assassin - 12

172 27 12
                                    

⚠️⚠️ 17+ bisa skip

Lelaki bernama Solon itu sedang berada seorang diri di Jepang sekarang.

Bukan untuk berlibur, melainkan menjalankan tugasnya sebagai pembunuh bayaran disini. Mata kanan nya tengah fokus membidik korban dari roftoop gedung, kemudian ia menarik pelatuk dan menembakan peluru pada ban mobil korban sehingga terjadi kecelakaan lalulintas diakhiri dengan mobil yang terbakar tragis yang menewaskan korbannya.

Dengan wajah tanpa ekspresi itu, Solon membereskan alat alatnya kedalam tas dan membawanya pergi. Malam yang dingin itu, di negara orang lain Solon sedang termenung ketika menyetir mobilnya.

Sudah 1 bulan ia mencoba untuk melupakan Adeline dengan cara menjauh, namun hasilnya nihil. Solon terlalu meremehkan cinta, pasalnya gadis itu sangat sulit untuk dilupakan bahkan meskipun Solon tidak pernah menjumpai nya selama satu bulan lamanya. Solon membelokkan stir mobil ke kiri, menuju bar yang sering ia datangi di jepang.

"Wow? You coming again?" Ucap seorang barista perempuan yang tengah mengocok minuman.

Solon tidak menjawab dan memilih duduk sambil menunggu perempuan itu selesai menyajikan minuman untuk customer.

"Kaya biasa?"

Solon mengangguk.

Dengan sigap perempuan itu membuatkan minuman milik Solon, mencampurkan 3 macam cairan yang mengandung alkohol dan mengocoknya dengan botol besi disertai aktraksi yang memukau. Setelah selesai, minuman disajikan kedalam gelas berisi es bantu berbentuk bulat dengan perlahan.

"Devil's blood, silahkan dinikmati" ucapnya lalu pergi melayani customer lain.

Solon menggenggam gelasnya dan menggoyangkan nya perlahan ke kiri dan kanan melihat tampilan minumannya secara keseluruhan. Kemudian seorang wanita malam datang ke arah nya.

"Wanna play with me?"

"No, i just come for drink" tolak Solon dingin.

"you can drink mine" ucapnya genit.

Tetapi Solon sama sekali tidak tertarik, jadi ia mengacuhkan nya dan minum minumannya. Wanita dengan payudara besar itu tak menyerah, ia duduk dipangkuan Solon dan dengan sengaja menyentuh dadanya dengan payudara miliknya. Namun Solon tidak menampilkan ekspresi apa apa dan terus menegak minumannya dari samping karena terhalang badan wanita itu. Ia beralih mengelus wajah Solon dengan sensual lalu perlahan lahan turun kebawah hingga ke perut.

Melalui itu, hasrat Solon datang bercampur aduk ditambah alkohol yang ia minum dengan emosinya dan berakhir tidak stabil.

Setelah membanting gelasnya pada meja. Solon menarik wajah perempuan itu, kemudian menciumnya kasar hingga wanita itu kewalahan. Suara desahan keluar dari mulut wanita itu, bahkan hanya dengan ciuman saja bagian bawah wanita itu sudah basah. Menurutnya Solon adalah lelaki hebat yang bisa melakukan itu padanya.

Namun ketika nafsu nya sudah dipuncak birahi Solon malah menghentikan aksi sensitif nya pada tubuh wanita itu membuatnya berdecak kesal.

"Pergi" pinta Solon, dingin.

"Tapi tuan—

"Aku bilang pergi" lalu Solon memberikan 5 lembar uang yang sangat banyak untuk perempuan itu.

Tapi bukan itu yang ia mau, ia rela tak dibayar untuk hal itu karna ia juga menikmatinya. Yang jelas ia ingin lagi merasakan sentuhan Solon lebih jauh pada tubuhnya.

"Baiklah, tapi jika tuan sedang ingin dihibur tolong hubungi saja aku" ucap nya lalu pergi setelah meninggalkan kecupan pada pipi Solon.

Solon mendesah kesal lalu memukul meja. Dirinya sangat bodoh saat terbawa pengaruh alkohol dan membayangkan wanita tadi adalah Adeline yang ia cium. Tapi untung saja pengaruh alkohol itu bisa ia kendalikan lagi, sehingga ia tidak melakukan hal yang lebih jauh pada perempuan itu.

Solon the assassin [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang