【 O1 】

1.2K 116 2
                                    

Pengkhianatan adalah kata yang sudah identik dengan dirinya. Pengkhianatan telah ada dalam hidupnya sejak dia terlahir ke dunia, membuatnya merubah prinsip hidupnya.

'Seseorang tak bisa dikatakan manusia jika mereka tidak memiliki hati.' Adalah prinsip yang ditanamkannya ketika kian lama dia dikhianati oleh banyaknya orang yang ditemuinya.

Dirinya kini lantang-lantung saat mendapati seseorang yang disayangnya telah mati di sebuah gubuk tua yang dulu ditinggalinya. Dipenuhi rasa kecewa juga amarah, dirinya membakar habis gubuk tersebut kemudian pergi tanpa tujuan juga arah.

Lemas juga letih dirasakannya. Tak tau apa yang akan terjadi padanya jika ia terus berjalan tanpa tujuan seperti yang dilakukannya sekarang. Mungkin dia hanya akan menunggu kematian menjemputnya.

*Bugh*

"Uh.."

Tubuhnya terjatuh ditumpukan salju putih yang dingin. Eksistensinya seakan lenyap di tengah tempat yang sedang dilanda badai salju.

Tak memiliki keinginan hidup, dirinya pasrah dengan apa yang sedang menimpanya. Tak ada adegan berjuang atau bangkit dari keadaannya, hanya membiarkan takdir yang kejam mengambil sisa hidupnya.

Tik..

Tik..

Tik..

Detik menjadi menit. Butiran-butiran salju putih mulai menjatuhi tubuh pemuda dengan gestur kecil itu.

Hilangnya kesadaran pemuda itu membuat keadaannya semakin menyedihkan. Mungkin hanya keajaiban yang dapat menyelamatkan pemuda malang tersebut.

"Bahkan dunia pun mengkhianati ku."


ˋ°•*⁀➷


"Qiqi, kamu sudah kembali mengecek suhu tubuhnya?"

"Ya, sudah Qiqi cek."

"Apa suhunya sudah lebih baik dari sebelumnya?"

"Uhm. Suhu tubuhnya sudah normal."

Suara-suara asing yang samar terdengar pada indera pendengar sang pemuda bergestur kecil yang kini terbaring di sebuah ranjang.

Setengah sadar, dirinya mulai perlahan membuka kelopak mata dengan tubuh yang terbilang masih cukup lemas keadaannya.

Secercah cahaya mulai memasuki indera penglihatannya.

"Hm, kalau begitu yang selanjutnya akan kita cek adalah.. Eh──"

Seorang gadis kecil bernama Qiqi yang semenjak tadi mendengarkan terheran-heran karena tiba-tiba suara yang didengarnya berubah menjadi suara orang terkejut.

"Dia sudah mendapat kesadarannya!" Seorang gadis mengucap dengan suara yang lantang, mungkin cukup untuk memenuhi ruangan yang sedang disinggahinya.

Melihat pemuda yang sudah berbaring cukup lama di ranjang tersebut kini telah membuka matanya, seorang gadis yang berniat melanjutkan cek hariannya terkejut.

Tak tau tindakan apa yang harus diambil, gadis itu justru mulai panik dan mulai memikirkan kejadian terburuk yang ada.

"B-b-bagaimana ini!? Baizhu-sensei sedang tidak ada di sini sekarang, lalu aku harus melakukan apa untuk orang ini!?"

Jalan bolak-balik justru dilakukannya daripada mencari solusi. Rasa panik memenuhi pikirannya.

"Ah!! bagaimana kalau orang ini sampai mati hanya karena aku membiarkannya seperti ini!?" AHHH!!!"

Berbanding terbalik dengan gadis itu, gadis kecil yang juga ada di sana cenderung diam dan tak merasakan apa pun ketika melihat pemuda tersebut telah sadar.

Gadis kecil itu hanya memperhatikannya yang sedang panik sambil jalan bolak-balik tanpa tujuan yang jelas.

Kelopak mata gadis itu kian terbuka seakan sedang melihat sosok hantu dihadapannya. Tapi yang lebih dia takutkan dari itu, pasien yang selama ini dirawatnya kini telah duduk terdiam di atas ranjangnya.

"A-anu.. sebaiknya kamu jangan langsung duduk seperti itu.."

Tak tau harus berbuat apa, gadis yang linglung itu hanya mengeluarkan kata yang ada dalam pikirannya.

"Di mana ini?"

,TRUE LOVETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon