Mengerti?

2.1K 258 5
                                    

Sasuke melangkah lebih cepat ketika matanya tak sengaja menangkap gadis berambut pink yang masih asik menyantap makan siangnya. Belakangan ini ia memang jarang bertemu dengan Sakura karena banyaknya tugas kampus yang harus diselesaikan begitu juga pekerjaannya di kantor.

"Kau lebih dulu makan siang?" Tanya Sasuke tiba-tiba begitu berada di hadapan Sakura.

Sakura tak langsung menjawab, lantas mengunyah makanannya hingga tertelan. Meski tatapan yang ditujukan pada Sasuke datar ia berusaha untuk tidak memutar bola matanya bosan.

"Aku lapar" ujarnya singkat, cukup memberikan denyutan di dada Sasuke.

Lelaki itu tidak berpikir panjang tentang masalah mereka kemarin hingga tak menyadari Sakura bukanlah gadis manis yang penurut. Gadis itu keras kepala ya persis dirinya, dan yang membuatnya semakin keras kepala adalah dirinya sendiri. Tahun pertama mereka menjalin hubungan ia pikir Sakura tak sekeras kepala ini gadisnya cukup penurut dan mudah diatur.

"Kau tak mengabariku jika makan disini?" Sasuke mencoba mengabaikan rasa kesalnya dan memilih berbasa-basi pada kekasihnya yang sibuk dengan makanannya.

"Kau juga tak pernah mengabariku dimana kau berada, jadi untuk apa mengabarimu?" Ucap Sakura nyaris berteriak, ia masih sadar dimana tempatnya berada apalagi ada beberapa pasang mata mengarah pada mereka.

"Oke baiklah"

"Hn" gumam gadis itu seadanya, ada rasa sesak di dadanya yang entah mengapa sulit untuk diutarakan. Tidak seharusnya ia membentak Sasuke tapi emosinya datang tiba-tiba.

"Kau marah padaku karena beberapa hari aku tak sempat mengabarimu?"

Mendorong makanannya yang telah tandas, lalu meminum jus melon tersebut dengan sekali tegak. "Jangan bahas lagi, aku benar-benar lelah jika harus memakai emosi, hari ini tugasku banyak"

"Ya sudah"

What?

Sakura menghembuskan napasnya kasar, bukan. Bukan tanggapan seperti itu yang ia inginkan dari Sasuke. Seharusnya lelaki itu berusaha mencari sederet kalimat untuk membuat suasana hatinya kian membaik setelah beberapa hari dilantarkan begitu saja.

"Responmu seperti itu? Kau waras Sasuke, mengabaikanku berhari-hari lalu tanpa dosanya datang hanya dengan membawa dua kata "ya sudah" "

"Jangan memancing emosiku, kau sendiri yang mengatakan untuk tidak membuatmu memakai emosi hari ini" Sasuke kian menekan setiap katanya, suasana hatinya semakin memburuk karena banyaknya permasalahan yang terus bermunculan di kepala.

"Untuk apa kau emosi? Kau sendiri yang membuat masalah lalu sekarang berkata seolah aku yang memulainya" Ujar Sakura kesal, tak lagi pusing dengan tatapan seisi kantin. "Aku tak membutuhkan dua kata menyebalkan itu dari mulutmu setelah dilantarkan, ku pikir kau cukup bijak untuk membuat masalah ini tak lagi membesar"

"Lalu aku harus apa?"

Sakura memukul meja tersebut, hari ini tak seharusnya ia memakai emosi tapi Sasuke benar-benar memancing emosinya hingga keluar. "Kau bertanya padaku disaat kau sendiri yang membuatku seperti ini, pikir sendiri apa yang harus kau lakukan aku lelah dengan segala alasanmu" dia melangkah pergi begitu saja dengan emosi membara-bara.

Keluar dari pintu masuk kantin ia menghapus air mata dengan kasar, sempat menoleh pada Sasuke yang hanya duduk diam di tempat. "Ck bahkan dia tak mengejarku"

.

.

.

.

.

"Kau putus dengan Sasuke?" Sakura nyaris menyemburkan jus melonnya ketika pertanyaan Ino memasuki indra pendengaranya. Saat ini mereka berdua berada di cafe yang sering mereka kunjungi, hari libur yang terasa membosankan membuat Sakura menerima ajakan Ino untuk sekedar berbincang-bincang di cafe tersebut.

Kumpulan Oneshoot SasuSakuWhere stories live. Discover now