti"

"Terimakasih ya Carel"

"Eum, Kak Jase itu orang baik seperti malaikat dari surga jadi sebenarnya ga ada alasan buat Kak Hagio ga bisa nerima Kakak, tapi memang butuh waktu"

"Eum aku tau"





TRING




"Oh Kak Jase aku duluan ya"

"Iya Carel"

"Oh fighting!" Ucap Carel sebelum benar-benar keluar dari lift dan dibalas senyuman oleh Jase.

Setelah pintu lift tertutup, Jase menghela napas.

"Andai kamu tau yang sebenarnya, apa kamu masih bisa berkata seperti itu Carel" Gumam Jase.



.
.
.


Levin duduk di sofa panjang yang ada di ruangan Hagio, lalu tanpa permisi dia mengambil sepotong Sushi yang ada di meja dan langsung memakannya.


"Eum, apa ini masakan Jase?"

"Hm"

"Waahh kalau begitu kamu bernasib sial Gio"

"Apa maksudmu?"

"Kamu menyia-nyiakan makanan seenak ini. Tapi makanan Jase memang selalu enak sih dan kamu memang selalu sial dari dulu"

"Ck" Hagio berdecih dibalik meja kerjanya karena mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Aku hanya bercanda" Ucap Levin, lalu dia meneguk habis Lemon Tea yang ada di hadapannya saat ini.

"Makan saja semua kalau kamu suka"


Levin menatap Hagio yang bahkan tak melihatnya sedari tadi. Sebenarnya sangat menyebalkan tapi Levin paham watak Hagio.

"Sampai kapan kamu mau bersikap acuh pada Jase?"

"Tidak tau"

"Ayo lah Gio jangan menutup mata dengan semua perhatian Jase, dia sangat baik. Dia bisa saja menolak perjodohan kalian tapi dia menerimanya, bahkan Nick sangat menempel padanya"

CONQUER || HEEJAKEWhere stories live. Discover now