06. kesal

2K 310 35
                                    


Ice menatap istrinya dari atas ke bawah, tangannya ia lipat di depan dada, rautnya menampakan rasa tak suka pada sang dara.

"[Name],"

"Hum?"

Sang empunya nama menjawab, matanya masih fokus pada buku yang sedang ia baca, tak berniat melirik sedikitpun pada Ice.

"Kapan selesai?"

"Apanya?"

"Dateng bulannya." Bibirnya sedikit ia manyunkan, tangannya masih setia terlipat di depan dada, tak lupa juga dengan imajinasi telinga kuc—maksudnya beruang kutub dengan ekor yang digoyangkan sebagai tanda ia merajuk.

[Name] mendelik, "kapan-kapan. Pinggangku masih encok, tau!"

Pria itu semakin memanyunkan bibirnya. Dia ikut duduk di sofa yang sama dengan sang istri, lalu memeluknya erat dari samping. Kepalanya ia gesek-gesekan pada leher istrinya, seolah dia memberi kode agar dimanja.

"Padahal aku mau manja-manja." Gumamnya.

[Name] semakin dibuat heran dengan tingkah laku Ice saat ini, ia akhirnya menaruh bukunya di atas meja lalu fokus pada suaminya yang terlihat sedang dalam kondisi buruk.

"Kamu kenapa, sih?"

[Name] sebenarnya paham, jika Ice tingkahnya seperti ini, pasti ada suatu hal buruk yang terjadi. Hari ini Ice pulang dari meeting dengan wajah seperti menahan amarah.

"Aku mau dimanja!"

"Haish, apa sih?"

Tangan [Name] terangkat mengelus surai coklat itu, sesekali, sebuah kecupan dia berikan pada sang suami.

"Aku cuma mau dimanja."

"Bohong, pasti ada sesuatu."

"Gak ada."

"Ice, aku bakal berhenti ngelus, loh."

"Ish," Ice menyembunyikan wajahnya di bahu sang istri, tangannya semakin mengeratkan pelukan mereka, membuat [Name] sedikit sesak namun tetap berusaha mencari jawaban dari Ice.

"Ayo, kenapa? Kalo ada masalah itu, cerita."

"Hnng ... aku ada masalah kantor."

"Masalah apa?"

Bukannya menjawab, Ice malah menggelengkan kepalanya. Ia malah kembali menggesekkan wajahnya di bahu sang istri.

"Kamu gak bakal paham."

"Ya walau aku ga paham, seenggaknya aku bisa dengerin gitu masalahmu apa. Dulu 'kan kita juga selalu gitu. Aku selalu dengerin curhatanmu tiap kamu ke laut."

"[Name], aku gak mau bahas masalah itu sekarang. Aku mau tidur sambil dipeluk kamu aja, gak ada penolakan, jadi gulingku."

Ice bangkit dari sofa, dia menarik lengan [Name] layaknya bocah kecil yang terbangun dari mimpi buruk dan meminta ibunya untuk menemani dirinya tidur.

"Dasar bocah."

"Aku bukan bocah!"

"Bocah. Tidur kok perlu dikelonin."

"Aku gak minta dikelonin, cuma minta peluk."

"Kayak bocah."

"BeCil."

Oke, kodenya.

[Name] hanya bisa terkekeh kecil lalu ikut bangun dari sofa, ia tak akan bisa membalas lagi jikalau Ice sudah memanggilnya dengan panggilan itu. Untung saja saat ini dia sedang kedatangan bulan.

"Oke, peluk aja?"

"... cium, boleh?"

Huh?

"Bukan, maksudku kayaak haish, Kak Hali yang modelannya begitu aja tiap malem dikasih gituan, masa aku enggak?"

Warna merah terlihat jelas di pipi Ice, tiba-tiba rasa malu datang dan menyebar ke seluruh tubuhnya. Biasanya 'kan, Ice tak pernah merasa malu dengan ucapan blak-blakan tapi benar miliknya.

"Oh, kamu pengen kayak yang lain juga?"

"Iya."

"Boleh, tapi cerita dulu masalah kantor."

"... BeCil."

"BE-BERCANDA ICE, JANGAAAN. A-AISH, JAUH-JAUH KAMU-;"? $) INGET, AKU LAGI DAPET!"

[Name] langsung lari pergi dari hadapan Ice ketika Ice menjilat ujung bibirnya dengan lidahnya sendiri, walau dia memang sedang dapat, tapi itu tak akan menutup kemungkinan jikalau Ice akan mencumbu dirinya.

Habisnya, Ice 'kan, sebenarnya rindu memanjakan [Name].

"... padahal aku cuma jilat ujung bibir???"



________

Kenapa chap kali ini pendek? Karena aku mau up 3x—/heh

Engga sie, emang aku malem ini mau keluar, jadi mau gamau up sekarang aja seadanya. Toh aku bakal update 3x juga 😔

Btw nanti kalo Gempa Ice udah selesai, yuk mampir ke pasutri ini, yang lagi merenungi segala kesalahan mereka 😔✋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Btw nanti kalo Gempa Ice udah selesai, yuk mampir ke pasutri ini, yang lagi merenungi segala kesalahan mereka 😔✋

Dari sini aja udah ketahuan, kalo Solar sering berantem sama istrinya karena Cahaya--

Tapi Cahaya tetep sayang Solar ya btw :( aku gak tega bikin Cahaya anak manis jadi durjana ke bapaknya :(((

See u besok, ya!

blue sea; b. ice [√]Where stories live. Discover now