BKC 4

2.9K 367 77
                                    

Masalah yang telah terjadi nyatanya lebih buruk dari yang Jeffrey perkirakan, Jeffrey kira mereka akan menerima keluarga keduanya dengan cara mencaci makinya terlebih dahulu dan nanti suasana akan membaik. Nyata nya apa yang telah terjadi tidak semudah itu, mereka memilih untuk diam dengan hubungan mereka yang semakin memburuk apalagi adanya pertengkaran yang malam ini terjadi mengakibatkan tangan nya ikut membuat kejahatan yang semakin membuka lebar luka anak-anak nya.

Jeffrey terduduk di sofa ruang keluarga dengan tangan yang menumpu diatas paha dan tangan yang mengusap rambutnya kasar merasa frustasi akan masalah yang terjadi.

"Jere papi minta maaf" batin nya dengan punggung yang bergetar mulai terisak.

Menyesal, satu kata itu yang menggambarkan perasaan Jeffrey sekarang.

"Pa" Jeffrey segera menghapus air matanya saat tiba-tiba saja Wina memeluk tubuhnya dari belakang.

"Don't cry pa" ujarnya yang berpindah untuk duduk di samping papanya dan kembali memeluk tubuh Jeffrey erat.

"Haha enggak papa gak nangis kok" bual nya dengan tangan yang membalas pelukan Wina.

Wina menghembuskan nafasnya sendu. "Maafin Wina ya pa, karena Wina maksa papa buat jujur sama keluarga papa, papa jadi kena masalah kaya gini"

"Enggak, ini bukan salah Wina. Lagian papa juga ada niatan buat ngakuin kesalahan papa kok, papa juga udah ngerasa capek harus sembunyi-sembunyi terus"

Wina mendongak menatap Jeffrey. "Tapi pa karena ini papa jadi berantem sama anak-anak papa, Wina sedih liat papa putus asa kaya gini"

"Syuttt, Wina gausah urusin masalah ini ya. Lebih baik sekarang Wina adaptasi aja di rumah ini, oh iya kalau kamar yang di tempati Wina kurang bagus Wina boleh rombak lagi aja kamar nya sesuai sama apa yang Wina mau" Wina tersenyum dan mengangguk di pelukan papanya.

"Oh iya mama bilang sekolahan Wina sama Sagar Mau di hancurin buat dibikin mall ya? Kalau gitu Wina Mau lanjutin sekolah dimana?" Tanya Jeffrey mengingat ucapan Mina yang bercerita mengenai sekolahan Wina dan Sagar yang akan diganti menjadi mall akibat pergantian pemilik tanah.

"Wina maunya sih di SMA pasone city itu loh pa, katanya sekolahan nya bagus dan masuk ke salah satu sekolahan terfavorit juga" ucap Wina dengan riang, sebelum gadis itu menghembuskan nafasnya lesu. "Tapi bayaran sekolah nya mahal pa, bisa 30 sampai 50 juta per bulan"

Jeffrey tersenyum. "Wina mau sekolah disitu? Gapapa nak, Mau bayaran mahal pun kalau demi pendidikan ya gapapa. Lagian itu sekolahan si kembar sama Juna juga" mendengar itu Wina melototkan matanya terkejut.

"Hah kak kembar sama Juna sekolah disitu juga pa?" Tanya nya terkejut yang mendapat anggukan dari Jeffrey.

"Maaf ya selama ini Wina sama
Sagar sekolah di sekolahan biasa sedangkan Kembar sama Juna sekolah di sekolahan favorit, bukan maksud papa buat bersikap gak adil sama kalian. Kalian berlima itu sama, sama-sama anak papa dan papa akan berusaha yang terbaik buat kalian. Lagian kembar sama Juna masuk sekolahan itu juga butuh rintangan yang susah sampai harus berebut sama ratusan orang yang mau di sekolah itu juga, berhubung Wina dan Sagar mau masuk ke sekolah itu di tengah-tengah semester mungkin bisa lebih di permudah walaupun masuk dengan bayaran yang lebih mahal dari biasanya. Tapi gapapa, demi anak papa buat pendidikan nya apa sih yang nggak"  jelas Jeffrey yang membuat Wina meneteskan air matanya terharu.

Wina Memeluk tubuh Jeffrey semakin erat. "Makasih ya pa udah sayang banget dan rela berkorban buat Wina"

"Gausah makasih sayang, ini sudah tugas seorang papa buat anaknya" Jeffrey mengecup pucuk kepala Wina dengan sayang.

Bukan Keluarga Cemara Where stories live. Discover now