003. AG🍃

50 8 0
                                    

AG adalah new agensi yang baru saja menetas. Agensi ini menaungi para artis yang berbakat di bidang musik. Bergabungnya para seniman berbakat yang di naungi oleh AG sangat menguntungkan dunia entertainment. AG memang hanya di khususkan untuk para pemusik, sehingga berbagai seni yang berhubungan dengan alat musik bisa saja dengan mudah di terima disini.

Tapi jangan salah, kata dengan mudah di terima tak lah 100% benar, nyatanya seleksi dalam agensi ini benar benar ketat. Dan hanya yang memiliki kemampuan diatas rata rata lah yang dapat lolos.

Para artis yang bernaung di agensi ini umumnya tinggal di rumah masing masing. Namun tidak termasuk dengan para new member. Anggota anggota baru biasanya akan tinggal di apartemen yang disediakan oleh pihak agensi, apartemen tersebut terletak tepat di belakang gedung utama AG.

Mereka akan menerima pelatihan mulai dari pengembangan keahlian bermain musik maupun tangga nada. Selain itu adab etika pun memiliki kelas nya tersendiri. Para anggota baru akan menerima pelatihan sekurang kurangnya selama  satu tahun sebelum kemudian di bebaskan, dan di biarkan memilih-- apakah ingin tetap di asrama atau tinggal di tempat pribadi masing masing.

Pimpinan utama atau dikenal dengan
Chief Executive Officer AG jarang terlihat di agensi. Bahkan sebagian besar staff dan member yang telah lama bekerja disini tak mengenali wajahnya. Dia hanya memberikan perintah kepada satu orang kepercayaannya dan kerap Satria lah yang menghandle segalanya.






Menjemput Akhir
AG🍃



Disinilah Nathan sekarang, didepan sebuah komputer berlayar tipis. Ia berdecak, jujur ia tak terlalu ahli dalam mengoprasikan benda ini. Ingat kan dia baru saja bangun dari koma selama 3 tahun-- tidak, jika di hitung dengan tahun ini, maka ini sudah masuk tahun ke empatnya.

Dulu ia ingat, bang Venus yang sangat pandai dalam dunia IT, sempat mengajari ia dan Irsyad soal komputer. Sekarang ia menyesal karena malas mendalami komputer. Tak seperti Irsyad, Nathan lebih tertarik dengan kemampuan kakek tua yang menendang pohon mangga.

Nathan mendongak, ia ingin meminta bantuan tapi urung karena melihat para staf lain sedang dalam fase sibuk sibuknya. Apa akan ada konser atau semacamnya?

Nathan memilih acuh, ia akan fokus pada pekerjaannya. Satria mengatakan untuk menunggu karena mendadak si pemuda itu mendapat panggilan telpon dari seseorang, sehingga menunda keberangkatan mereka ke suatu tempat.

Waktu berjalan sangat lambat namun ketika mendongak Nathan sudah mendapati jarum panjang jam dinding menunjuk pada pukul 1 siang. Ia menghela napas, sudah satu jam ia duduk disini. Nathan tersenyum puas kala jadwal empat orang artis yang di percayakan padanya selesai ia susun rapi. Tentu dengan sedikit bantuan dari Biru, dan juga Satria yang bersedia dua kali bolak balik demi mengecek dan memberi beberapa arahan.

Nathan membereskan dua tumpuk map berisi kertas kertas. kertas kertas yang menjelaskan rangkai kegiatan yang jika di baca membuat pusing. Untuk itulah pekerjaan pertama Nathan, menyusun rapi jadwal pribadi sebelum kemudia diserahkan ke artis, atau para menejer-- yang biasanya dimiliki oleh artis senior.

Nathan melangkah santai, menaiki lift guna mencapai lantai 3. Kala berada didepan pintu ruangan yang ia tuju, pelan Nathan ketuk pintu itu.

Terdengar sahutan pria dewasa yang mempersilahkannya untuk masuk, Nathan membuka pintu lalu melangkah mendekati meja Satria. Yang mana pemuda itu bahkan tak menatapnya, dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, Satria masih fokus dengan beberapa berkas di tangan.

Menjemput Akhir (ATA2)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora