06.

69 11 0
                                    

"Andra, gue ngerasa aneh deh sama empat anak kelas sepuluh itu."

Bang Chan yang tengah terfokus pada bukunya menoleh ke arah Minho, alisnya terangkat bingung.

"Siapa yang lo maksud?"

"Sam, Felix, Yesa sama yang tupai itu siapa namnya gue gak tau," jawab Minho.

"Aneh gimana?"

"Gue pernah denger, ayah Felix bakal ngeluarin orang-orang yang di anggap sampah di sini. Ayahnya Felix siapa?"

Bang Chan membulatkan matanya, tak lama ia menggeleng menandakan ia tidak tau.

Minho menghela nafas, ketakutan yang membuat ia berpikir semalaman. Akan lebih menakutkan jika mereka yang di maksud itu memiliki niat jahat pada sekolah ini, Minho juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi sekolah.

"Rin, menurut lo wajar nggak mereka punya tinggi lebih dari anak kelas sepuluh pada umumnya? Mereka lumayan bongsor menurut gue," Bang Chan menatap Minho lekat.

"Apa mereka-

"Kak Andra, kak Rino! Rapat OSIS kapan di mulai?" Seorang pemuda dark masuk ke dalam ruang OSIS tersebut.

Bang Chan dan Minho akhirnya memfokuskan pada Changbin yang baru masuk ke ruang ini.

..
..
..

Seungmin menajamkan netranya pada sosok yang tengah bersandar di belakang dinding sekolah. Dari jauh, jelas sekali Seungmin lihat jika sosok tersebut adalah Jeongin, adik wakil ketua OSIS.

Lantas Seungmin langkahkan kakinya mendekat, tangannya terlipat dan tatapannya begitu mengintimidasi.

"Anak SMP jam segini udah bolos aja," celetuk Seungmin membuat Jeongin menolehkan kepala.

Jeongin terkejut, ia langsung berdiri dan membuang rokok yang sempat ia hisap.

"K-kak Yesa, 'kan?"

"Buang rokok sembarangan, bisa buat sekolah kebakar!" Tatapan Seungmin semakin tajam.

Jeongin meringis pelan, "maaf kak, lagian Jeo jenuh sekolah terus."

Seungmin menjewer telinga Jeongin, "kamu ini! Masih SMP aja udah begini, mau jadi apa?! Balik ke SMP mu, gak ada bolos-bolosan!"

Jeongin menggaruk tengkuknya kemudian mengangguk, "iya, kak. Jeo permisi," ucapnya.

Kemudian Jeongin berjalan ka arah tembok tinggi yang mengantarkannya pada sekolah, ia melompat melalui tembok tersebut untuk sampai ke sekolahnya.

Seungmin menggeleng melihat kelakuan Jeongin, ada ada saja kelakuan anak SMP.

"Satu kelar," ucap Seungmin.

..
..
..

Tampaknya dua orang itu tengah menikmati sejuknya angin, rooftop seolah menjadi tempat yang nyaman untuk mereka bicara tanpa ada yang mengusik.

"Kak Rino sama Kak Andra ngomongin lo sama geng lo."

Jisung melirik lawan bicaranya, ia keluarkan permen yang tadinya ia kulum. Tangannya terangkat untuk merapihkan surainya ke belakang, namun angin tiada hentinya menerpa surai Jisung hingga surainya itu tetap saja berantakan.

"Mereka ngomongin apa?"

Changbin mengubah posisi duduknya, membuatnya dalam posisi yang begitu nyaman.

"Lain kali kalo ngomongin misi lo itu jangan di tempat umum, siapapun bisa denger."

Jisung terkekeh, "gue masih gak percaya, gue ngasih tau rahasia gue ke lo."

Second but first [StrayKids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang