Bagian 10. Koma dan Terbangun

768 83 1
                                    

10. Koma dan Terbangun

Pada sebuah tempat yang jauh dari hembusan angin, yang lebarnya melebihi tabir surya, juga dalamnya melampaui palung samudera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada sebuah tempat yang jauh dari hembusan angin, yang lebarnya melebihi tabir surya, juga dalamnya melampaui palung samudera. Mesin waktu yang mulanya berdetak seirama dengan jantung bumi, sekian detik berdetak lebih cepat.

Jam pasir raksasa yang letaknya tak terjangkau oleh siapapun, menjadi miring hampir sejajar. Membuat partikel butiran pasir berubah menjadi kilauan, mengubah zat yang mulanya padat menjadi sebuah cairan yang menggenang. Dalam sunyi, semesta menggerakan waktu yang lain dari biasanya. Menunjukkan tentang kuasa istimewa yang diciptakan khusus untuk sejoli yang istimewa pula.

Ada banyak cerita yang harusnya terukir, juga kesalahpahaman yang harusnya terurai dengan damai tanpa perlu campur tangan sang kuasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada banyak cerita yang harusnya terukir, juga kesalahpahaman yang harusnya terurai dengan damai tanpa perlu campur tangan sang kuasa. Namun manusia memang terlalu banyak ego. Sampai akhirnya sang kuasa membuat satu pengecualian untuk beberapa manusia terpilih.

Hembusan angin menjadi tertiup pelan disekitar jam pasir raksasa, menjernihkan genangan air dan memunculkan sebuah akar juga kelopak berwarna pirang pucat yang bertebaran. Sampai tanaman rambat berbunga itu akhirnya memanjang kemudian mendongrak memecah jam pasir.

Air yang mulanya menggenang dalam tabung menjadi mengalir menyentuh keramik.

Menciptakan sebuah takdir yang berulang.
Takdir yang membebaskan pelakunya untuk menentukan nasib. Untuk melangkah ke jalur yang telah ditapaki sebelumnya, atau menjangkau jalur baru yang belum pernah dilalui sama sekali.

Sinar yang menyilaukan seolah memancar dari berbagai arah, membuat sosok lemah yang linglung menutup pandangan. Suara kecipak air samar-samar terdengar menerpa telinga; seolah ada sumber air terjun tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

" Katakan perihal apa yang membawamu kesini, manusia."

Suara datar itu terdengar. Membuat reflek kedua mata wanita itu membuka cepat, berkeliling untuk menemukan sumbernya.

" Pergilah dari sini, belum saatnya kau disini, manusia."

Suara asing tak dikenal itu kembali menggema, namun untuk kali ini sang dara sontak menjawab.

Perempuan dari Masa Depan | SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now