Part 11

111 24 0
                                    

"Bang, burjo dua"

"Pake es gak"

"Pake"

Adanu menyusul Jake yang sudah duduk di dalam warung burjo lebih dulu. Usai menonton film keduanya pergi makan di restoran Jepang. Setelah makan mereka sempatkan untuk bermain di arena permainan hingga menjelang malam.

Kini waktu menunjukkan pukul delapan malam. Keduanya tengah berada di sebuah warung burjo kecil. Baik Adanu maupun Jake malas untuk makan berat dan akhirnya memilih untuk makan burjo saja.

"Lo kok tau tempat makan gini-gini sih mas ?"

"Ya dulu gue pas jaman kuliah suka nyari tempat makan. Ini gue belom ajak lo ke tempat yang di dalem gang"

Jake menggelengkan kepalanya.

Pesanan Adanu dan Jake datang. Dua porsi bubur kacang hijau dingin.

"Kalo gue dulu kuliah disini pasti gue juga kaya lo. Gue juga suka nyari-nyari tempat nongki gitu"

Adanu tersenyum.

"Di Ausi nongkrong adanya cuma cafe. Kaga ada warung burjo, angkringan. Ah, suka kesel gue"

Adanu diam mendengarkan.

"Makan juga adanya paling food court. Itu pun gak ada makanan sini. Bosen makan adanya roti, sayur, daging. Gue kangen nasi"

Adanu tersenyum.

"Sekarang kan lo udah disini. Puas puasin deh makan makanan sini"

"Boro-boro ah. Makan aja kalo inget"

"Kalo gitu gue harus sering-sering ajak lo makan keluar"

"Boleh. Gue mah ayok aja"

"Siap boss"

Adanu dan Jake terus mengobrol banyak hal hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul setengah sepuluh.

"Lo mau langsung balik atau mau kemana lagi ?"

Jake nampak berfikir sejenak.

"Mau jalan dulu boleh gak sih. Kangen motoran malem-malem gue"

"Oke deh. Ayok"

Adanu dan Jake tidak langsung pulang melainkan berkeliling kota dengan motor, ya bahasa kerennya night drive.

Sepanjang jalan ada saja obrolan di antara mereka. Adanu yang dulu tak punya topik untuk dibahas kini tidak takut lagi kehabisan topik. Bahkan ia lupa sudah berapa banyak hal yang ia bagikan pada Jake. Begitu pula dengan Jake. Ia tak pernah tau akan senyaman ini dengan seseorang yang baru dikenalnya. Meski ia adalah orang yang suka bertemu dengan orang baru tapi ia mungkin tidak mudah nyaman hingga bisa bercerita banyak hal.

Bukan saat ini saja Jake merasa begitu nyaman bersama Adanu. Bahkan sejak pertemuan pertamanya dengan Adanu beberapa bulan lalu, Jake merasa nyaman dan ingin mengenal dekat kakak temannya itu. Ia awalnya berfikir mungkin karena Adanu adalah saudara temannya jadi dia bisa merasa seperti dengan temannya sendiri.

Tapi Jake tak ingin bersikap bodoh hingga dirinya sendiri tak menyadari perasaannya. Beberapa bulan mengenal dan dekat dengan Adanu membuatnya tersadar bahwa ada yang beda. Nyamannya dia bersama Adanu tidak sama dengan rasa nyamannya dengan Janu atau dengan Mega. Ada hal yang lebih dari itu.

Jake juga tak paham, bagaimana, kenapa atau apa sebenarnya. Ia ingin mengelak dan menganggapnya salah mengartikan saja. Tapi apa mungkin ia bisa Jake terus mengelak jika Adanu yang terus terlintas di pikirannya akhir-akhir ini.

_________

Adanu sampai di apartemen Jake hampir pukul setengah dua belas malam. Mereka terlalu asyik dengan agenda berkendara malam-malam hingga tak sadar jika waktu sudah larut. Kalau bukan karena peringatan bensin motor Adanu yang hampir habis, mungkin keduanya belum pulang. Tidak rela jika harus pulang dan berpisah.

Off My Faceحيث تعيش القصص. اكتشف الآن