Chapter 33

5.5K 224 23
                                    

“Bagaimana bagaimana?”

Sambil menggandeng Taehyung, dengan rempongnya Jungkook menyeruak ke hadapan Seokjin dan Namjoon yang sedang menonton televisi. Lagi-lagi itu orang tidak ketahuan datangnya.

“Apanya yang bagaimana, Kook?” tanya Namjoon santai seperti di pantai, kemunculan besannya yang tiga belas empat belas dengan jelangkung itu sudah biasa baginya.

“Yeonjun ada di sini?”

“Kau tidak lihat mobilnya ada di depan, huh?”

“Seokjin Hyung, please deh! Itu mulut atau pipa rucika? Nyambung saja bisanya. Padahal aku nanyanya sama Namjoon Hyung lho! Kau itu tidak diajak! Hellaaaw~”

Astaga!

Memang dasarnya mereka ini titisan Hulk dan Thanos. Bersenjatakan remot televisi yang sudah di-lakban, Seokjin langsung cengkat dari posisi selonjoran ala-ala putri duyungnya. Nafsu ingin menggetok Jungkook hingga amnesia.

Jungkook juga sudah menyingsingkan lengan bajunya. Ia sudah standby menghadang, namun semuanya ambyar karena keburu ditahan oleh sang pawang.

“Mamah, ini di rumah orang. Jangan mereog, malu!”

“Bakul nasi uduk itu yang mulai duluan, Papah!”

“HAHAHAHAHAHAHA.. OOPS!!!”

Namjoon langsung membekap mulutnya setelah khilaf tertawa sekaligus mengucapkan dialog legendaris iklan duta sampo lain barusan. Alhasil kini sasaran Seokjin auto berpindah padanya.

Ceklek!

Beruntungnya Yeonjun keburu muncul dari balik pintu kamar Soobin.

Yeonsoo berada di gendongannya, kesepuluh jemari gemuknya nampak memegang mainan bola kenyal berbentuk ikan buntal berwarna pink yang kelap-kelip jika ditekan.

“Mah? Pah? Boleh aku menitip Yeonsoo sebentar?” tanyanya agak sungkan. “A-aku perlu bicara dengan Soobin.”

Krik! Krik! Krik! Krik!

Dua pasang kakek-nenek yang kelakuannya ajaib itu saling tatap dulu, hingga akhirnya Taehyung maju untuk menyambut cucunya tersebut.

“Sini sama Papah.”

“Iya. Yeonsoo main sama Oma dan Opa dulu ya, Sayang?”

Bayi bulat itu dioper bersama sekantong mainannya. Setelah mengucapkan terima kasih Yeonjun berbalik menuju kamar Soobin, tapi kemudian Taehyung memanggilnya kembali.

“Nak?”

“Iya, Pah?”

“Jangan emosi. Jangan berbicara menggunakan nada tinggi kepada istrimu, mengalahlah untuknya.”

“Aku mengerti.”



















































.

.

.

“Soobin, bisa tidak kalau ada masalah itu jangan sedikit-sedikit pulang ke rumah orangtua? Malu, Sayang! Kita bisa menyelesaikannya di rumah!”

Nah, kan? Belum ada lima menit dinasehati Taehyung, Yeonjun sudah sukses membuat Soobin semakin tak nyaman dengan ocehannya.

“Jadi kau datang ke sini hanya untuk menyalahkanku? Begitu?”

“Aku hanya malu, Sayang. Urusan rumah tangga kita tak seharusnya orang lain tahu!”

“Terus kau pikir aku akan tetap berdiam di rumah dan rela-rela saja menjadi sasaran kemarahanmu yang tak jelas itu?! Yeonsoo menangis kalap karena kau!”

Oops! || YeonBin [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora