Anak kecil yang sekarang beranjak dewasa.
Suara pekikan menggema, di dalam sunyi.
Bait demi bait selalu bersanding dalam lorong sepi.
Nasib tidak akan salah dalam menentukan pilihan.Di tengah keramain yang meracuni raga.
Pisau tajam yang di genggam erat,
Akan diluncurkan merusuk dada.
Teriakan didalam lorong sepi,
Kian menggema seolah sepi terbangunkan.Kaki menggayuh dengan cepat,
Menghindari mata tajam pisau yang mulai mendekat.
Mata pisau, seolah berbicara;
Aku akan mendarat tepat disebagian tubuh.Kaki menggayuh semakin cepat,
Bersama jarum kecil yang berputar pada arjoli.
Seolah tidak menginjak punggung bumi.
Tetapi pada akhirnya tetap berhenti.
Bersama malaikat yang turut menyaksikan di setiap ceritanya.Mata tajam pisau enggan mendarat disebagian tubuh.
Saat mulai merusukan,
Seakan mata tajam pisau memejamkan matanya.
Menolak mendarat dengan cara yang keji.Semua orang menyaksikan kepiluan.
Berusaha menghentikan gayuhan kaki,
yang berputar semakin kencang.
Isakan tangis dan hembusan napas yang semakin abnormal,
Ternyata tuhan...
Mengirimkan malaikat, untuk mengakhiri cerita pilu.Vhiant, 18 Okto 22
![](https://img.wattpad.com/cover/149971229-288-k104379.jpg)
YOU ARE READING
Goresan Tinta Hitam
PoetryIni adalah sebuah puisi dari hasil pemotretan mataku, telingaku, fikiranku, bahkan hatiku. Mereka menjadi satu untuk memulai menggoreskan sedikit pena diatas kertas putih, perlahan.. Kata demi kata hingga akhirnya menjadi sebuah kalimat bahkan menja...