lagi dan lagi takemichi gagal menyelamatkan semua teman temannya, disinilah dia berhadapan dengan awal dan akhir yaitu alasan dia terus menerus merasakan kegagalan terhadap dirinya.
tapi ia malah tak ingin menyalahkan hingga sang bunda menjempu...
Michi berhasil mendapat buku gambarnya dan kembali melihat lihat hasil gambarnya yang kebanyakan, gambar pria bersurai pirang pudar yang sangat cocok dengannya.
Membalik buku untuk mengganti dengan lembar kosong, untuk kembali menggambar sosok yang muncul di mimpinya waktu ia tidur siang ini. di mimpi ia tengah berdiri di sebuah kuil, dengan banyak orang yang berkumpul di sana dan pria itu berdiri di depan mereka, bagai raja yang memiliki banyak karisma terpancar. anehnya Wibawa yang ia bawa, membuat hati Michi berdegub kencang.
Bahkan dengan sosoknya, bersama dengan hatinya yang berdebar terselip perasaan yang Michi kecil tak mengerti. ia merasa sakit juga rasanya seperti ia ingin menangis dengan kencang, dan pergi. ia tak ingin melihat sosok itu karena sangat menyakitkan.
Michi berpikir artinya orang itu harus Michi hindari.
Sikap dewasa yang dulu ada sudah terkurung, dengan segel semua kenangan lama berada di dalam sana bergejolak.
Warna kenangan yang hitam, karena banyaknya kepingan kematian orang orang yang ia sayangi disana.
Memaksa naik kepermukaan.
Dimana banyak segel bertambah, semakin besar takemichi ingatan dan kenangan semakin kuat, juga memaksa sang Dewi cinta untuk lebih ketat dan lebih memperhatikan.
Gambar yang ingin takemichi gambar selesai, itu gambar yang ia gambar diluar kesadarannya, yaitu takemichi tak sadar kenangan itu yang mengendalikannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
( Btw ini gambar sendiri )
Gambar yang anak kecil susah untuk menggambarnya, karena yang mengendalikan tubuhnya adalah kesadaran dewasanya, jadi mudah baginya untuk menggambar ilustrasi tentangnya.
Disana ada gambar Mikey dewasa, dari manila yang membuatnya nyaman.
Sementara Michi kecil tak mengenalnya, jadi asing menurut kesadarannya yang sekarang, mata biru cerahnya terus menerus menatap gambar itu.
Mengangkatnya lalu tersenyum karena gambar kedua orang itu sangat indah.
Setelah selesai melihat lihat gambar itu, Michi sudah merasa kantuk dan bangun bersiap untuk tidur Michi berusaha menaiki kasurnya dengan susah payah, karena kakinya yang pendek.
