43

417 46 26
                                    





👨‍💼














Disebuah ruangan atau bisa disebut kantor pribadi duduklah satu pria paruh baya dikursi kerjanya dan satu pria gemoy yang berdiri dihadapannya dengan gugup.

"Duduklah,saya meletakkan kursi untuk dibuat duduk bukan pajangan" pria itu berujar santai mempersilahkan pria muda didepannya itu.

Dia pun duduk dengan gemeteran. Sebab ini pertama kalinya dia dipanggil serta bicara secara formal begini oleh rektor yang sekaligus pemilik universitas tempatnya menimba ilmu.

Tay tawan vachirawit. Atau biasa kita kenal dengan panggilan paman tay.

Alan menggigit bibirnya dan bermain dengan kancing kemejanya untuk mengusir rasa takutnya.

"A-ada apa bapak me-memanggil saya?"

Melihat ketakutan alan,tay menghela napas dan berkata. "Tak perlu takut,santai saja" sebisa mungkin tay berbicara sesantai mungkin agar alan gak makin takut.

"B-baik,pak"

"Langsung saja pada intinya,kamu saya perintahkan menjadi petugas kesehatan"

"Hah?" Belum selesai alan terkejut,bapak tay sudah melanjutkan perkataannya.

"Dua bulan lagi kamu sudah bisa mulai menjalankan tugas tersebut. Dan tiada penolakan" titahnya tegas.

Alan bimbang. "T-tapi pak,saya masih tingkat pertama b-bahkan kemampuan saya-"

"Tak ada masalah,kamu bisa belajar dengan seniormu jika kesulitan. Lagi pula saya yakin dengan kemampuan kamu yang termasuk salah satu mahasiswa tercerdas disini" kata tay tersenyum meyakinkan.

Tapi alan yang belum yakin. Apa dia bisa melaksanakan tugas barunya ini? Apakah harus menolaknya? Ah,nggak bisa. Ini permintaan langsung dari pemilik univ dan tay bilang 'tiada penolakan' jadi percuma saja.

"Bagaimana,hm?" Tay mengangkat satu kakinya keatas paha.

"Umh,baiklah saya akan melaksanakannya dengan sebaik mungkin" ujar alan lembut.

"Bagus,tunjukkan kemampuanmu arslan sangpotirat" kata tay sembari tersenyum ramah.

Itu membuat alan makin gugup dan sekaligus seneng karena dapat dipercaya secara langsung oleh rektornya.

"Terima kasih,saya mohon undur diri"

"Silahkan"

Saat alan mau mengangkat pantatnya mau meninggalkan ruangan tersebut,tiba tiba pintu ruangan pak tay terbuka.

Tepatnya dibuka oleh seorang dekan perempuan yang ngomel ngomel sambil menjewer telinga mahasiswa.

"Aww... aww bu dalin lepasin sakit tau"

"Diem kamu! Pak tawan,lihatlah kelakuan ajaib jagoan kampus anda ini" kata bu dalin sambil jorokin mahasiswa itu agar maju kedepan.

"Oihh pelan pelan napa sih,sakit tau.."

Saat dia menoleh kedepan kedua matanya menangkap sosok yang gak asing lagi. Sosok pengisi hatinya yang dulu sempat kosong melompong kayak hati yang lagi baca.

"Ayank??"

"Kak aroon?"

Ucap keduanya bersamaan. Dan bisa ditebak,aroon langsung terjang alan dengan memeluknya. Gak lupa cium sana sini tanpa peduli dia lagi dimana.

"Kyaaaaaaaa... my baby kitty ayanknya aqoeh yang tercinta kenapa ada disini? Muach~ muach~ mmmmmuuaaacchhh~"

"K-kak jangan begini!" Alan dorong aroon sampek menjauh.

▪︎MY PERVERTED FAMILY▪︎[MEET S4] brightwin🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang