5 - Karina's Mission

2.4K 303 2
                                    

Karina berpikir dengan jernih agar William mau membatalkan perjodohan konyol ini. Dan akhirnya ia mendapatkan ide yang bagus; membuat misi agar lelaki itu tersiksa dengan keinginan aneh Karina dan bersikap acuh kepadanya, dengan begitu pasti William akan tidak nyaman dan membatalkan perjodohan ini.

"Aku memang pintar"Monolog Karina dengan senyuman yang merekah lebar.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, bersamaan dengan itu William datang dengan membawa sebuah box khusus es kopi yang ternyata berukuran sedang itu.

Lelaki itu nampak melepaskan mantelnya, dan mengeluarkan beberapa es kopi. Ia menggigil melihat kepulan asap dingin menyeruak ke udara, apalagi diluar memang sangat dingin.

Bahkan saat membeli es kopi ini, William harus memohon terlebih dahulu karena disana sama sekali tidak menjual es kopi di musim dingin. Tapi karena lelaki itu membayar tiga kali lipat, akhirnya mereka mau membuat lima cup.

"Aku membelikan mu roti ini, masih hangat. Cocok dimakan pada saat dingin seperti ini"William memberikan paper bag berisikan roti kepada Karina, tak lupa ia membukakannya untuk sang gadis agar lebih mudah untuk dimakan. Sesudah itu, ia duduk di sofa yang tidak jauh dari ranjang Karina dan langsung meminum es kopi itu di depan sang gadis.

Sebenarnya Karina merasa tidak tega kepada William, tapi ia juga harus melakukan ini agar lelaki itu membatalkan perjodohan ini.

"Astaga dingin sekali huh. Tapi tidak apa-apa, Karina yang menginginkannya. Aku tidak boleh mengecewakan dirinya." Ucap Wiliam dalam hati, ia mulai berhenti minum setelah merasakan kepalanya berdenyut karena meminum minuman dingin tanpa henti.

Karina melihat kearah William yang sudah menghabiskan cup terakhirnya. Kedua telinga lelaki itu memerah, bisa ia dengar lelaki itu langsung pilek. Bagus, pasti William akan marah padanya setelah ini, pikir Karina.

Lelaki itu memperlihatkan kelima cup yang kosong itu kepada Karina dengan senyuman senangnya. "Aku sudah menghabiskannya hehe! Sekarang, apa yang kau inginkan lagi, princess? Ehm, asal jangan minum es kopi lagi ya?"

Karina terdiam kemudian menggeleng. Ia merasa kecewa karena William sama sekali tidak marah karena sudah menyuruhnya meminum minuman dingin di cuaca yang sangat dingin ini.

Baiklah, Karina harus berpikir lagi.












---











Benar saja, William tidak bisa tidur dengan hidung yang terus menarik lendir yang hendak keluar. Kedua tangannya sudah menggenggam hot pack untuk menghangatkan tubuhnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam, namun William masih segar terjaga.

Sedangkan Karina sudah terlelap. William memutuskan untuk berjalan mendekati sang gadis, senyuman manis merekah di bibir tipisnya. Tangan besar lelaki itu membenarkan selimut yang tidak menutupi tubuh Karina dengan baik.

"Saat tertidur pulas pun kau tetap cantik, Karin. Beruntungnya aku"Monolog William dengan bangga. Ia duduk di kursi samping ranjang Karina, kedua manik kehijauan miliknya menyorot penuh puja visual Karina.

Benar-benar ciptaan Tuhan yang sangat indah!











---












Pagi menjelang, sekarang sudah pukul sembilan. Karina yang merasa bosan pun menoleh kearah William yang masih tertidur. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk mengganggu ketenangan si lelaki.

Karina langsung turun dari ranjang dengan hati-hati, kemudian berjalan mendekat kearah William yang nampak pulas tertidur dengan posisi duduk.

Baiklah, inilah saatnya!

"Tuan Kim, bangun! Ini sangat gawat sekali huhu"Karina memasang wajahnya dengan ekspresi pura-pura panik.

Karena William tipikal orang yang mudah terbangun, ia langsung terbangun dan kaget melihat wajah panik sang gadis. Demi Tuhan ia baru tertidur selama dua jam!

William ingin marah, tapi ia tidak mampu jika itu kepada Karina. Dengan buru-buru ia langsung duduk tegak, otomatis kepalanya tiba-tiba sakit karena bangun dengan tiba-tiba.

"Aduh! Ah, ada apa, Karin? Coba katakan kepadaku dengan tenang ya?"Bisa Karina lihat William memejamkan matanya sembari menekan kecil kedua pelipis nya yang terasa sakit.

"Jepitan rambutku jatuh kebawah. Itu pemberian dari mendiang kakek ku yang sangat berharga sebelum beliau meninggal. Bisakah kau antar aku untuk mengambilnya?"Pinta Karina dengan sendu, tentu saja William menggeleng tegas mendengarnya.

Karina tidak boleh berpergian kemanapun.

"B-biar aku saja. Tunggu disini, okay? Aku akan mengambilnya untukmu"William langsung berlari keluar meskipun sedikit oleng.

Diperjalanan ia sedikit terburu-buru karena tidak ingin Karina menunggu. Namun karena ia masih setengah sadar alias mengantuk, tidak sengaja William tersandung. Akibatnya ia terjatuh dengan posisi tengkurap, dan menjadi pusat perhatian seisi rumah sakit.

Mereka menatap khawatir William yang sudah terbangun, lelaki itu merasa sakit dibagian dagu. Namun ia mengabaikan rasa sakitnya dan mulai mencari jepit rambut milik Karina yang jatuh di sekitar semak-semak.

Rasa bahagia dirasakan William saat ia menemukan jepit rambut milik Karina. Dengan segera ia langsung kembali ke lantai atas bersama senyuman yang mengembang manis di bibirnya.











---












"Aku menemukannya hehe!"

Karina terkejut melihat William yang sudah kotor dan lusuh tengah memperlihatkan jepitan rambut milik dengan senang. Karina kesal bukan main! Mengapa lelaki itu selalu saja berhasil?!

Tatapan Karina tertuju pada dagu William yang lebam, namun ia tidak peduli. Ia hanya ingin membuat William marah, itu saja!

"Sepertinya aku sudah tidak membutuhkannya karena itu sudah rusak dan kotor"Jawab Karina dengan ringan.

Tentu saja Wiliam tertegun. Astaga ia sudah capek-capek berusaha menuruti keinginan Karina untuk mengambil benda kecil ini hingga harus merelakan dagunya hingga lebam karena terjatuh.

Dan sekarang Karina mengatakan bahwa ia tidak membutuhkannya?!

"Oke, tahan, Liam. Tahan! Sepertinya Karina menguji kesabaran ku agar aku bisa membatalkan perjodohan ini. Tapi sayangnya, aku akan tetap mempertahankan perjodohan ini meskipun Karina bersikap menyebalkan, ck" Batin William berkata, ia menghela napasnya seraya menatap Karina dengan teduh.

"Baik. Lagi pula, aku bisa membelikan mu yang lebih bagus dari ini. Kalau begitu, aku harus membersihkan diri dulu"Pamit William, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi dengan tenang.

Sementara Karina yang mendapatkan respon begitu tenang dari William, tentu saja merasa heran karena lagi dan lagi lelaki itu tampak biasa saja.

"Apakah aku harus melakukan cara yang lebih gila lagi?"Monolog Karina dalam hati.

Sementara di dalam kamar mandi, William meringis saat tak sengaja menyentuh dagunya yang lebam. Namun tak lama, ia langsung mengguyur tubuhnya yang kekar dengan air hangat.

"Gadis itu ingin bermain-main denganku rupanya. Baik, akan aku terima dengan senang hati segala keinginannya"Monolog William, ia menyeringai.

Sampai kapanpun William tidak akan pernah melepaskan Karina sekalipun gadis itu yang memaksanya.


TBC? 

The Way I Love You || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang