Bunda!" panggil Triplets dan Sally saat melihat Alexa berlari masuk dengan berurai air mata.
"Hello, kids! Kalian sudah pulang?" sapa Sean menghentikan langkah keempat anaknya.
Triplets dan Sally menatap datar sang Ayah, mereka peka dan sadar bahwa Sean hanya sekedar berbasa-basi untuk menghentikan langkah mereka mendekati Alexa.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Ayah? Mengapa Bunda berlari masuk dengan berurai air mata? Dan ... siapa pria yang mengejar Bunda tadi?" tanya Sammy dengan nada dingin.
"Ah ... tidak ada! Dan pria itu ... di ... dia hanya teman lama Bunda kalian, yah. Teman lama!" gugup Sean tersenyum kikuk.
"Kau yakin? Jika memang dia adalah teman lama Bunda, mengapa Bunda bisa menangis setelah bertemu dengannya?" sahut Samuel tak yakin.
"Bunda kalian menangis karena dia rindu dengan teman lamanya yang dari Indonesia, Sayang! Sudah, lebih baik sekarang kalian ganti pakaian dan bersiap untuk makan siang bersama!" seru Sean. Sean tak dapat mencari alasan lain untuk membalas semua pertanyaan anak-anaknya yang pasti pertanyaan tersebut akan memojokkan dirinya.
"Jelaskan pada kami, Ayah! Kami tahu bahwa saat ini kau tengah menyembunyikan sesuatu dan hal itu pastinya berkaitan dengan Bunda!" desak mereka membuat Sean semakin bingung untuk menjawabnya.
"Tidak ada ap .... "
"Dia bukan anakmu!" teriakan Alexa membuat Sean menghentikan ucapannya.
Mereka semua langsung berlari ke dalam melihat apa yang terjadi pada Alexa hingga ia berteriak seperti itu, sesampainya di sana, dapat mereka lihat dan dengar bahwa Arka berusaha mencari tahu tentang putranya dengan mendesak Alexa memberitahukan keberadaan anak-anak mereka.
"Kumohon ... beritahu aku di mana keberadaan putra-putraku saat ini, Alexa! Kumohon beritahu aku di mana mereka sekarang ..., " pinta Arka melirih di akhir katanya.
"Anakmu sudah tiada, Arka! Dan itu semua karena ulah adikmu!" seru Alexa.
"Anakku memang sudah tiada! Namun, masih terdapat tiga anakku yang lain di saat itu, Alexa!"
"Tidak! Anakmu hanyalah satu, dan dia telah tiada karena ulah adikmu!"
"Jangan berbohong padaku Alexa! Aku tahu mereka bertiga adalah putra-putraku dan itulah kenyataannya! Jangan mencoba untuk membohongiku!"
"Apakah salah ... jika diriku ingin tahu dan mengenal ketiga putraku ... apakah salah? Jika memang salah ... katakan padaku ... di mana letak kesalahanku? Di mana Alexa ... di mana? Aku tau kesalahanku begitu besar di masa lalu, karena obsesiku ... aku rela menghancurkan hidup kalian, tetapi ... salahkah jika aku ingin menebus kesalahanku di masa lalu dengan mengenal putra-putraku? Salahkah seorang Ayah ingin menebus kesalahannya pada putranya? Salahkah?" lirih Arka melemah dan tertunduk lesu di hadapan Alexa.
Sungguh, inilah sisi terlemah Arka. Sisi di mana ia berada dalam penyesalan serta rasa putus asa yang mendalam, Arka yakin bahwa Alexa menyembunyikan keberadaan putra-putranya karena Alexa masih sangat kecewa dan benci padanya. Arka tahu dan Arka yakin itu!
"Mengapa baru sekarang kau mencari keberadaan anak-anakmu, Arka? Di mana kau saat aku mendapatkan caci-maki khalayak ramai? Di mana hati nuranimu saat aku meminta pertanggung jawaban atas kehamilanku itu? Di mana hati nuranimu saat Safara dengan teganya mencaci maki bahkan membunuh anak kita? Di mana, kau Arka? Di mana, kau Arka?" murka Alexa dengan deru napas yang naik-turun.
"Dengan mudahnya kau mengatakan bahwa jika aku hamil, maka itu bukan urusanmu. Karena kau melakukan itu semua karena sebuah tantangan untuk mendapatkan kendaraan sport incaranmu, bukan begitu, Tuan Arka?" imbuh Alexa tertawa remeh.

YOU ARE READING
I'am Back Indonesia (END)
ChickLitAlexa Season 2 Setelah tujuh belas tahun lamanya, Alexa kembali ke Indonesia saat menghadapi masalah rumah tangganya dengan Sean. Ia kembali setelah mendengar kabar bahwa sang oma tercinta kini telah lebih dulu menghadapi sang pencipta, di saat Alex...