5. Destiny

534 99 1
                                    

Beomgyu sakit, tubuhnya panas setelah pulang dari toko pizza itu. Sunghoon sudah mengompres dahinya dengan kain basah, mungkin besok pagi sepupunya itu akan baikan. Melihat dari gejalanya Sunghoon yakin Beomgyu akan baik-baik saja. Beomgyu hanya terlalu kelelahan karena memakai kemampuannya terus menerus.

Disaat seperti ini Sunghoon menjadi orang yang paling dibutuhkan oleh Beomgyu. Bukan apa-apa, mereka memang hanya memiliki satu sama lain. Orang tua Beomgyu dan Seunghoon sudah meninggal, mereka mengorbankan dirinya demi anak-anaknya. Sunghoon tak mau mengungkit kenangan itu, rasanya dadanya sedikit sakit dan nyeri.

Sunghoon memperhatikan wajah Beomgyu yang kini terlelap dalam tidurnya, dia membenarkan surai Beomgyu kemudian sedikit menyinguungkan senyuman.

"Tetaplah bertahan Beomgyu. Tetap bertahan..."

Bertahan dari dunia yang tak tau akan memihak pada siapa.

Sunghoon tidak takut Beomgyu sakit parah, karena dia tau sepepunya itu baik-baik saja. Sunghoon hanya tak menyukai orang yang disayanginya terus berbaring di tempat tidur, itu mengingatkannya pada kejadian yang tak terlupakan.

****

Pagi ini Sunghoon sekolah sendirian. Setelah menyiapkan bubur untuk Beomgyu dia pergi tanpa bilang apapun. Panas Beomgyu sudah turun, Sunghoon bisa sedikit lega dengan hal itu. Memang saat melihat Beomgyu, Sunghoon sudah tau Beomgyu tak akan sakit terlalu lama. Anak itu besok juga pasti sudah kembali sekolah, setelah Beomgyu sakit Sunghoon akan menghadiahi Beomgyu dengan banyak pertanyaan.

Sunghoon kini tengah berjalan menuju kelas Beomgyu, dia memang sedikit terlambat hari ini karena harus mengurus Beomgyu semalaman jadi sebelum dia ke kelas Sunghoon akan mampir untuk memberikan surat ijin sakit pada wali kelas.

"Taehyun!!" panggil Sunghoon saat melihat Taehyun hendak membuka pintu kelasnya. Taehyun terdiam, dia menunggu Sunghoon menghampiri.

"Ada apa?"

Sunghoon dengan senyuman memberikan surat itu pada Taehyun. "Beomgyu sakit, tolong kasihkan ini pada guru nanti ya."

Taehyun terlihat sedikit bingung, dia memandang surat itu kemudian beralih memandang Sunghoon lagi. "Kenapa kamu tidak memberikannya pada Soobin saja? Beomgyu kan temannya."

Sunghoon yang mendengar itu tertawa kecil. "Dia juga temanmu Taehyun."

"Ya pokoknya begitu, kasihkan itu pada guru. Aku harus kembali ke kelas." Sunghoon berjalan menjauhi Taehyun, dia sedikit berlari menuju kelasnya. Taehyun masih memperhatikan Sunghoon sejenak, namun setelahnya dia kembali membuka pintu kelas dan masuk ke dalam.

Soobin yang ada di tempat duduknya langsung menatap Taehyun dari kejauhan, dia berwajah datar tapi terlihat seperti tengah menahan kesal. Soobin tau Taehyun tadi sedang mengobrol dengan Seunghoon diluar, dari surat yang dibawa masuk oleh Taehyun, Soobin tau itu surat ijin Beomgyu.

****

Ditengah lantai es itu Sunghoon menari-nari, meliuk-liukan tubuhnya dengan indah menyesuaikannya dengan lagu yang tengah diputar di tepian ruangan. Dia begitu menyukainya, menyukai bagaimana kakinya meluncur membuat goresan tipis dilantai licin itu. Dia menyukai bagaimana rasanya menari disuhu dingin, menyukai bagaimana tubuhnya meliuk seolah dirinya bebas seperti burung.

Burung yang terbang dengan sayapnya yang indah, membawa Sunghoon menuju langit tinggi. Sunghoon dapat merasakan dirinya seperti menjadi satu-satunya bintang paling indah, dipandang oleh sepasang mata banyak orang dengan tatapan kagum.

Plethora 1413 | TaegyuWhere stories live. Discover now