JN 17

234 25 20
                                    

Setelah seminggu berada di rumah sakit, akhirnya Seina di perbolehkan pulang dengan syarat harus menjaga pola makan dan tidak boleh melakukan aktivitas berat.

Juna? Jelas ia sangat lebih posesif dan protektif, apa lagi menyangkut dua nyawa yang sangat berarti di hidup nya.

Kini Seina dan Juna sudah berada di kamar mereka, kamar yang terakhir kali nya meniadi saksi pertengkaran sepasang suami itu.

"mulai besok kamu berhenti sekolah" sontak ucapan Juna membuat Seina langsung menatap bola mata biru itu dengan tajam.

"enggak. aku nggak mau berhenti sekolah" tolak Seina tegas.

"aku bukan nyuruh kamu pilih tapi ini pernyataan, dan tanpa penolakan"final Juna tak terbantahkan.

"tapi-

"nggak ada tapi tapian" potong Juna cepat.

Sedangkan Seina menatap Juna dengan pandangan kecewa. Masa depan dan cita-cita yang sudah ia impikan harus hancur karena laki-laki di depan nya itu.

"kamu jahat"lirih Seina

"kamu uda hancurin semua mimpi aku, kamu datang membuat semua nya hancur, KAMU MENGHANCURKAN SEMUA MIMPI MIMPI AKU"teriak Seina penuh emosi dan kecewa.

"hiks aku nggak tau salah aku apa sih sama kamu, sampai kamu tega sama aku, tega hancurin hidup aku?"Seina sudah tak tahan untuk menahan air mata nya. Ia sngat kecewa dengan Juna.

"ini semua demi kebaikan kamu dan anak kita" ucap Juna berusaha tidak ikut terpancing emosi.

"demi kebahagian kamu sendiri maksudnya mungkin"Seina terkekeh miris.

"kenapa sih Tuhan nggak adil banget sama aku?udah aku hadir sebelum mama dan Daddy nikah, bahkan aku tau anak Daddy waktu usia 6 tahun, secara nggak langsung aku nak haram kan?"Seina menatap Juna dengan pandangan kosong.

"setelah aku ngerasa sedikit bahagia, eh di hancurkan lagi, segitu nggak berhaknya aku bahagia ya Jun"

deg

Seina memanggil Juna tanpa embel-embal kata "mas", segitu kecewa nya Seina dengan Juna atau dengan keadaan?.

"andai kamu nggak pernah hadir, andai kita nggak nikah, andai aku nggak hamil, mungkin aku masih merasakan kebahagian ku sendiri, masih bisa menikmati masa remajaku, tapi karena kegilaan kamu, semua hancur"Seina menatap Juna penuh kecewa bahkan ia sngat marah dengan laki-laki yang berdiri tak bergeming sekalipun.

"jadi kamu nyesel hamil anak aku?"tanya Juna dengan tatapan yang sangat sulit di artikan, bahkan tanpa Seina ketahui, kedua tangan Juna sudah terkepal kuat menahan amarah saat mendengat kata-kata Seina yang terakhir.

"ya"

Dua huruf, satu kata sudah membuat hati seorang Juna sakit. Segitu bencinya Seina kepada nya. Ia pikir Seina sudah membuka hati untuknya, namun semua hanyalah ekspektasi Juna sendiri. Ternyata selama ini orang yang ia cintai tidak bisa mauncintainya, bahkan orang itu menyesal telah mengandung darah daging nya.

Tanpa mengeluarkan kata-kata, Juna langsung pergi meninggalkan kamar dengan perasaan yang sangat kacau, dada nya sesak bahkan seolah hidup nya gelap. Entah apa yang akan ia lakukan sekarang setelah mendengar fakta yang begitu menyakitkan.

Akan kah Juna melepaskan dan maumbebaskan Seina dari hidup nya atau ia semakit menjerat Seina?

💞💞💞💞

Jam dinding susah menunjukkan pukul 2 dini hari. Sebenarnya Seina sejak tadi tidak bisa tidur, ia sadar bahwa semua ucapan nya tadi sudah keterlaluan.

ju (NA) na : OBSESIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora