35. Akhir?

254 10 0
                                    

“Karena hari sudah petang, sebaiknya kalian bersiap untuk shalat maghrib dan makan malam di luar nanti.”

“Baik, Mami!”

Setelah itu, mereka semua masuk ke dalam kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam bersama di restoran terkenal. Sesudah bersiap, mereka semua berkumpul di lantai bawah menunggu para emak-emak rempong yang masih asyik dengan make up mereka masing-masing. Akhirnya setelah bertempur dengan alat-alat make up, mereka para emak-emak rempong telah siap. Namun, tatapan Alexa menelisik ke setiap penjuru ruang keluarga.

“Tunggu dulu deh, anak Bunda yang tampan nan rupawan ke mana ya?” tanya Alexa.

“Bunda ... kita ada di sini kok,” balas triplets kompak.

“Anak Bunda kurang satu, Sayang! Adik kalian Sainy ke mana? Kok gak kelihatan,”

“Eh, iya ya. Bang Sainy ke mana? Bukannya sama Abang triplets, tadi?” tukas Sally mengernyitkan dahinya.

“Owh iya ... Sainy masih di kamar Bunda, tadi dia suruh kita bertiga ke bawah duluan. Mau kita panggilin, Bunda?”

“Gak perlu, Sammy! Bunda sendiri aja yang panggil Sainy,” pungkas Alexa kemudian pergi ke kamar Sainy.

Alexa hendak mengetuk pintu kamar putranya itu, akan tetapi ia melihat pintu kamar Sainy terbuka sedikit. Dapat Alexa lihat bahwa Sainy sedang duduk di tepi kasur dengan kepala menunduk lesu dan wajah yang menyiratkan kesedihan.

Alexa langsung membuka pintu kamar dengan lebar dan buru-buru menghampiri putranya, ia khawatir akan keadaan Sainy. Ia takut terjadi sesuatu kepada putra kesayangannya itu, ia berharap semoga tidak ada seorang pun yang kembali meneror putranya seperti dulu lagi.

“Sainy, apa yang terjadi, Sayang? Mengapa kau bersedih?” tanya Alexa ikut duduk di samping putranya.

“Eh, Bunda? Kok Bunda ada di sini?”

“Bunda berniat memanggilmu untuk segera turun ke bawah, karena semuanya sudah siap dan kini mereka semua sedang menunggu dirimu untuk segera pergi makan malam. Tapi ... Bunda melihat kau bersedih barusan, ada apa, Sayang? Apakah ada masalah atau hal yang mengganggu pikiran serta hatimu? Katakan kepada Bunda!”

“Gak ada kok Bunda, ayo kita turun ke bawah sekarang! Kasihan mereka jika harus menunggu lama nantinya,” ucap Sainy kemudian bangkit dari duduknya.

Alexa yang merasa bahwa ada hal yang tak beres dengan putranya langsung menarik tangan Sainy untuk kembali duduk di sampingnya, Alexa tak akan pernah membiarkan Sainy menghindari pertanyaannya.

“Jangan membuat Bunda merasa bahwa Bunda gagal menjadi seorang ibu, Sainy. Kalau kamu ada masalah, cerita sama Bunda, Sayang ... Bunda merasa kalau Bunda telah gagal menjadi seorang ibu bagi kalian semua,” lirih Alexa menunduk dalam.

Hal itu membuat Sainy merasa sangat bersalah, ia kembali duduk di samping Alexa dan mengecup punggung tangan orang yang sangat disayangi dan dicintainya.

“Bunda ... Sainy gak bermaksud untuk membuat Bunda bersedih, nggak! Bukannya Sainy gak mau cerita, tapi Sainy hanya gak mau membebani Bunda. Itu aja Bunda,” ucap Sainy tersenyum manis.

“Kalau gitu, kamu harus cerita sama Bunda sekarang!”

Sainy menunduk dalam tanpa melepaskan genggaman tangannya, Sainy ingin mengatakannya kepada sang Bunda. Namun, ia takut perkataannya nanti menyakiti atau menyinggung hati serta perasaan Alexa.

Sainy tak ingin membuat Alexa sedih, karena sampai kapan pun ia tak akan pernah sanggup melihat air mata kesedihan mengalir di wajah cantik bundanya dan apalagi wanita itu menangis karenanya. Ia tak akan pernah sanggup!

I'am Back Indonesia (END)Where stories live. Discover now