8. Perhatian

217 35 5
                                    

Keduanya berakhir pulang ke apartemen Haechan dan itu atas permintaan lelaki itu, permintaan yang harus di turuti karna ingin di temani sang kekasih di dalam apartemen.

"Saeron sih selalu ke apart nemenin gue, jadi gak terlalu sepi apalagi kadang bangun tidur di suguhin pemandangan wajah kekasih, behhh berasa udah nikah" gurau Renjun yang membuat semua tertawa kecuali Haechan.

Kata itu kembali terulang di otaknya, matanya menatap Herin yang berjalan terlebih dahulu di depan, hingga sampai di dalam apartemen pandangan Haechan tak pernah luput dari Herin membuat gadis itu merasa sedikit tidak nyaman.

"Kenapa?"

"Gak papa"

"Kenapa mandangin aku terus?"

"Emang gak boleh?"

"Boleh.. boleh..."

"Hari ini nginap di sini ya Rin" pintanya.

"Kenapa harus nginap sih Chan... ini belum terlalu malam, aku masih bisa pulang"

Ting!

Ponsel Herin berbunyi menandakan pesan masuk, ada pesan dari Jeno.


Jeno
"Maaf Rin"


"Siapa?" kepo Haechan yang melompat ke sebelah Herin yang telah duduk di sofa.

Terkejut! lengannya refleks mendorong kuat lelaki itu hingga jatuh terlentang di sofa, tapi ada rasa sakit di pinggang Haechan ketika mengalami benturan kecil dengan tangan sofa.

"Aww!" keluhnya.

"Maaf Chan..."

Ia membantu Haechan duduk, mata lelaki itu menatap tajam pada Herin.

"Salah lagi ini gue" batinnya.

"Mana yang sakit?" tanyanya pelan.

"Semua"

"Kok semua"

"Badanku sakit semua, ke bentur tadi cuma sikit tapi sakit banget"

"Coba aku lihat"

Herin refleks menyingkap baju kaos Haechan yang membuat lelaki itu terkejut dan langsung menarik kembali bajunya yang di singkap Herin.

"Kamu ngapain?" tanyanya was was memeluk erat tubuhnya.

"Katanya badan kamu sakit, aku mau lihat, nanti ada yang lebam gimana Chan..."

Dengan pasrah ia berbalik badan dan membiarkan Herin menyingkap kaosnya, tapi tak ada memar atau semacamnya yang ia dapati, jemarinya bergerak menekan pelan punggung Haechan yang membuat lelaki itu refleks mengaduh.

"Sakit" keluhnya.

"Yang ini?" tempat yang ia tekan pada punggung lelaki itu ia pindahkan.

"Sakit juga"

"Kamu ngapain aja Chan... ini kamu kecapekan jadinya masuk angin"

"Gak ngapa ngapain kok"

Jawaban yang keluar dari mulutnya berbanding terbalik dengan hatinya, dirinya mendapatkan ini dikarnakan kemarin sibuk mengurusi ulang tahun Somi, memberikan gadis itu surprise hingga begadang sampai subuh, di tambah ia jarang memasukkan nasi atau air hangat ke tubuhnya.

"Aku buatin teh hangat mau?"

Ia menggeleng sebagai jawaban.

"Air hangat mau ya... sekalian makan nasi dulu, abis itu minum obat"

"Harus minum obat?"

"Nanti makin sakit Chan..."

"Iya..."

Denial {Haechan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang