Recovery

291 24 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






"pagi Bu Wina".
Sapa Shakila saat Bu Wina sudah membukakan pintu rumahnya.

"Pagi Shakila. Kamu pagi-pagi begini sudah datang saja".
Bu Wina mempersilahkan Shakila untuk masuk ke dalam rumah.

"Tadi sekalian Bu nebeng sama kakak saya. Oh iya bu, ini saya bawakan roti dan buah untuk Naren".
Shakila menyerahkan sebungkus kantong kresek yang segera Wina terima. Wanita itu segera mengucapkan terimakasih pada Shakila. Wina segera meletakkan roti dan buah itu di atas meja.

"Ibu tinggal ngga papa? Hari ini pesanan katering masih banyak. Tadi Narendra setelah minum obat tidur lagi. Jadi ibu belum bisa ninggalin dia".

"Ngga masalah kok bu. Mungkin siang nanti Shakila ada beberapa keperluan".
Jawab Shakila mengenai agenda yang harus dia lakukan siang ini.

"Okee kalo gitu ibu tinggal yaa. Nanti siang ibu pulang buat gantiin kamu".
Shakila mengangguk mengerti. Dia mengantarkan Bu Wina hingga ke depan pintu rumah. Setelah memastikan wanita itu pergi dengan sepeda motor yang dikenakan, Shakila menutup pintu rumah.

Dia berjalan ke arah dapur. Di sana ada sayur sop dan ikan goreng yang mungkin disiapkan untuk Narendra makan.

Shakila mengambil buah jeruk dan apel yang dia bawa. Tidak lupa buah anggur yang ada di dalam kantong kresek itu. Dia mencuci semua buah itu. Setelah bersih, Shakila mengambil satu buah apel untuk dia kupas.

Rasanya sangat tenang di rumah seperti ini. Tidak ada Sadam yang mengganggunya. Setelah selesai mengupas Apel itu, Shakila segera memotongnya menjadi beberapa bagian.

"Mbak".

"Aww"
Panggilan tiba-tiba mengangetkan Shakila. Tangannya tanpa sengaja teriris pisau. Dia segera mengibas ngibaskan tangannya.

"Mbak ngga papa?"
Naren yang melihat itu segera mendekat. Dia meraih tangan Shakila dan tanpa pikir panjang segera meletakkan jari yang tergores itu ke dalam mulutnya.

Shakila terkejut begitu pula Naren. Setelahnya Naren segera melepaskan tangan Shakila. Keduanya terdiam.

"Saya minta maaf mbak".
Naren yang terlihat panik sangat lucu dimata Shakila. Apalagi penampilan bangun tidur cowok itu membuat pesona yang ada pada diri Naren semakin terlihat. Dengan rambut berantakan, mata sayu, bibir sedikit pucat, baju berwarna hitam tanpa lengan dan celana pendek berwarna senada itu membuat Shakila sedikit terpesona.

Shakila segera menormalkan dirinya kembali. Bahkan dia tidak sadar saat Naren menarik tangannya untuk di bawa ke ruang tengah. Naren mendudukkan Shakila di salah satu sofa. Setelah itu, cowok berumur 18 tahun itu terlihat sibuk mencari sesuatu di dalam lemari.

Kotak p3k. Ternyata cowok itu mencari benda pertolongan pertama. Batin Shakila.

"Sekali lagi saya minta maaf mbak".
Dengan tangan kirinya, Naren membuka kotak p3k itu. Dia mengambil salah satu plester dan segera membukanya dengan cara menggigit bagian ujungnya menggunakan giginya.

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now