15 - Insiden Waktu Itu

41 9 0
                                    

Selamat membaca~

***

Sesuai janji selesai kelas Tama mengantarkan Karina belanja karena permintaan gadis tersebut. Seperti pria kebanyakan menemani belanja merupakan hal yang membosankan, berbeda dengan Karina yang terlihat serius memilih barang yang telah ia incar sejak lama.

"Masih lama?"

Karina tersenyum. Ia paham jika pria disampingnya sudah mulai bosan dan lelah berdiri sejak tadi.

"Sebentar lagi. Setelah ini aku traktir kau makan, tenang saja"

Dengan sabar Tama menunggu Karina sambil bermain ponselnya. Hingga 5 menit kemudian, keluarlah Karina dari toko tempatnya belanja dan mengajak Tama mencari makan.

"Kita makan disini?"

"Boleh"

Masuklah mereka dan memesan makanan. Sesuai kesepakatan di toko tadi, makan siang hari ini Karina lah yang akan membayar makanan mereka berdua.

"Tumben mengajakku belanja, kemana temanmu?"

"Giselle sedang ada rapat BEM"

Tama mengecek ponselnya sekilas mendapati satu pesan dari Ezra yang memintanya untuk membelikan beberapa barang pesanan sang ibunda.

Melihat siapa pengirim pesan tersebut, muncul suatu pertanyaan yang sebenarnya telah ia pikirkan beberapa hari ini. Diliriknya Karina yang sibuk memeriksa barang belanjaannya dan memberanikan diri bertanya sesuatu hal kepada gadis tersebut.

"Karina, aku boleh bertanya?"

Ekspresi Karina seketika berubah menjadi penuh penasaran dengan pertanyaan apa yang akan dilontarkan oleh sahabat kecilnya itu.

"Aku tidak yakin apakah ini benar atau hanya pikiranku saja yang aneh tapi aku merasa ada sesuatu antara kau dan Kak Ezra"

"Maksudmu?"

"Kejadian malam itu lebih tepatnya saat kita makan malam dirumahku, aku merasa ada sesuatu antara kau dan kakakku. Terlebih lagi saat Kak Ezra datang kau terlihat bahagia namun ketika Kak Zeina datang kau terlihat tidak nyaman?"

Karina terdiam.

'Aku ketahuan!'

Itulah yang dirasakan Karina saat ini, tetapi sebisa mungkin gadis itu bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa antara dirinya dengan Ezra. Apalagi orang yang menanyainya adalah Tama, adik Ezra.

"Kau menyukai Kak Ezra?"

"Tidak"

"Karina, aku bisa membedakan mana orang yang sedang jatuh cinta dan tidak"

Karina menghela nafasnya pelan, mengalihkan pandangannya kearah lain. Jujur ia takut harus berkontak mata langsung dengan Tama.

"Jujur saja padaku. Kita sahabat bukan?"

'Kita memang sahabat, tapi masalahnya kau adalah adik Kak Ezra'

"Karina?"

Panggil Tama kembali. Namun yang ditanya tetap diam, enggan untuk menjawab.

"Kau menyukai Kak Ezra?"

Tama menatap Karina dalam begitupun dengan Karina yang kini membalas tatapan Tama. Dari tatapannya Karina dapat menafsirkan jika Tama mencoba meyakinkan dirinya agar gadis itu mau jujur kepadanya dan terus mengatakan bahwa ia akan menjaga rahasia.

Seperti di hipnotis olehnya, dengan perasaan ragu dan malu akhirnya Karina pun mengangguk pelan kemudian menunduk.

"Tapi kau tahu kan menyukai kakakku akan membuatmu sakit?"

hard to love ; karina - taeyong Where stories live. Discover now