Chapter 3

161 24 19
                                    

Rintik hujan yang tiba-tiba saja turun, angin kencang yang tiba-tiba saja hadir dengan ditemani suara petir yang begitu memekakan telinga, membuat sekujur tubuh bergetar saat petir itu mulai menyambar. Semua siswa-siswi yang ada di kelas tidak berani untuk bergerak, bahkan untuk membuka suara saja mereka rasanya tidak mampu. Yang bisa mereka lakukan hanya duduk diam di dalam kelas, menunggu hujan reda sehingga mereka semua bisa pulang, karena bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu.

Para siswi kini bahkan saling berpelukan dengan teman sebangku, berusaha mengusir rasa takut di diri mereka, walupun rasanya tidak ada bedanya. Jika para siswi saling berpelukan, berbeda dengan para siswa yang hanya diam, dan sebagian malah tertidur pulas.

"Kau takut?" suara bass milik Xiao Zhan mengalun dengan indah di tengah-tengah suara hujan, suara rendah itu membuat Yibo mengangkat kepalanya yang ia sembunyikan. Wang Yibo menaikan kedua kakinya pada atas bangku, memeluk lututnya dengan erat, dan menyembunyikan wajahnya di sana.

Yibo tidak mengatakan apa-apa, ia hanya diam menatap Xiao Zhan dengan kelopak matanya yang berkedip lucu. Ia ingin mengatakan "Ya ia takut" tapi Yibo urungkan, karena Yibo ragu untuk mengatakannya, ia takut Zhan menganggapnya lemah karena takut pada suara petir. Ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang yang ia suka. Terlebih lagi ini hari pertama mereka bertemu.

Zhan yang melihat keterdiaman Yibo malah terkekeh pelan, "Tidak perlu malu! Semua orang punya ketakutannya masing-masing" ujarnya dengan menepuk pelan bahu Yibo, lalu tersenyum lembut yang membuat jantung Yibo ingin lompat dari tempatnya.

Yibo mengulum bibir bawahnya, berusaha untuk tidak tersenyum bodoh karena perlakuan Xiao Zhan. Tapi demi apapun Yibo ingin sekali berteriak senang, ia bahkan yakin pipinya memerah.

"Sial! Sial! Sial!" Ia merutuk dalam hati, bisa-bisanya ia salting hanya karena perlakuan sederhana dari Xiao Zhan.

"Kau baik-baik saja?" Xiao Zhan kembali bertanya.

"Ahh, aku baik-baik saja" ujar Yibo dengan tersenyum kikuk, Yibo berusaha mati-matian menyembunyikan rasa gugupnya.

"Baguslah, hujannya sudah reda" Zhan berdiri dari duduknya, mengambil tas miliknya, lalu bergegas ke luar dari kelas.

"Cepat sekali" Yibo menggerutu kesal, ia berharap bisa mengobrol lama dengan Zhan, tapi ternyata alam tidak merestui. Kemudian ia celingukan melihat kelas yang ternyata sudah kosong, teman-temannya yang lain ternyata sudah meninggalkan kelas, tapi bagaimana bisa ia tidak sadar?. Wang Yibo benar-benar gila karena saat bersama Xiao Zhan, dunianya hanya terfokus pada Zhan, dan yang lain hanyalah sebuah pajangan bumi.

Glek!

Yibo menelan ludahnya takut, saat angin tiba-tiba berhembus. Ia mengusap-usap tengkuknya, entah kenapa tiba-tiba saja ia merasa merinding melihat kelas kosong.

"XIAO ZHAN TUNGGU!!" Yibo buru-buru membereskan bukunya, lalu berlari menyusul Xiao Zhan yang sudah berada diambang pintu.

"Ada apa?" Zhan menatap Yibo heran, laki-laki di hadapannya ini terlihat ketakutan, tapi Zhan tidak tahu apa penyebabnya.

Yibo hanya diam, ia tidak mau mengatakan apapun. Lagipula apa yang akan ia katakan? Apa ia harus mengatakan bahwa ia takut diculik tante-tante berbaju putih, dengan suara tawa yang sangat khas, dan melengking. Oh tidak, Yibo tidak akan mengatakan hal memalukan itu.

Forced To Stop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang