LIU - kencan Pertama(4)

1 1 1
                                    

Hah sebentar, kok aku baru sadar kalau Om mesum itu memanggilku sayang. Tidak mungkin, itu untuk cewe mesum disampingnya 'kan bukan untukku?

¤¤¤

Unnaya Mikayla POV

Unna harus terlihat cantik, karena abang mengajak Unna menemui Adiba untuk membicarakan persiapan pernikahan untuk 2 hari yang akan mendatang. Apa ini begitu cepat, tidak apa ini lebih dekat untuk Unna bisa menimang bayi Unna.

Kata abang, pernikahannya tidak terlalu mewah karena untuk mempersiapkan dalam waktu yang singkat itu tidak akan selesai dengan sempurna. Intinya hanya boleh pernikahan Unna saja yang mewah, Unna tidak ingin itu berlaku untuk istri kedua suami Unna.

Belum sah Adiba menjadi istri abang, hati Unna sudah mulai merasakan cemburu. Terakhir abang yang tidak lepas memandangi Adiba, memang cantik tapi Unna lebih dan lebih dari kata cantik. Hah apa? Kalian tidak terima Unna memuji diri sendiri. Sudah sana pergi kalian dari pikiranku Unna.

Dan sekarang Unna harus bisa membuat abang tidak berpaling pada Adiba. Harus menjadi istri yang siap siaga, waspada bukan hanya dari pelakor tapi ini lebih bahaya lagi dengan berbungkuskan cap halal.

Unna hanya terus berdoa dan tidak boleh berhentu, untuk mendapatkan kekuatan saat cinta suami Unna terbagi pada wanita lain. Ini keinginan Unna, tapi kami tidak membutuhkan Adiba, melainkan hanya memanfaatkan rahimnya untuk menitipkan bayi kami. Ingat itu, menitipkan.

Jilbab Unna sebentar lagi rapi, Unna hanya perlu menambahkan riasan simple di dada kiri saja, agar terlihat sempurna dimata abang. Kenapa ini sangat sulit, ayolah mengalah saja kamu jangan mempersulit Unna.

Diwan Pranaja POV

"Unnaya sayang, sudah siap belum?" Teriakku sambil berjalan memasuki kamar dimana Unnaya berada.

Rupanya Unna sedang kesulitan didepan cermin, mata dan tangannya terfokus pada riasan untuk dipasangkan pada jilbabnya.

"Sini abang bantu," aku mengulurkan tanganku menerima riasan itu, dan memasangkannya dengan penuh kasih sayang.

"Eh Dibanya sudah abang kasih tahu belum?" Aku saling memandang, memang istri yang bisa mengingatkanku saat sedang lupa, tidak kalah dengan alarm pagi yang mengingatkan aku bahwa dunia dan seisinya harus ku kejar.

"Bentar abang telpon dulu ya," aku berjalan keluar sembari menekan handphone mencari kontak Diba.

"Assalamualaikum Diba," tidak ada balasan.

"Assalamualaikum," ulangi sekali lagi aku menyalaminya.

"Diba ngantuk, ini siapa?" Jawab Diba disebrang sana.

"Ini abang," sahutku singkat.

"Hah, yang bener? Diba mimpi gak ya, masa iyaa Om mesum nelpon sepagi ini," bisik Diba yang jelas terdengar.

"Hehee, Diba bangun dong. Om mesum mau ngajak ketemuan nih, dandan yang cantik ya, nanti abang share location nya," aku menutup telponku, karena Unnaya sudah tepat di hadapanku. Sambil ku ingat bagaimana Adiba memanggilku dengan Om mesum.

Unnaya sengaja aku ajak, agar dia tidak merasa posisinya tergantikan. Aku tahu betul, Unna selalu merasa cemburu ketika aku bersama Adiba.

Love is UntlittedWhere stories live. Discover now