11. MALAM DI CINA

957 102 12
                                    





Malam ini adalah malam yang sangat membahagiakan bagi Jungkook juga Seokjin. Keduanya terus berpelukan di atas ranjang hotel bintang lima seakan tak akan ada hari esok.

Dua insan yang sedang dimabuk cinta dengan sub yang tak berhenti mengoceh menceritakan ini dan itu, juga sang dom yang setia mendengarkan cerita ngalor-ngidul sang pujaan hati walaupun mata sudah separuh menutup. Lucu sekali semoga Tuhan memberkati.

Seokjin dan Jungkook masih memiliki waktu empat hari ke depan untuk menikmati kebersamaannya kali ini. Namun Jung Seok harus terbang terlebih dahulu ke Korea esok hari. Tentang mengapa Jungkook bisa pergi ke Cina padahal ia hanya rakyat biasa? Itu karena beberapa surat rekomendasi yang sengaja disiapkan oleh Jung Seok. Di Korea Utara memang sangat sulit mengurus perjalanan ke luar negeri kecuali untuk orang- orang dari kalangan terpandang. Itupun hanya ada beberapa negara tetangga yang bisa dikunjungi. Aturan negara yang begitu tidak masuk akal bukan? Tapi itu benar, kalian bisa mencari tahunya dari beberapa sumber referensi.

"Jadi sekarang bibi Ong sering sekali memarahi Ugu hyung. Mereka bilang Ugu nakal karena suka sekali mengambil wortel mentah, jadi setiap bibi Ong memasak sup, pasti tanpa ada wortel di dalamnya hahahha."

"Nakal sekali sayangnya hyung. Jangan seperti itu lagi, mengerti?" Tanggapan Seokjin masih begitu lembut di tengah kantuk yang menyerang.

Jungkook yang mengetahui jika Seokjin tengah mengantuk berat, dengan segera menggeser tubuhnya sendiri dan berpindah tempat menduduki paha Seokjin. Dikecupnya ringan pucuk hidung Seokjin, dan ditatapnya pria bak dewa Yunani itu lekat. Jungkook tersenyum, senyum polos dan manisnya mampu membuat Seokjin yang semula menahan kantuk menjadi fokus kembali.

"Hyung tidak serius mendengarkan ceritaku!" Goda Jungkook dengan berpura-pura marah.

Seokjin yang mengetahui jika Jungkook hanya berpura-pura mengambek, akhirnya memilih ikut masuk dalam permainannya. Lantas ia berpura-pura menguap.

"Hoammmm, hyung lelah sekali. Dari tadi hanya mendengarkan dongeng anak kecil ,huft..."

"Apa? Dongeng anak kecil hyung bilang?"

"Iya, karena kalau orang dewasa itu tidak berdongeng. Tapi....."

"Tapi?" Gotcha, Jungkook masuk dalam trik permainan. Seokjin diam, menyingkirkan tubuh Jungkook dari atas pahanya. Meyibak selimut yang menutupi sebagian tubuh Seokjin lalu beranjak dari tempat tidur.

"Tapi apa hyung!" Jungkook yang penasaran mulai menunjukkan ketidaksabarannya. Sementara Seokjin sedang sibuk menahan tawanya.

"Huft, tapi maaf hyung tidak bisa mengatakannya karena...."

"Karena?" Jungkook kesal, apa hyungnya ini sedang mempermainkannya? Ia beranjak dari ranjang dang menghampiri Seokjin. Ingin melihat raut wajah Seokjin saat ini, namun Seokjin selalu saja menghindar. Lantas keduanya hanya berputar-putar saja.

"Hyunggg!!!" Jungkook sudah pada puncaknya kali ini, ia berteriak karena hyungnya ini terus saja menghindarinya. Seokjin terkejut sampai tubuhnya terlonjak hampir saja terjengkang.

"Ugu! Hyung kaget hahh hahhh. Kalau hyung sampai kena serangan jantung karena teriakan kamu gimana?"

Kini giliran Seokjin yang harus pura-pura marah. Ah, pasangan yang penuh drama.

Seokjin mendudukkan dirinya di atas sofa depan tv, lalu melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah garangnya. Sedikit melirik ke arah Jungkook, didapatinya laki-laki manis itu sedang kelimpungan. Masih berdiri di tempat semula dan sibuk bermain dengan jari-jarinya. Dari depan terlihat bibirnya maju dan matanya sibuk mengerjap, mungkin ingin menghilangkan embun yang membuat penglihatannya memburam. Lucu sekali, Seokjin benar-benar tidak dapat menahannya tapi ia tak mau permainan selesai disini.

"Ugu sudah tak sayang pada hyung? Ingin hyung mati?"

Seokjin melihat Jungkook menggelengkan kepalanya pelan. "Apa? Iya? Jadi suka kalau hyung tidak ada?" Jungkook menggelengkan kepalanya kencang. Masih sangat takut untuk membuka mulutnya.

"Ya sudah hyung pergi saja. Hyung rasa sudah tidak ada gunanya hyung disini." Kini Seokjin beranjak dari sofa dan berjalan menuju pintu. Jungkook yang panik terus saja nengucapkan kata maaf tanpa berani mengangkat kepalanya. Ia begitu takut Seokjin hyungnya pergi.

"Apa? Hyung tidak dengar! Katakan dengan keras!"

"M-maaf."

"Katakan dengan keras Ugu, atau hyung pergi dari sini!"

"Maaf ! Hwaaaaaaa, ma-af Ugu hwaaaa minta maaf haaaa, ja-hwaa jangan pergi hkss."

Pecah sudah tawa Seokjin. Menggoda Jungkook hingga menangis mungkin akan menjadi favorite nya setelah ini. Kini saatnya Seokjin menenangkan Jungkook. Dipeluknya Jungkook yang sedang tersedu-sedu itu hingga tenang. Setelah dirasa cukup tenang, ia menggendongnya ke atas ranjang dan berakhir menidurkan kelinci manisnya itu. Hari ini cukup melelahkan, biarkan mereka menutup malam indah di Cina dengan beristirahat.

GENTA (END) ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang