Prolog

104 17 2
                                    

Ingatan akan kejadian itu masih terasa begitu
menyakitkan baginya. Melihat dengan mata kepalanya sendiri akan pengkhianatan Zee, kekasih yang sangat dicintainya. Lelaki yang dia kira akan menjadi pasangan hidupnya, selama-lamanya sampai mereka menua. Apa yang dia lihat itu merupakan kehancuran bagi seluruh rencana masa depannya, pernikahan mereka. Kehancuran bagi segalanya, bagi hati Xiao Zhan, dan bagi kepercayaannya kepada semua laki-laki di dunia ini.

Teganya Zee!! Tak henti-hentinya Zhan meneriakkan umpatan kepada mantan tunangannya itu di dalam hatinya. Semula diawali dari telepon itu, sebuah telepon dari
nomor tidak dikenal, yang entah kenapa Zhan angkat. Telepon itu dari seorang perempuan, yang menangis, mengatakan bahwa dia juga kekasih Zee dan mengatakan bahwa Zee
telah meninggalkannya tanpa mau bertanggungjawab.

Oh, tentu saja Zhan pada awalnya tak percaya, tetapi perempuan itu mengajaknya bertemu. Dan meskipun saat itu Zhan sangat yakin bahwa Zee tidak mungkin mengkhianatinya, Zee tidak mungkin melakukan semua itu kepadanya. Zhan mau bertemu dengan perempuan yang menelepon itu, dengan tujuan awal ingin mengata-ngatai perempuan itu agar jangan memfitnah Zee, tunangannya yang sangat setia dan tampan. Tetapi kemudian, siang itu di sebuah café di ujung jalan, seluruh keyakinan Zhan dijungkirbalikkan. Perempuan itu, Ana namanya, sudah mempersiapkan segalanya. Semua bukti yang diperlukan terhampar di hadapan Zhan, seolah menamparnya dengan keras.

Di sana ada foto-foto mesra Zee dan Ana, yang menunjukkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tentu saja! Seorang yang bukan kekasih tidak mungkin mencium pipi, berangkulan begitu erat dan saling memeluk seperti yang tergambar di dalam foto itu. Ana juga menunjukkan pesan- pesan mesra mereka, dari nomor Zee. Bahkan Zee tidak pernah seromantis itu dengannya, pesan-pesan mereka penuh dengan kata-kata cinta dan janji-janji muluk yang menyakitkan Zhan. Lalu seakan semua bukti belum cukup menghancurkan
hari Zhan, Ana dengan tenang mengatakan bahwa kegadisannya sudah diserahkan kepada Zee. Dan bahwa sekarang keluarganya akan menuntut kepada keluarga Zee.

Hati Zhan seakan dihancurkan oleh pengkhianatan yang begitu parah, bukan hanya karena Zee berselingkuh di belakangnya. Tetapi juga karena Zee telah begitu saja menghancurkan seluruh keyakinan Zhan tentang lelaki yang baik.

Zhan selalu menjaga dirinya sampai dengan usianya yang sekarang, duapuluh lima tahun dan dia masih perjaka. Meskipun kadang dia membiarkan Zee mencium bibirnya, tetapi hanya sebatas itu. Tidak pernah lebih.

Zee pernah suatu kali meminta lebih, tetapi Zhan mengangkat alis dan mengatakan apa yang diyakininya, nasehat ibunya. Bahwa seorang lelaki yang baik, akan menjaga seseorang yang dicintainya. Bukannya memaksa untuk merusaknya. Zee saat itu menerima penjelasan Zhan dengan lembut, dan bersumpah bahwa dia benar-benar mencintai Zhan, jadi tidak akan pernah merusaknya. Dan Zhan sangat bersyukur mempunyai tunangan seorang lelaki yang bisa menjaga moralnya, seorang lelaki yang baik dan tidak berorientasi
kepada hasrat duniawi semata.

Semua pandangannya tentang Zee – dan semua laki- laki lainnya – hancur seketika itu juga. Zee telah tidur dengan Ana, lebih dari pada yang seharusnya. Bagaimana mungkin Zhan bisa memaafkan Zee?

Malam itu Zhan bertemu dengan Zee, dan
memaparkan semuanya, bukti-bukti yang ada. Zee tampak sangat marah, kepada Ana, bukan kepada Zhan.

“Dan kau percaya apa yang dikatakan perempuan itu?”, tanya Zee waktu itu.

Zhan menatap lelaki itu. Yang dulu dicintainya, bahkan mungkin sekarang masih dicintainya meskipun cinta itu terasa menggores seluruh hatinya hingga terasa nyeri.

“Dia menunjukkan semua bukti-bukti itu, foto-foto mesra kalian berdua, pesan-pesan mesra kalian, masihkah kau membantah semuanya?”

Zee tercenung tampak ragu, lama kemudian, dia menatap Zhan dengan pandangan memohon,

“Maafkan aku sayang”

Air mata pecah dari dasar hati Zhan. Sejak siang tadi Ana menemuinya, Zhan bahkan tidak bisa menangis, dia terlalu marah. Tetapi sekarang, berdiri di sini, berhadapan dengan Zee yang mengakui segalanya membuatnya tak bisa menahan diri lagi,

“Teganya kau melakukan itu kepadaku Zee, setelah pertunangan kita yang delapan tahun lamanya. Aku percaya padamu! Aku menghormatimu… aku…”, suara Zhan tertahan oleh napasnya yang mulai sesak oleh luapan perasaannya.

Zee memijit keningnya tampak kesakitan.

“Maafkan aku Zhan aku... aku khilaf, tidakkah kau mengerti? Aku tidak pernah menginginkan berselingkuh dengan Ana dibelakangmu. Tetapi Ana… Ana, dia mengejarku, kau tahu dia juniorku di perusahaanku dan aku bertugas
membimbingnya, Dia… dia sangat tergila-gila dan terobsesi denganku. Aku sudah berusaha menolaknya dengan berbagai cara, tetapi dia…. dia tidak menyerah. Suatu malam, ketika
hujan, dia mengetuk pintu apartemenku, berkata bahwa mobilnya mogok di dekat situ dan dia kehujanan. Aku tidak punya kesempatan untuk menolaknya, dia… dia kemudian merayuku… dan aku….”, suara Zee terhenti ketika melihat
ekspresi Zhan, “Jangan… jangan sayang, jangan merasa jijik kepadaku… aku hanya laki-laki biasa, aku menyesali semuanya. Aku memang tidak tahan godaan, aku harap kau mengerti semuanya….,” Zee mendekat, berusaha menyentuh tangan Zhan, tetapi Zhan menepiskannya dengan kasar.

“Jangan sentuh aku”, desis Zhan geram, “Kau bisa saja bilang itu ketidaksengajaan untuk kejadian pertama, tetapi kalian melakukannya lagi dan lagi. Dan aku yakin itu bukanlah suatu ketidaksengajaan lagi…”

“Itu semua terjadi begitu saja!” seru Zee frustrasi,

“Dia… dia selalu menyediakan diri, dan kupikir, semua tanpa komitmen. Aku tidak tahu dia akan berbuat sejauh ini, menyakiti kau dan aku, berusaha menghancurkan hubungan kita. Kau tahu? ...aku sebenarnya sudah akan meninggalkannya”

“Aku sangat kecewa Zee.” Zhan menyusut air
matanya, semua kesedihannya berubah menjadi kemarahan,

“Kau meniduri seorang perempuan dan menganggap itu hanya selingan sambil lalumu, pemenuhan kebutuhanmu…. Itu sangat tidak bermoral..”

“Maafkan aku Zhan, aku harap kau mau mengerti. Lagipula pernikahan kita tinggal lima bulan lagi, kau tidak akan membiarkan ini menghancurkan semua rencana masa depan
kita bukan? Aku akan membereskan semua masalah ini dan kita bisa melanjutkan semuanya.”

“Tidak!”, Zhan mundur selangkah, “Aku tidak mau melanjutkan apapun! Dan kurasa aku tidak akan pernah bisa! Kau… kau bukanlah lelaki yang kuinginkan untuk bersamaku sampai akhir hidupku lagi. Ternyata aku salah selama ini Zee,” dengan kasar Zhan melepas cincin emas itu dari jemarinya. Cincin yang dipasangkan secara resmi oleh Zee di depan seluruh keluarga mereka ketika mereka baru lulus dari SMU, delapan tahun yang lalu.

“Kukembalikan cincin ini dan kuminta hatiku kembali. Silahkan jelaskan semuanya kepada orang tua kita, karena aku sudah muak kalau harus mengulang semua ini lagi.,” diletakkannya cincin itu ke telapak tangan Zee, “Selamat tinggal Zee.”

Zhan membalikkan tubuhnya, dan tidak menoleh lagi ke belakang. Meskipun Zee masih memanggilnya dengan lembut, mencoba membuatnya berubah pikiran. Kemudian Zhan menjelaskan secara singkat keputusan bulatnya kepada kedua orang tuanya, menolak telepon-telepon dari orangtua Zee agar dia mau memaafkan Zee. Semua sudah selesai, babak hidupnya yang ini sudah musnah, bersama
dengan cintanya, seluruh masa depannya dan rencana pernikahan mereka beberapa bulan lagi. Zhan menghadapi segalanya dengan kepala tegak meskipun hatinya hancur bukan kepalang.

Malam itu juga, Zhan mengepak segalanya dan mengambil keputusan untuk pindah ke kota lain. Zhan seorang penulis novel, dia bisa tinggal dimanapun dia mau. Dia tidak terikat pada perusahaan manapun.

Maka Zhan memilih kota itu, kota yang menjanjikan penyembuhan. Kota yang jauh, kota yang tak punya keterikatan apapun dengan masa lalunya. Zhan sudah bertekad, persetan dengan semua laki-laki. Dia tidak membutuhkannya. Akan dia tunjukkan kepada dunia yang kejam ini, bahwa seorang Zhan
bisa hidup tanpa harus meletakkan hatinya ke dalam genggaman mahluk jahat yang bernama manusia.

You Have Got Me From Hello! Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz