11. telat

234 51 6
                                    

_________________________________________


Beralih ke sudut pandang aki. Yang masih melihat siluet punggung Angel dan yoshida di motor yang sama. Perlahan-lahan aki terlarut dalam lamunannya.

"Aki? Kamu kenapa?"

Tanya perempuan surai merah pekat yang masih setia di samping nya. Yang sekaligus membuat aki terlepas dari lamunannya, melihat makima yang masih setia mengandeng tangannya serta menatap matanya begitu dalam.

"Ah? Nggak, gapapa kak. Yuk lanjut aja"

Bohong aki pada Makima. Makima mengangguk mengerti, dan meneruskan perjalanan mereka. Semua yang aki ucapkan adalah kebohongan. Tentu saja ia sedang tak baik baik saja, tidak tidak. Atau lebih tepatnya mereka yang tidak baik baik saja.

Melihat aki yang memasang wajah datar, Makima berusaha menghibur aki dengan cara mengajaknya berbicara. Namun mau sekeras apapun Makima berusaha menghibur aki, aki selalu menanyakan nya berulang kali di Karnakan aki yang tak focus dan mendengarkannya.

Mereka berpisah di perempatan di Karnakan jalan pulang yang berbeda rute. Mereka saling pamit, Makima memberikan senyuman manis padanya sebagai kata selamat tinggal. Namun mau seindah apapun yang Makima berikan, tak akan membuat hatinya luluh sedikitpun seperti yang dia lakukan.

Aki mengusap wajahnya kasar, mendengus kesal. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Bukankah memiliki hubungan dengan makima adalah salah satu yang ia inginkan?

Namun mengapa saat aki melakukan keinginannya ia sangat merasa bersalah Seolah olah menghianati seseorang. Hatinya tak meleleh saat berada di dekat Makima.

Iya, memang faktanya aki sangat mengagumi keindahan Makima. Namun sepertinya Makima sama dengan langit. saat mengagumi langit, kita hanya boleh memandangnya, mana boleh di sentuh.

Aki melakukan hubungan dengan Makima bukan 100% keinginannya. Ia melakukan ini untuk balas Budi pada Makima untuk beberapa waktu lalu.

Aki memang pernah berkata pada Makima.

"Kak, gue bakal lakuin apapun untuk balas Budi sama Lo!"

"Pfft-! Iya aki, nanti ya. Sekarang kamu masih kelas 10, belum waktunya buat tau"

Itu pun sudah satu tahun yang lalu aki bilang seperti itu padanya. Saat aki masih kelas 10, aki ingin sekali menjadi tegas dan di takuti untuk melindungi himeno tetangganya yang bahkan ia sudah angkat seperti saudara kandungnya.

Makima menuruti apa mau aki, ia mengajarkan aki bagaimana cara bela diri, Tegas, di siplin dan lain lain yang membuat aki bisa seperti ini sampai sekarang.

"Aki, masih Inget setahun yang lalu?"

"Inget apa kak?"

"Kamu bakal balas Budi apa saja buat saya."

"Oh? Oh gue Inget! Kenapa kak?"

"Bolehkan saya minta sesuatu untuk balas Budi kamu ke saya?"

"Boleh!"

"Saya mau kamu.."

Aki menghela nafasnya kasar, mengingat setelah PTS Makima memintanya untuk menuruti permintaan sebagai rasa balas Budi sebagai perjanjiannya satu tahun yang lalu.

Di sisi lain, aki tak ingin membuat Makima kecewa. Namun di sisi lain ia juga tak mau merasa Angel terkhianati olehnya. Campur aduk perasannya.

Aki itu, keras kepala.

Tak pikir panjang, ia langsung berlari berbalik arah setelah melihat Makima kini tak lagi terlihat di pandangannya. Ia Menuju gerbang kanan sekolah, ntah seberapa jauh itu. Aki akan tetap mencari Angel pada akhirnya.

....

Melihat aki yang sedang berlari lari di trotoar yang sepertinya menuju rute kerumah Angel, denji yang tak sengaja melintas di samping aki menghampirinya. Melihat motor yang juga menghampirinya, aki juga melakukan hal yang sama yaitu menoleh kearah denji.

"Mau kemana bang?"

Tanpa ba-bi-bu lagi, aki menaikan sepeda motor milik Denji. Aki masih terengah-engah Karna ia yang berlari cukup jauh dari biasanya, melihat ini denji menonjolkan tanda tanya di kepalanya.

"Anterin gua kerumah Angel sekarang nji"

Baru connect apa yang sedang terjadi, Denji langsung menyalakan motornya dengan kecepatan tinggi. Berjalan cepat menuju tempat Angel berada.

Tak mengeluarkan sepatah katapun, namun denji memberikan senyuman bangga nya di wajah miliknya. Namun sepertinya sekarang, aki sudah tak peduli apa kata orang.

Rasa bersalahnya pada Angel tak bisa di tahan lagi. Bohong jika aki tak merindukan sosok Angel, bohong jika aki tak cemburu, bohong semuanya adalah kebohongan belaka.

.....

Kini mereka berdua ada di depan rumah milik Angel, melihat ada empat sepatu di depan pintu Angel yang menandakan adanya dua orang di dalam rumahnya. Aki menelan ludahnya sendiri

Apakah ia sudah telat untuk menyatakan rasa bersalahnya pada Angel? Apa kah ini akhirnya? Mau apapun pilihan Angel. Aki tak akan menyalahkan Angel, semuanya adalah salah dirinya. Aki adalah seseorang yang sangat egois dan keras kepala.

Aki kini menguatkan niat dan nyalinya dulu sebelum mengetuk dan membuka pintu rumah Angel.

"Sebentar ya njel, gua liat dulu. Ada suara orang masuk gerbang Lo tadi"

Suara orang lain samar samat terdengar dari dalam rumah Angel. Membuat aki tersontak melihat pintu rumah Angel yang kini perlahan-lahan di buka.

Yang tentunya bukan Angel yang ia cari, melainkan orang lain yang kini sudah mendahuluinya.

"Lo telat brengsek."

_________________________________________

(n.) Ada yang sadar gak ada line nya shaorung dari lookism di chapter ini (⁠ب⁠_⁠ب⁠)
Btw ini di baru revisi parahnya pas udah public aku baru revisi ಠ⁠益⁠ಠ

❝𝐀𝐒𝐌𝐀𝐑𝐀𝐋𝐎𝐊𝐀❞ | 𝐀𝐤𝐢𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥.Where stories live. Discover now