12°Pergi?

3K 232 124
                                    

Hai Prendss

Ada yang masih nunggu AM up
Jangan lupa Vote

~Happy Reading ~

Arga telah sampai dirumah. Sehabis pulang dari kantor, ia langsung pulang kerumah.

Dilihat rumah masih sangat sepi, Argan yang masih disekolah dan Sinta yang lagi ada urusan diluar.

Dia melangkah menuju kekamarnya, saat setengah jalan, dia tiba-tiba berhenti didepan pintu kamar seseorang.

Cklekk

Arga membuka pintu, terlihatlah kamar minimalis, tidak besar namun juga tidak terlalu kecil.

Sangat rapi, pembantu selalu membersihkan kamar ini setiap hari.

Arga duduk ditepi ranjang, matanya meneliti semua yang ada di dalam kamar ini.

Sejujurnya, Arga sangat merindukan bahkan menghawatirkan seorang pemilik kamar ini. Sudah dua Minggu dia menghilang. Entah kemana perginya.

"Kamu dimana?, Maafkan Ayah,Ardan."

Yap, kamar yang dimasuki oleh Arga adalah kamar Ardan. Sejak saat itu, kini genap dua Minggu Ardan menghilang tanpa jejak.

Berusaha sekuat tenaga dengan menyuruh semua anak buahnya untuk mencari Ardan, namun sampai saat ini tidak ada satu pun informasi yang ia dapatkan.

"Maafkan, Ayah."

"Pulanglah, Ardan."

"Maaf ... maafkan, Ayah."

Menangis, kini hanya menangis lah yang Arga bisa. Dia sadar, walaupun Ardan kembali, dia sungguh tidak pantas mendapatkan maaf dari putranya itu.

Arga berbaring ke ranjang. Dia memutuskan untuk istirahat dikamar ini untuk mengurangi kerinduannya kepada putranya itu.

~~~~~

Arga terdiam menatap objek didepannya.

Disana terdapat Ardan yang lagi bercanda gurau dengan seorang laki-laki yang sekitar berumur kepala tiga.

Dia merasa iri, saat putranya itu tertawa bersama orang lain tidak dengannya.

"Hahahaha ... Papa yang benar saja, masa Mama berkata seperti itu."

"Iya, Sayang. Papamu ini kemarin malam sangat tertekan akan ucapan Mamamu itu."

"Mana ada, katak lari. Dia sangat mau melihat katak yang sedang lari."

Ardan tertawa keras mendengar ucapan Papanya itu.

"Udah, Pah. Hahaha .... sakit perut Ardan, Pah."

"Iya iya udah."

Arga sangat marah saat ini. Setelah hilang dua minggu, kini dia melihat putranya itu lagi tertawa keras dengan seseorang yang dipanggil 'Papa' olehnya.

Tanpa banyak bicara, Arga langsung menghampiri dua orang itu dengan urat menonjol menahan amarah.

"ARDAN!!"

ARDAN MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang