Sewing Household

6 2 0
                                    

"Kau harus tahu apa yang kutemukan di Rainbow Clothes hari ini!" seru Lacrima seraya meletakkan belanjaannya di meja kecil yang ada di ruang tamu mereka.

Dengan senyuman mengembang, Lacrima mendekati Jagger yang sedang menjahit di sudut ruangan. Ia melingkarkan lengannya pada leher suaminya tersebut, kemudian mengecup kedua pipi pria itu secara bergantian sebelum melanjutkan ceritanya.

"Mereka baru saja mendatangkan katun dengan motif yang sangat indah," ujar Lacrima, "dan aku menjadi orang pertama yang diberitahu mengenai hal itu. Mereka baru akan menjualnya pekan depan, tetapi aku boleh membelinya hari ini juga jika aku mau."

"Dan kau mau," tebak Jagger.

"Tentu saja aku mau!" Lacrima melompat mundur, kemudian membongkar belanjaannya demi menemukan katun yang ia maksudkan.

Ketika Lacrima membentangkan kain kembanggaannya itu, Jagger hanya bisa tertegun, karena itu tak ubahnya sebuah kain katun biasa dengan motif bunga krisan. Tidak ada yang istimewa pada kain itu, kecuali gambarnya memang cukup indah. Namun tidak cukup indah untuk bisa meningkatkan nilai jual produk mereka secara gila-gilaan.

"Berapa harganya?" tanya Jagger.

"Empat puluh lima ribu hepha per meter," jawab Lacrima. "Cukup setimpal dengan harganya, 'kan?"

"Ya," Jagger mengakui. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Kemeja di mesin jahitnya tidak akan membereskan dirinya sendiri.

"Kenapa?" Lacrima melipat kain tadi dengan cepat, kemudian meletakkannya di atas meja, dan berjalan mendekati suaminya lagi. "Kau tidak terlihat ceria hari ini. Apakah kau sakit?" Lacrima menyentuh kening dan leher suaminya, namun ditepis oleh pria berkulit cokelat itu.

"Apa yang kau harapkan dariku?!" Jagger bangkit dari kursinya, berhadapan dengan Lacrima yang hampir setinggi dirinya. "Kau ingin aku ceria sementara kau menjebakku dengan semua omong kosong tentang jenama mode ini?! Kau bisa pergi ke luar dan bersenang-senang, sementara aku terjebak di dalam rumah ini untuk menjahit dan menjahit saja! Aku terkurung untuk memenuhi seluruh impianmu! Tidakkah kau menyadari itu?!"

"Aku tidak pernah memintamu terjebak dengan pekerjaan seperti yang kau lakukan!" Lacrima menjerit, "Aku selalu mengatakan padamu untuk bekerja ketika waktunya bekerja, dan istirahat jika kau lelah! Aku tidak pernah memberimu tenggat, dan aku selalu berusaha memperhatikan kesehatanmu! Aku tidak pernah menjebakmu!"

"Kau menjebakku!" seru Jagger. "Apa yang kita jalani ini tak ubahnya sebuah pernikahan bisnis yang hanya menguntungkanmu! Kau mendapatkan ketenaran atas suksesnya jenama modemu, padahal akulah yang menjahit semua pakaian-pakaian itu! Kau akan selalu membutuhkan penjahit, tetapi kau tidak mau membayar mahal untuk itu, sehingga kau memilih untuk menikahiku!"

"Bagaimana bisa kau berbicara sekeji itu mengenai pernikahan kita?!" Lacrima mengguncangkan bahu Jagger, yang dapat dengan mudah ia lakukan karena Jagger memang sangat kurus.

"Karena memang demikianlah yang terjadi!" Jagger mengempaskan tangan Lacrima. "Kau memanfaatkanku, Lacrima! Selama bertahun-tahun, kau menjalankan rencana licikmu dengan sangat mulus. Kau memanipulasiku dengan membuatku berpikir bahwa menjahit semua pakaian untuk jenama modemu adalah kewajibanku, karena aku berkewajiban untuk menafkahimu, dan itu adalah salah satu cara yang bisa kulakukan. Sementara kau bersenang-senang ke kota, dengan alasan membeli kain-kain baru. Tapi aku tahu bahwa, nyatanya, kau hanya ingin menghindariku setiap waktu."

"Tidak pernah, Jagger!" teriak Lacrima, "Aku tidak pernah menghindarimu! Aku pergi ke kota hanya ketika kita membutuhkan kain-kain baru! Jika aku berusaha menghindarimu, untuk apa aku bersikap mesra padamu?!"

"Kau bisa saja berpura-pura!" tuduh Jagger.

"Aku tidak berpura-pura!"

"Kau bisa saja berpura-pura mencintaiku, menutupi segalanya dengan bersikap mesra padaku, tetapi diam-diam kau menghindariku. Kau pastilah mencari cara agar sebagian besar waktumu bukanlah bersamaku."

"Jika kau menganggap aku hanya memanfaatkanmu dan tidak pernah mencintaimu," ucap Lacrima lirih, "dapatkah kau menjelaskan bagaimana bisa aku menghadapimu di atas ranjang kita?"

Jagger mengernyit.

"Ranjang kita," ulang Lacrima. "Jika aku tidak mencintaimu, coba katakan, bagaimana aku bisa bercinta denganmu?"

"Mana aku tahu!" sembur Jagger, "Itu, 'kan, urusanmu!"

"Satu-satunya alasan mengapa aku bisa bercinta denganmu adalah karena aku memang sangat mencintaimu," ungkap Lacrima. "Aku selalu mendambakan sentuhanmu pada kulitku, dan selalu merindukan dirimu berada di atas diriku. Aku selalu menyukai bagaimana cinta mampu membuat kita bersatu, hingga aku tak lagi tahu yang mana rambutku dan yang mana rambutmu. Hingga aku tak lagi tahu yang mana kulitmu dan yang mana kulitku. Hingga aku tak lagi tahu yang mana peluhku dan yang mana peluhmu."

"Manis sekali kata-katamu," dengus Jagger, "tapi aku tidak akan terjerat lagi kali ini. Kau hanya harus mengakui bahwa kau memang menikahiku untuk memanfaatkanku, dan aku akan memutuskan apa yang akan terjadi pada kita selanjutnya."

"Aku mencintaimu dan ingin kita selalu bersama-sama."

"Hentikan omong kosongmu, Lacrima. Ini semua salahku. Seharusnya aku tahu jika ada yang tidak beres begitu kau tiba-tiba datang padaku dan mengajakku menikah. Padahal kita tidak pernah memiliki hubungan apa pun, dan usia kita terpaut lima belas tahun. Salahku sendiri, karena aku menerima lamaranmu dan menikahimu sebulan setelahnya. Itu adalah keputusan paling gegabah dalam hidupku."

"Aku sangat mencintaimu, dan aku memberanikan diri untuk mengajakmu menikah karena aku melihat masa depan yang cerah bersamamu."

"Cerah bagimu, karena kau hanya memanfaatkanku. Kau manganggapku begitu menderita karena telah melajang begitu lama, 'kan? Kau menargetkanku karena aku memang sangat mudah untuk kau dapatkan. Penjahit gratisan, begitulah aku bagimu. Aku jadi seperti seorang budak bagimu."

"Berhentilah menyakitiku dengan segala tuduhan itu, Jagger," Lacrima mulai terisak. "Jika aku tidak mencintaimu, maka mustahil bagiku mengharapkan kedatangan anak dalam pernikahan kita."

"Kau memang tidak mengharapkan punya anak denganku, 'kan? Itulah sebabnya mengapa kita tidak pernah punya anak meskipun sudah menikah selama lima tahun."

"Kita akan punya." Lacrima mengusap sudut-sudut matanya. "Karena terapiku selama dua tahun terakhir ini ternyata berhasil."

"Bicaralah yang jelas!" gertak Jagger.

"Aku sering pergi ke kota karena aku menjalani terapi kesuburan," Lacrima mengakui, "agar kita bisa punya anak, karena selama ini tubuhkulah yang bermasalah." Lacrima pun tak dapat menahan air matanya. "Tapi aku berhasil!" Lacrima meraih tas tangannya, mengeluarkan sebuah benda seukuran termometer dari sana, lantas menunjukkannya pada Jagger. "Aku pergi ke klinik kesuburan lagi hari ini, dan dokter memintaku untuk melakukan tes urin menggunakan testpack. Lihat, hasilnya positif. Jagger, kita akan punya anak. Aku mencintaimu!"

Jagger menerima testpack yang disodorkan oleh sang istri padanya, dan ia kehabisan kata-kata. Ia menatap istrinya lekat-lekat. Wanita berambut pirang kemerahan itu tersenyum padanya, terlihat semakin cantik.

"Kau tidak pernah memberitahuku," kata Jagger.

"Aku takut kau meninggalkanku karena aku dinyatakan sulit memiliki keturunan," ungkap Lacrima dengan air mata masih mengalir di sela-sela senyumannya.

"Lacrima, kukira kau tidak sudi memiliki anak denganku."

"Mana mungkin? Kau adalah suamiku. Dan aku mencintaimu setengah mati."

Jagger merengkuh Lacrima ke dalam pelukannya, menyadari betapa salah tuduhannya terhadap Lacrima.

"Aku akan sangat senang jika kau mau ikut berbelanja kain denganku setelah ini," celetuk Lacrima.

"Tentu saja, aku tidak akan membiarkanmu menyetir mobil sendiri. Jangan sampai kau kelelahan." Jagger mencium bibir Lacrima dengan lembut, kemudian mengecup kening wanita itu sebelum memeluknya lagi.

"Aku merasa sangat beruntung karena Tuhan memberikanmu kepadaku," bisik Lacrima.

"Tidak, Lacrima, akulah yang beruntung. Aku sangat beruntung karena kau mau mengajariku menjahit perca-perca kasih sayang menjadi sebuah rumah tangga yang utuh."

-Tamat-

-EmerEmerson/EPL-

Sewing HouseholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang