OVA 1 Part 2 : Utusan Dewa Matahari

271 28 5
                                    

Di Hutan Suci.

Rombongan sekitar 17 orang termasuk pemandu, berjalan di jalan setapak hutan yang lumayan terjal. Beberapa kali ada saja yang terperosok karena tidak terbiasa dengan medan, kebanyakan adalah tim jepang yang malah menjadi beban.

Menurut Ellyn yang merupakan pemandu mereka, setidaknya perlu 2 jam mencapai tujuan mereka. Namun karena banyaknya kendala, mungkin akan memakan waktu sekitar 3 jam paling cepat.

.....

3 jam kemudian.

Setelah perjalanan yang penuh drama, akhirnya kelompok tersebut mencapai tujuan merka. Saat mereka melihat tujuan mereka, semua orang mendadak terdiam tidak percaya dengana apa yang mereka lihat.

Ya, yang mereka lihat adalah sebuah dome menyerupai hangar yang terbuat daru beton yang sudah berlumut dan tidak terawat. Bahkan ada beberapa benda yang menunjukan bahwa peradaban dari bangunan itu dikategorikan modern, seperti ada beberapa kontainer baja yang terpendam dan barang - barang lainnya seperti pecahan kotak kontainer, kain dan pipa yang berkarat.

Selain puing - puing, ada juga bekas bangunan lain yang sepertinya "membentengi". Beberapa orang menemukan adanya lubang tembak, yang berarti ini menandakan suatu bangunan yang khas.

"I- Ini...... Bukankah ini Markas militer?." Dr. sastro jongkok di sebuah pintu palka yang berkarat di bawahnya.

"Aku juga berpikir seperti itu, lihat itu! Harusnya itu landasan pacu." Eina mendatangi Dr. Sastro dan menunjuk ke sisi barat situs, dimana ditemukan bekas runway tanah. Itu dapat dilihat bahwa kontur tanahnya berbeda dengan kontur tanah di sekitarnya, itu lebih padat dan keras.

"... Kamu benar, namun milik siapa-." Dr. Sastro terdiam sesaat, dia lalu bertanya - tanya milik siapa ini. Namun sayang itu diinterupsi dengan teriakan dari salah satu tim Majapahit.

"Dr. Sastro! Pak, saya menemukan sesuatu!." Serunya yang menarik perhatian peneliti lainnya.

Lalu seluruh tim berbondong - bondong menuju ke arah sumber suara. Sesampainya mereka disana, dia melihat Mahasiswa Majapahit tersebut baru saja mengeluarkan sebuah folder kuno dari sebuah koper hitam. Dia menggunakan sarung tangan dan membukanya hati - hati.

"Apa itu? Folder? Atau laporan?." Tanya salah seorang Mahasiswa Jepang penasaran.

"Sejenis jurnal perlengkapan mungkin? Ini tertera beberapa jenis- Tunggu! Bukankah ini daftar senjata kita saat masa perang dunia kedua?!." Jawab Mahasiswa Majapahit yang memegang berkas tersebut, dia membuka perlahan dan membaca tulisan yang tertera disana.

Dia mengenali salah satu nama alutsista yang ada di dalam jurnal tersebut, itu bertuliskan G-11 Banaspati. Yang merupakan pesawat tempur turboprop tercepat buatan Majapahit di masa lampau, dia juga pernah melihat benda ini di museum dirgantara di Madura.

 Yang merupakan pesawat tempur turboprop tercepat buatan Majapahit di masa lampau, dia juga pernah melihat benda ini di museum dirgantara di Madura

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

(Foto G-11 Banaspati)

"Apa? Bagaimana mungkin??." Seru semua yang hadir disana. Lalu setiap kepala memandang ke bangunan hangar beton yang tertutup tersebut.

Summoned Majapahit Empire to Another WorldOnde as histórias ganham vida. Descobre agora