target

84 12 0
                                    

Sefia berjalan menyusuri jembatan di tengah malam. Untung saja jembatan itu disinari lampu kecil yang melintang sepanjang jembatan. Ia pun berhenti di satu titik dan tersenyum.

“Kak Jaehyun. Aku tau kakak ngikutin aku!” Ucap Sefia berbalik dan benar saja Jaehyun keluar dari balik pohon.

“Bagaimana kamu bisa tau? Padahal aku sudah berusaha tidak menimbulkan suara sama sekali...” Puji Jaehyun kagum akan kehebatan gadis itu.

“kalau mau jadi penguntit, pastiin kakak tau juga cara menguntit yang benar. Gimana gak ketahuan kalau kak Jae pake parfum terus sembunyi di arah angin bertiup. Ya kecium lah...” mereka berdua pun tertawa pelan. Perlahan Jaehyun mendekat dengan kedua tangan dimasukkan dalam sakunya.

“Kamu bahkan hafal dengan parfumku...” pria itu mengangkat tangannya dan mengusap kepala lalu turun ke pipi Sefia. Matanya tidak berpaling menatap manik indah milik gadis dihadapannya itu.

“aku udah pernah nemenin kak Jae beberapa kali. Kalau yang ngikutin aku itu orang yang belum aku kenal, aku gak akan bisa nebak...”

“kalau Mingyu? Eunwoo?”

“Aku udah tau aroma parfum mereka. Hidungku ini canggih udah upgrade kemampuannya!” bangga Sefia sambil menoel hidungnya sendiri membuat Jaehyun gemas dan menarik pelan pipinya.

“ayo kita kembali ke penginapan. Disini sudah mulai dingin...”

“Kak Jae aja yang balik. Aku masih mau disini...” tolak Sefia sambil terus memandang ke arah pemandangan bawah bukit yang terlihat dari  tempat mereka berdiri.

“Iya sudah kalau kamu menolak...”

Jaehyun berpindah dan memeluk Sefia dari belakang membuat gadis itu kaget.

“kak Jae, gak perlu repot—“

“Aku Cuma mau memastikan kamu tetap hangat. Kalau kamu sakit, mama akan mengomel nanti...”

Suara kekehan terdengar merdu di telinga Jaehyun. Sementara Sefia mulai membayangkan sesuatu.

“Jadi kangen mama...”

“Mama yang mana?”

“semua mamaku...”

“mamamu menelfon Kun kemarin menanyakanmu...”

“Hhmmm...Kun ge udah cerita dan aku udah nelfon mama tadi...”

“Lalu?”

“Biasa... Ngomel session...”

Tawa mereka mengisi kesunyian tempat itu.

“Sefia...”

“Hhmmm...”

“boleh aku bertanya sesuatu?”

“tentu...”

“Maukah kamu menjawabnya dengan jujur?”

“Aku usahain...”

Jaehyun melepas pelukannya dan membalik tubuh Sefia menghadapnya.

“katakan dengan jujur padaku. Apa pria yang malam itu menyerangmu, adalah orang yang menyebabkan kamu diawasi oleh keluargamu sekarang?”

Sefia tidak menjawab pertanyaan Jaehyun dan pandangannya malah terarah ke tempat lain.

“Sefia, katakan dengan—“

Sefia memeluk Jaehyun dan menariknya kebawah membuat mereka berdua terjatuh dari jembatan dan berguling menuruni bukit yang memang agak terjal sampai ketika sebuah pohon membentur punggung Sefia cukup keras hingga membuatnya meringis kesakitan.

Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang