8

386 31 10
                                    

Jam istirahat di gunakan para mahasiswa/i untuk mengisi perut mereka di kantin yang telah di sediakan oleh pihak kampus. Begitu pula dengan Yoongi dan juga kawan-kawannya, namun saat di perjalanan menuju kantin mereka harus melewati karidor dan betapa terkejutnya mereka, terlebih Yoongi yang kini telah terpengkur di tempat saat melihat orang yang di rindukannya selama ini sedang berdiri di ujung koridor dan mengobrol bersama teman-temannya yang lain. 

Mencoba untuk memberanikan diri, Yoongi memutuskan untuk melanjutkan jalan nya karena memang koridor itu lah yang langsung tersambung dengan kantin utama.

"Oh, hay kalian." Sapa salah satu dari mereka.

" Hay juga Jimin.." sapa Taehyung.

Sret,,

Mata mereka bertemu, dapat Yoongi rasakan mata yang selama ini menatap nya penuh cinta itu kini menatap nya kecewa, Yoongi menunduk tak kuasa melihat pancaran kekecewaan dari orang yang sangat ia cintai namun dia sendiri juga yang sudah menyakitinya.

"Kalian pasti mau ke kantin, kami baru saja selesai dan ingin pergi. Kami duluan ya, sampai jumpa." Seokjin yang menyadari keadaan tak enak pun segera mengajak mereka menjauh dari Yoongi dkk.

Setelah mereka pergi Yoongi  dan yang lainnya melanjutkan langkah mereka untuk mangisi perut mereka di kantin.

"Kalian tunggu saja nanti bibi akan mengantarkan pesanan kita." -Jungkook

"Aku akan ke toilet dulu." Yoongi berdiri dan berlalu untuk pergi ke toilet.

Yoongi yang baru akan memasuki salah satu bilik yang ada di toilet itu seketika terdiam ketika seseorang baru saja berlalu di belakangnya.  Yoongi sangat mengenal aroma parfum ini. Sangat jantan dan maskulin, yang memiliki aroma candu baginya. Dan pemilik aroma tersebut adalah...

"Namjoon."

Yoongi mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam bilik dan dengan segala keberaniannya yang dia punya pun mencoba mendekati sosok tinggi tegap yang selalu di rindukannya itu.

Merasa ada yang mendekatinya sosok pria lain yang sedang mencuci tangan nya di wastafel itu menoleh dan mendapati pria mungil yang tengah mentap nya dengan intens.

"Berhenti menatap ku seperti itu." Ujarnya dan meraih tisu untuk mengeringkan tangan ny.

"Maafkan aku." Yoongi menunduk setelah sosok itu berucap, bahunya terlihat bergetar karena menahan isakan yang di tahannya.

Sosok itu mengela nafasnya berat, membuang tisu bekasnya ke tempat sampah, kemudian bergerak mendekati Yoongi dan meraih dagu nya, mengangkat wajah si mungil yang menunduk dan sedang menyembunyikan tangisannya itu. Tangan nya bergerak menangkup wajah mungil Yoongi kemudia mengusap air mata Yoongi menggunakan ibu jari nya.

"Jangan menangis, jangan pernah menyalahkan diri mu lagi. Kau tidak bersalah, yang bersalah adalah keadaan yang memaksa harus seperti ini,sttthh berhentilah menangis." Ujar sosok itu lembut.

"Hiks."

Cup

Yoongi memejamkan mata nya untuk meresapi kecupan yang di berikan sosok itu di keningnya. Matanya kembali terbuka ketika merasakan keningnya tak tertempel bibir dari pria lainnya lagi. Mata Yoongi bergerak menatap dalam pria tinggi yang juga tengah menatapnya, dapat Yoongi lihat dalam mata itu tersirat kerinduan dan Yoongi juga tak menampik jika dia juga sangat merindukan sosok di depannya ini.

"Aku merindukanmu Namjoon hiks, sangat merindukanmu."

Namjoon tersenyum kemudian mendekap tubuh Yoongi dalam pelukan hangat nya, Yoongi yang mendapat itu pun tak ayal segera membalas pelukan Namjoon dengan erat, tangannya meremat Hoodie yang di kenakan Namjoon, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Namjoon seakan mencari kehangatan dan sumber aroma yang selama ini telah menjadi candunya.

could it be together?(namgi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang