32. KESEMPATAN KEDUA

958 100 57
                                    





Pagi menjelang siang dengan udara yang mulai dingin ini, Seokjin menyibukkan dirinya di kamar bermain yang dibuat di lantai satu, seminggu setelah baby He tinggal bersamanya.

Sesekali Seokjin teringat dengan kalimat-kalimat kasar yang terlontar dari mulutnya untuk Jungkook tadi.

"Hhh, kayaknya aku terlalu kasar gak sih sama Jungkook? Astaga Seokjin! Jungkook kan lagi sakit, emosinya pasti lagi gak stabil. Hasssss."

"Wawawawa, aaaaa hik."

"Iyakah? Ayah udah jahat ya sama appa? Terus gimana dong sayang? Ayah merasa bersalah banget sih ini."

"Yayayawayaa."

"Huft, yaudah kalau gitu kamu tidur dulu ya! Sini ayah puk-puk, tapi habis itu jangan bangun kalau ayah belum kesini mengerti? Ayah mau ngobrol dulu sama appamu."

"Uwaaa."

"Anak pintar. Sudah ayo tidur."

Bagaimana? Apa kalian iri dengan baby He yang punya ayah super tampan sedunia? Atau malah iri dengan ayah Seokjin yang mengerti bahasa baby He? 😆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagaimana? Apa kalian iri dengan baby He yang punya ayah super tampan sedunia? Atau malah iri dengan ayah Seokjin yang mengerti bahasa baby He? 😆

....

Setelah menidurkan baby He, Seokjin pergi keluar kamar dan beralih mencari Jungkook. Memeriksa ke beberapa bagian ruangan dan tak menemukan Jungkook dimanapun. Pilihan terakhir adalah kamar tamu. Mungkin setelah mendapat perintah untuk beristirahat, Jungkook memang benar-benar melakukannya.

Seokjin mengetuk pintu kamar Jungkook dan tak ada sahutan dari sang empunya. Lalu Seokjin mencoba memutar kenop pintu, tidak terkunci.

"Apa gak apa-apa ya kalau aku masuk tanpa ijin?"

Seokjin membuka pintu kamar Jungkook lebih lebar. Kini ia dapat melihat Jungkook terbaring dengan posisi kepala menoleh ke arah kiri. Entah apa yang ada di pikiran Seokjin tapi yang pasti saat ini hatinya terus saja meminta agar ia melihat keadaan Jungkook. Otaknya berpikir rasional tapi hatinya terus saja meronta. Mungkin ia benar-benar rindu Jungkooknya.

"Mungkin kalau pelan-pelan gak akan ngebangunin Ugu deh, tapi ingat cuma bentar ya Jin! Kalau sampe Ugu bangun dan liat kamu disini, bisa habis kamu!"

Akhirnya Seokjin memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Jungkook dan kini ia telah berada disisi dalam kiri ranjang. Berlutut tepat di depan wajah lelaki cantik yang sudah hampir dua tahun ini selalu berhasil memporak-porandakan isi hati dan akal sehat Seokjin. Dilihatnya paras Jungkook yang tak berubah sejak pertama bertemu. Ah, mungkin ada sedikit yang berbeda. Riasan wajah yang kini ia gunakan begitu tipis, bahkan nyaris tak terlihat tak seperti dulu saat ia selalu tampil berani.

Oh lihat juga! Ada lingkar hitam dibawah matanya. Tidak mungkin kan lingkar mata keluar sehari setelah ia kurang tidur karena baby He yang terus merengek tak ingin membiarkan appanya istirahat barang sejenak? Apa mungkin selama beberapa hari berada dirumah sakit setelah ia sadar dari komanya, Jungkook kurang tidur? Kalau begitu setelah ini Seokjin berjanji akan membujuknya lagi agar bersedia nenerima seluruh fasilitas yang akan Seokjin berikan padanya. Nafkah lahiriah, sandang, pangan, papan juga perawatan harus Jungkook peroleh dengan layak.

GENTA (END) ✅️Where stories live. Discover now