Tangisan Rachel

40 14 0
                                    

"Novel? Coba lihat" Rachel mengambil buku novel miliknya yang tidak terlalu tebal. Masih bagus terlihat buku itu disimpan dengan baik.

"Kamu udah baca?"

"Udah, semalem aku baca sampe tamat." Gege tersenyum bangga.

What? Sejak kapan Gege mau baca novel?

Bukannya tuh buku cuma diliatin sampulnya doang? Untung gak jamuran.

Rachel kemudian tersenyum. Ada perasaan bahagia karena bisa meracuni Gege hobi baru.

"Pliiss Ge, baca dulu bagian depannya aja, bagus bangeet.." Rachel memaksa Gerald waktu mereka masih pacaran.

"Yaudah sini gue bawa pulang, nanti gue baca di rumah."

Alhasil novel itu sampai dua tahun tak kunjung dibaca. Nyatanya memang Gege gak hobi baca novel teenlit.

Tapi, saat ini dia getol menyelesaikan buku itu sampai rela mengembalikan ke Rachel langsung. Pasti itu hanya modus Gege biar bisa ketemu lagi.

"Yaudah, Chel aku cuma mau balikin itu aja. Makasih ya.." Gege langsung berpamitan.

"Iyaa.." Rachel masih berkecamuk dengan pikirannya.

Gerald cowok yang gak mau sesuatu apalagi sampai dipaksa. Agak batu, kalau sudah gak mau ya gak mau. Heran, kenapa dia tiba-tiba berubah.

Rachel mengantar Gege sampai ke depan. Dilihatinya punggung Gege, sudah lama sekali sejak mereka putus. Ada perasaan ingin menahan, ingin berlama-lama, jangan pulang dulu, tapi gak bisa.

***

Di kampus siang ini ramai mahasiswa mengadakan rapat himpunan membahas acara Dies Natalis. Mereka membuat lingkaran dan saling bertukar ide.

Melihat pemandangan seperti itu, agaknya membuat Rachel menghindar dan hanya permisi numpang lewat saja.

Tapi, baru dua langkah dia melewati kumpulan aktivis mahasiswa, namanya sudah dipanggil membuat kakinya gak bisa berkutik lagi.

Siapa sih weh? Manggil-manggil? Gak tau apa orang mau balik?

Menolehkan kepalanya, Rachel melihat pemandangan muka-muka serius, pintar, dan khas aktivis kampus sedang menatapnya. Gak hanya satu dua mahasiswa tapi semua.

"Eh, ada apa ya?" Tanyanya seolah bodoh.

"Sini rapat dulu." Ajak salah seorang teman kampusnya, lebih tepatnya teman biadab kali.

Dia yang kemarin menuliskan nama Rachel di kepanitiaan acara ini, dan sekarang menyuruh ikut rapat.

Tangan Rachel diseret dan langsung dikenalkan kepada seluruh panitia acara.

"Duduk situ Chel, itu Robby yang nanti jadi ketua divisi lo, nah ntar lo bikin anggota sendiri deh satu divisi sama Robby." Jelasnya panjang lebar.

"Eh, tapi gue gak mau ikut ginian.. gue sibuk anu.."

"Udah tenang aja, Robby baek kok," katanya sambil menaik turunkan alisnya ke arah Robby.

Sementara Robby yang dilihat Rachel ini cowok diam, tegas, terlihat dari rahangnya yang kaku, badannya yang tegap, tapi ada manisnya juga sih.

Robby tak membalas, dia fokus pada penjelasan ketua panitia yang menyampaikan pendapat.

Sialan, kok ada sih cowok modelan gini. Sok kecakepan anjir!

Kesal Rachel semakin bertambah karena terpaksa jadi panitia acara kampus malah harus berpartner dengan cowok jutek.

"Nih, tulis nomer hp lo di sini. Minggu depan kita meeting lagi."

Reuni SMA Rachel GeraldWhere stories live. Discover now