02

1.9K 168 29
                                    

Ayo lanjut! Dah hampir 5 bulan saya nganggurin ini book :)













Dua pemuada sedang berbaring diranjangnya masing masing. Keduanya memasang senyum serta sorot matanya mamandang langit langit.

Yang satu menoleh pada pemuda satunya. "Punyaku." ucapnya.

Pemuda satunya mendecih, ia tersenyum miring, "Mau bertaruh?"

Yang satu menaikkan sebelah alisnya, "Dia bukan bahan taruhan!"

"Bukan! Aku bertaruh dia lebih tertarik padaku dari pada denganmu." ucapnya tersenyum lebar.

"Jangan terlalu percaya diri, Lee. Aku akan mendapatkannya lebih dulu." desis satunya.

"Kau juga Lee, kalau kau lupa.. Kau itu lumayan kaku. Kau tidak pernah mendekati siapapun bukan? Apa dia cinta pertamamu?" Ujarnya menggoda.

"Aku baru menyukainya, belum mencintainya! Dan aku memang belum pernah jatuh cinta. Memangnya kau pernah?"

"Hahahahaha, Tidak."

Buk!

Bantal terlempar, dan dengan keras menimpa wajah pemuda berhidung mancung itu.

"Sialan."

"Jen--

"Lee Renjun, Lee Jeno. Turunlah, kita akan makan malam!!"

Keduanya saling memandang.

"Lihatlah, saudaraku. Ibu negara sudah memanggil. Lebih baik kita turun dari pada beliau tidak memberi jatah makan selama seminggu."




******





Seorang pemuda sedang berkutat dengan kertas dan pena miliknya. Ia tidak sedang menulis apa apa, hanya mencorat coret ketas itu dengan acak. Pikirannya entah kemana, tiba tiba saja teringan kejadian tadi siang.

"Bolehkan kami jadi temanmu?"

Jaemin terdiam, ia merenung.

Lama tak mendapat jawaban, kedua pemuda itu saling pandang. Kemudian salah satunya menepuk pelan bahu Jaemin.

"Jaemin?"

"Hah? T-tentu.."

Kedua pemuda yang ia ketahui bernama Lee Renjun dan Lee Jeno itu mengangguk, tersenyum kepadanya. Sementara ia hanya tersenyum kaku.

"JAEMIN-AA!!"

Srak!

Ia tak sengaja merobek kertasnya karena teriakan tepat disamping telinganya. Ia menolehkan kepalanya dengan kesal, ia tahu betul orang yang meneriakinya.

"APA?!"

Orang itu menunjukkan senyum lima jarinya, "Ku panggil dari tadi, kau tidak menyahut. Ya ku teriaki saja hehehe.."

Jaemin menghela, ia mengatup kedua matanya. Haechan-orang itu- mengernyit, apa yang salah dengan sahabatnya ini?

Ia menarik tangan pemuda itu, membawanya duduk ditepi kasur. Ini memang bukan kamarnya, tapi ia sudah terbiasa seperti tuan rumah disini. Jadi abaikan saja.

"Ada apa?" Tanya pemuda berkulit tan itu menyenggol bahu Jaemin. Pemuda Na itu menoleh, menggeleng, lalu kembali mengalihkan pandangannya.

"Jangan bohong, Na.."

Sekali lagi pemuda Na itu menoleh, sahabatnya ini memang paling mengerti dirinya. Ia berhambur kepelukan sang sahabat. Dan Haechan dengan sigap merengkuh tubuh mungil itu erat.

"Aku takut.."

Tanpa Jaemin sadar, pemuda yang sedang ia peluk sedikit mengeraskan rahangnya.






TBC.





Tes ombak dulu aja siihh wkwkwk..

Seperti biasa book saya memiliki banyak misteri. So, kalian ga akan nyangka alur/endingnyaa bakal kaya gimana.. Yang ga suka silahkan out!

Ini teh ternyata ada hyuckna nya.. Saya sedikit mengubah ide awal.. So saya harus ganti judul jadi Jaemin Harem. Gapapa kan?

Saya tuh sebenarnya sekarang harusnya belajar preenn.. Tapi gatau aja tiba tiba mau nulis gitu, kaya..
"ih greget deh pengen lanjut nih cerita" tiba tiba aja gitu dapet idee😭😭 DEMI APA BESOK PTS LOOOHH😭😭☝🏻

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 25, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Magic || Jaemin HaremWhere stories live. Discover now