【 O5 】

596 74 6
                                    

Sang gadis kembali ke tempat asalnya. Membuka pintu dan mengucap kata yang biasa terucap kala dirinya baru pulang dari kepergiannya.

"Aku kembali."

Baizhu yang selalu siap sedia lantas menyambut kepulangannya.

"Selamat datang kembali, (Name)." Sambut Baizhu ramah, tak lupa dengan aksen lembutnya.

"Jadi kamu tak berhasil membawanya kembali ya?"

Baizhu bertanya tatkala mendapati (Name) yang kembali seorang diri.

Yang ditanya hanya menundukkan pandangnya, mungkin tak kuasa melihat raut wajah kecewa sang dokter tersebut.

"Baizhu-sensei, sebenarnya.." Mengangkat wajahnya tiba-tiba juga berbicara dengan mantapnya.

"Aku berhasil membawa pasien kita kembali."

Senyum yang sedikit canggung menghias wajah sang gadis, menunjukkan pasien yang berhasil dibawa kembali olehnya.

Hatinya gemilang bukan kepalang. Mungkin tak terlalu ia tampakkan jika di luar.

Baizhu──sang dokter melihat pasiennya yang sempat menghilang bisa kembali, rasa syukur memenuhi kalbunya saat ini.

Tak terkecuali, (Name) maupun Baizhu, keduanya sama-sama bersyukur kala melihat kembali pemuda yang sempat mereka rawat bersama selama beberapa saat.

Baizhu menghela nafas lega saat tau yang sebenarnya. "Baiklah (Name), kalau begitu sebaiknya kamu ajak dia untuk bersih-bersih, setelah itu ajak dia makan, ya."

"Siap, Baizhu-sensei!" (Name) menjawab dengan mantap.

Mengajak pemuda itu masuk dengan penuh hangat, berusaha membuatnya nyaman tanpa merasa adanya tekanan.

Mungkin mulai dari saat ini, (Name) akan menjaga seseorang yang sama berharganya dengan sebuah berlian atau harta karun yang yang tak ternilai harganya.

Menuntun pemuda itu perlahan juga dengan cekatan. Selepas memberi arahan untuk membersihkan dirinya, (Name) meninggalkan pemuda itu sementara ia menyiapkan makanan yang akan disantapnya setelah bersih-bersih.

"(Name), kamu sudah bertanya siapa nama pemuda itu?"

Pertanyaan dari seseorang merasuk ke dalam indera pendengarannya, membuat (Name) mengubah posisi kepalanya.

"Ah, Baizhu-sensei. Soal itu.."

(Name) menggantung kalimatnya sejenak, memutar bola matanya ke arah kanan mencoba mengingat.

"Dia bilang panggil saja dia 'Scaramouche'."

"Ah jadi namanya Scaramouche."

(Name) mengangguk tanda mengiyakan. Tangannya masih fokus untuk menyiapkan makanan-makanan yang akan segara ia hidangkan.

"Oh iya Baizhu-sensei, kira-kira Qiqi ada di mana ya?"

"Qiqi? hm kalau dia sedang merenung karena tak mendapat coconut milk miliknya."

(Name) memasang senyum canggungnya seraya menghela nafas. "Huh, sama seperti biasanya, ya.."

Baizhu hanya ikut tersenyum saat itu, setelahnya ia undur diri untuk menemani sosok anak kecil yang lagi-lagi sedang kecewa karena tak mendapat sesuatu yang selalu ia inginkan.

Waktu terus berjalan, juga dengan (Name) yang sudah siap dengan makanan yang akan disajikan. Dirinya berjalan ke ruangan di mana Scaramouche berada dengan nampan penuh makanan di atasnya.

Tok Tok

(Name) mengetuk pintu dengan tangan kanannya, ingin memastikan apa Scaramouche telah selesai dengan kegiatannya.

"Scaramouche, apa kamu sudah selesai?" (Name) bertanya berharap ada suara yang menjawabnya.

Tak lama seorang pemuda terlihat setelah terbukanya pintu sebuah ruangan yang ingin (Name) tuju. "Ayo masuk."

(Name) tersenyum sesaat melihat Scaramouche membukakan pintu untuknya, dengan senang hati (Name) masuk dengan makanan yang sudah siap santap di tangannya.

"Sekarang Scaramouche harus makan dulu sebelum lanjut istirahat." (Name) berdialog setelah menaruh nampan penuh makanan di meja yang tersedia di sana.

Scaramouche menatap makanan yang baru saja (Name) bawa. "Sebenarnya kau tak perlu repot-repot menyiapkannya, aku tak butuh makan." Ucapnya.

"Kamu harus makan, Scaramouche!" (Name) melantangkan suaranya, tegas, membuat Scaramouche yang ada di sana heran juga terkejut.

"Hah? kenapa sepertinya kau memaksa?"

"Ya aku memang memaksa! itu karena kita sudah berjanji kita kan."

Scaramouche memicingkan netra. Menunjukkan Wajah khasnya jikalau melihat  orang aneh dalam pandangannya.

"Apa hal kecil ini juga masuk dalam perjanjian itu?"

"Ya! ehm.. setidaknya menurutku begitu!"

Menghembuskan nafas, merasa merepotkan apabila melanjutkan debat tak berarti baginya. "Baiklah, berikan aku makanan itu."

"Nah! seharusnya daritadi begitu."

(Name) tersenyum menunjukkan betapa bahagia dirinya karena merasa Scaramouche mulai menaruh kepercayaan padanya.

Sambil menunggu makanan dari (Name) yang telah disiapkan, tanpa sadar Scaramouche sedikit melebarkan kurvanya kala melihat gadis yang nampak sangat memperdulikannya.

End.







Bonus!!

"Kalau begitu Scaramouche, lebih baik kamu bersih-bersih terlebih dahulu sekarang." —(Name)

"Apa aku harus?" —Scaramouche

"Hm? apa sebuah boneka tidak bisa mandi sendiri? mau aku bantu?" —(Name)

"T-tidak usah! aku bisa melakukannya sendiri! sekarang kau lebih baik pergi saja dulu!" —Scaramoche

"Eh.. kenapa dia tiba-tiba mengusirku begitu.." —(Name)

cr : jared_nyts on Twitter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

cr : jared_nyts on Twitter.

scene bonus di atas terinsipirasi dari fanart ini ehehehe XD SCARAMOUCHE IS ADORABLY CUTE AHSHSHSHSHS

,TRUE LOVEWhere stories live. Discover now