43. The Sweet Man, My Husband (18+)

5.6K 456 5
                                    

Tarik keluar dan masuk lagi, Begitu seterusnya yang dilakukan Derall kepada Raden. Gara-gara gigi istri kejamnya, Pundaknya kini berdarah yang kini agak mengering setelah dilap menggunakan tisu.

"Ah!" Penisnya menyemburkan cairan kental di dalam tubuh Raden. Kemaluan Raden juga mengeluarkan mani, Atau jelasnya terpaksa keluar dari sana. Entah sudah berapa kali dia ataupun Raden keluar, Derall tidak tau, Yang pasti banyak.

Si pelaku pengigit yang tak lain Raden tengah menangis meminta berhenti di bawahnya. Derall acuh, "You still want to divorce with me?" Tanyanya kembali.

Raden menggeleng ribut, "Hiks... U-udah gak lagi hennnng... Berenti Der..." Pintanya sesenggukan.

Hela nafas, Derall merengkuh Raden sayang, "Shhh... I'm sorry, Lo sih pake minta cerai, Gue kan ngamuk" Gerutunya sembari mengecup-ngecup bahu dan pucuk kepala istrinya.

"Yang hiks! Dibawah berenti juga!"

"Iya-iya gue berenti" Jawab Derall. Setelah gerakannya berhenti, Cairan putih kental mengalir melewati celah-celah lubang Raden yang mana luka di sekitar cincin berkerutnya kembali perih.

"Sakit Der..." Lirihnya.

"Gue cabut?"

"Gak usah Der"

Derall berdecak kecil mendengar panggilan 'Der' yang keluar dari mulut Raden, "Panggil gue mas" Pintanya.

"Ogah, Lo kan tua beberapa detik doang dari gue" Tolak Raden langsung.

Wajah tampannya cemberut karena jawaban sang istri, "Kita kan udah nikah jadi nurut kata suami, Ntar kualat dikutuk jadi batu kayak ceritanya Malin Kundang"

Raden tergelak kecil, "Dia kan durhaka sama emaknya" Hampir saja dia memukul bahu Derall bila tak melihat bekas gigitannya di sana. Ia mengelusnya hati-hati, "Sakit? Gue minta maaf Der"

Si suami tersenyum teduh, "Gak apa-apa, Tapi sebagai gantinya Lo harus panggil gue Mas mulai sekarang"

Bibi Raden maju kesal, "Kita cuma tua detik Der!"

"Ya tapi tetep aja gue itu lebih tua daripada Lo" Bantah Derall tidak peduli.

Mendengus, "Mas Derall, Udah kan!" Lalu memalingkan mukanya guna mencium pipi sang suami.

Tersenyum manis hingga matanya nyaris terpejam, Derall balas mencium bibir Raden singkat, "Thanks... Babi"

Raden memandang pria diatasnya dengan ekspresi jelek, "Dari kemarin-kemarin gue tahan buat gak marah gegara Lo terus-terusan manggil gue Babi!" Lantas menjewer kedua telinga Derall.

"Adedeh! Sa-sakit! Terus Lo mau dipanggil apa?" Tanya Derall seraya meringis.

"Panggil sayang, Bebeb, sweet, honey atau apaan gitu!" Omel Raden gemas.

"Tapi kan Lo sendiri yang minta dipanggil gitu pas di WC!" Bantah Derall.

"Buruan panggil gue selain Babi pokoknya!" Desak sang istri semakin mengeratkan jemarinya di kedua daun telinga Derall.

Diantara kesakitanya pria itu lantas memutar otaknya. Seketika dia menjentikkan jari, "Ah! Gue tau!"

"Apaan?"

Ia memandang istrinya penuh cinta, Memberi kecupan manis di bibirnya sebelum menjawab, "Deden gimana? Are you love it?"

Raden bergumam, "Mmm... Deden... Bagus juga sih..." Jelasnya ragu.

Derall berdengus, "You love it or not?" Tuntutnya mendesak.

Yang Derall harapkan muncul juga, Raden mengulas senyum manisnya, "Muach! Suka! Ya... Walaupun kedengaran aneh tapi gue suka!..." Raden memberi satu kecupan singkat di bibir suaminya.

MY HUSBAND'S AN UGLY CAUCASIAN!! (Mpreg) (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora