BAB 5 : Adik Hyunjin

104 23 1
                                    

(n). little kiss scane

Pagi ini Hyunjin terbangun cukup awal, biasanya ia ingin bangun lebih siang untuk menghindari sarapan bersama adik dan ayahnya. Setelah ia bersiap, ia segera keluar dari kamarnya dan suara sang ayah mengintrupeksinya.

"Sarapan dulu, Hyun."

Hyunjin mengangguk kemudian berjalan lesu ke arah meja makan. Ia mengambil beberapa lembar roti tawar dan meletakan pada piringnya. Ia oleskan selai pada rotinya dan mulai melahapnya.

"Kemarin ada ulangan harian katanya, kan?"

Hyunjin yang  tengah menggigit roti itu terhenti, sontak ia mengangkat wajahnya dan menatap sang ayah.

"Papa tau dari mana?"

"Dari adikmu, gimana nilainya?"

Hyunjin melirik Hwang Jeongin yang masih asik melahap sarapannya. Kemudian ia menghela nafas.

"Empat puluh lima, pa."

Tuan Hwang menghela nafas gusar, ia mengusap wajahnya kasar.

"Gak bisa sekali aja kamu dapet nilai bagus?"

"Hyunjin udah berusaha, pa.."

Jeongin menggelengkan kepalanya, "udahlah, pa. Kapasitas otak kak Hyunjin tuh gak banyak, mau gimana pun kalo udah bodoh ya bodoh aja." Ejek Jeongin dengan ekspresi remehnya.

Hyunjin melirik Tuan Hwang yang nampak setuju dengan ucapan Jeongin, ia bangkit dari duduknya.

"Aku pamit."

Setelah itu Hyunjin keluar dari rumah megah itu, ia mengendarai motor yang biasa ia gunakan ke sekolah.

Hyunjin tidak bisa bohong jika bibirnya mulai bergetar, matanya berkaca-kaca dan ia berhadap untuk melupakan kejadian pagi ini.

Ia menepikan motornya di halte dekat sekolah, ternyata sekolah masih sepi karena masih terlalu pagi. Hyunjin melepaskan helmnya, dan langsung menghapus jejak-jejak air mata yang sempat jatuh.

"Ngapain ya gue berangkat sepagi ini," gumamnya sembari memandangi gerbang sekolah.

"Loh, kak Hyunjin, ya?"

"Leonna?"

***

Jeongin mendudukan dirinya di bangku barisan paling belakang kelasnya. Jika kebanyakan siswa pintar menginginkan duduk di depan, Jeongin lebih memilih duduk menyendiri di bangku belakang, bahkan ia tidak mempunyai teman sebangku.

Bukan tanpa alasan, Jeongin orang yang kaku dalam bergaul, ia selalu tanpa ekspresi. Ekspresi Jeongin akan terlihat ketika bersama sang guru, tepatnya saat mendapat pujian soal kepintarannya.

Jeongin mulai membuka buku pelajaran dan membaca dengan santai, sampai seseorang dengan seragam sepertinya datang mengalihkan atensi Jeongin dari rentetan kalimat itu.

Jeongin menoleh, dan sangat jelas ia terkejut melihat orang yang ada di sampingnya.

"Kak Leonna?"

Kim Leonna terkekeh, "yeah i'm back."

Leonna mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Jeongin, "kenapa kamu makin datar? Kakak pengen lihat ekspresi gemas kamu kaya dulu."

Jeongin menggeser tubuhnya menjadi menghadap Leonna, ia langsung menarik Leonna ke dalam pelukan. Dengan senang hati Leonna membalas pelukan tersebut.

Friendly [Hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang