Sagar's Ex Girlfriend

147 32 3
                                    

Memiliki memori yang kuat adalah satu keunggulan dari Lara sekaligus sebagai kelemahannya. Dia bisa mengingat banyak hal yang beberapa membantunya  tapi kadang ingatannya itu membuatnya tak mampu melupakan hal-hal buruk di masa lalu.

Memang ingatan itu tak langsung muncul begitu saja, biasanya ada pemicu yang membuat otak pintarnya mengingat satu peristiwa di masa lalu. Dan, hari ini Lara bertemu dengan pemicu itu.

Prameswari atau kebanyakan mengenalnya sebagai Rara sekaligus teman kuliah dan mantan pacar Sagar. Jika saja Lara melihatnya tiga detik yang lalu mungkin gadis itu akan langsung berlari keluar dari area supermarket. Namun, mata Rara sudah mendapati nya dan jika Lara kabur ada dua kemungkinan. Pertama Rara akan berlari mengejarnya atau yang kedua gadis itu akan berteriak untuk mengambil perhatian Lara atau mungkin orang-oeang di supermarket lainnya,

"Hei, long time not see Lara. Apa kabar?" Percayalah bahwa pertanyaan apa kabar yang terkesan ramah terdengar seperti pertanyaan malaikat maut.

"Baik, lo sendiri apa kabar?" Lara akan mencoba untuk berbasa-basi sebagaimana yang sering dilakukan oleh manusia lain pada umumnya.

"Lumayan baik, seenggaknya gue nggak makan hati tiap hari mikirin cowok gue." Lara tertawa kering menyadari bahwa itu ditujukan untuk Sagar.

"Good for you." Lara tulus mengatakan itu sekalipun dulu Rara pernah melabraknya hingga akhirnya membuat Lara menjauh dari Sagar meskipun hanya sebentar karena begitu Sagar mengetahui alasannya dia langsung memutuskan Rara.

"Iya, lo sendiri masih temenan sama Sagar? Atau kalian udah—" 

"Masih, walaupun dia ngeselin tapi dia masih masuk klasifikasi temen gue." Lara selalu saja mendapat pertanyaan tentang hubungannya dengan Sagar apakah mereka masih berteman seolah-olah pertemanan mereka tak akan bertahan lama.

"Oh ya? Gue pikir dia bakal jadi cowok lo. Lo tau kan antara cowok dan cewek itu nggak ada yang namanya persahabatan." Lara hanya tersenyum mendengarnya. Ini bukan kali pertama dia mendengar hal itu bahkan Biru juga sering mengatakannya ketika meminta Lara menjaga jarak dengan Sagar.

"Ada, gue yakin cewek dan cowok bisa jadi temen."

"Iya, kalo mereka nggak mengakui perasaannya. Atau kalo bisa dibilang jadi pengecut." Lara tahu kemana arah pembicaraan Rara dan Lara menyadari bahwa sekarang Rara sedang melampiaskan kekesalannya pada Sagar melalui dia.

"Gue tau kemana arah omongan lo, tapi itu nggak bener. Sagar bukan pengecut." Kali ini Rara yang tertawa.

"Lo tau Sagar suka lo kan?"

"Lo masih salah paham Ra. Seperti yang gue bilang dulu Sagar nggak mungkin suka sama gue." Lara tak tahu mengapa dia harus terus menjelaskan ini pada orang-orang. Kenapa mereka tak bisa mengerti bahwa persahabatan antara lelaki dan perempuan itu mungkin.

"Cowok itu makhluk perhitungan dan pake logika, tapi kalo dia jatuh cinta dia nggak pake logika itu dan cowok yang pake logika nggak akan ninggalin kelas disaat dosen lagi ngejelasin cuma karena ada yang ngabarin kalo sahabatnya butuh tumpangan."

"Itu karena dia loyal sama pertemanan kami." Rara tertawa sejenak sebelum raut wajahnya berubah.

"Gue pikir Sagar yang pengecut, ternyata lo juga." Dalam hati lara ingis sekali pergi, berdebat dengan Rara hanya akan membuat darahnya mendidih apalagi gadis di depannya ini tak pernah sekalipun berniat mempercayai Lara sekalipun Lara mengatakan kejujuran.

"Gue yakin lo udah nggak ada perasaan sama Sagar dan lo udah moving on sama kehidupan lo jadi bisa tolong leave me alone? Kalo lo mau bikin Sagar marah silahkan hadapi dia sendiri jangan libatin gue dalam dendam lo."

White LotusМесто, где живут истории. Откройте их для себя