part 11

38 12 2
                                    

Youngjo megantarkan Hwanwoong kembali ke cafe. Awalnya Youngjo ingin mengantar Hwanwoong pulang saja karena keadaan Hwanwoong yang kurang baik. Tapi Hwanwoong menolak dan ingin kembali ke cafe saja.
Hwanwoong masuk ke dalam cafe dan berpura-pura tak ada yang terjadi. Dia terlihat ceria seperti biasanya. Dia menyapa teman-temannya dan masuk ke dalam dapur. Tapi Jaemin melihat hal aneh pada sikap Hwanwoong setelah kembali kecafe, mereka sudah berteman cukup lama dan Jaemin bisa tahu ada sesuatu yang tak beres dengan sahabatnya itu. Jaemin masuk ke dalam dapur dan duduk di sampingnya.

"Hwanwoong kau baik-baik saja? Apa terjadi sesuatu di kantor Youngjo?"

"Aku baik-baik saja. Aku hanya mengantar makan siang pada Youngjo dan dia mengantarku pulang."

"Jangan bohong. Aku tahu sesuatu terjadi padamu. Kita sudah berteman lama, dan aku tahu ada sesuatu denganmu."

Hwanwoong terlihat ragu untuk mengatakan yang sebenarnya pada Jaemin, tapi Jaemin meyakinkan Hwanwoong jika dia akan mendengarkan masalahnya.

Hwanwoong menceritakan soal Seunghee yng datang ke kantor Youngjo dan menagih janji Youngjo padanya. Dan dia juga menjelaskan tentang perjanjian 6 bulan nya dengan Youngjo. Dia merasa kesal, bagaimana bisa mereka melakukan perjanjian dalam sebuah pernikahan yang sakral.

"Jujur aku kecewa padamu tentang perjanjian kalian. Tapi aku juga mengerti situasi kalian yang menikah karena perjodohan. Lalu apa tak ada yang bisa kalian lakukan? Kenapa kalian tak coba mempertahankan pernikahan kalian? Aku tahu sekarang kau punya perasaan pada Youngjo, dan aku juga bisa melihat dia menyukaimu juga. Jika kalian berpisah, kalian akan sama-sama terluka. Dan pikirkan juga orang tua kalian, mereka juga pasti sedih jika kalian sampai berpisah nantinya."

"Aku tahu. Tapi wanita itu lebih berhak atas Youngjo. Dia sudah menunggu Youngjo sekian lama agar bisa kembali bersama. Aku tak mau jadi perebut orang lain."

"Kenapa kau terlalu baik, harusnya kau memikirkan kebahagianmu dulu dibandingkan dengan orang lain. Kau bisa egois kali ini saja."

"Tapi kau tahu aku kan, aku bukan orang seperti itu."

"Ya, aku sangat tahu. Lalu bagaimana denganmu? Kau bahkan harus kehilangan Dongheon demi orang tuamu. Dan setelah kau merasa bahagia dengan pernikahanmu kau harus melepasnya demi orang lain."

"Mau bagaimana lagi."

"Bagaimana dengan Youngjo? Dia tak mengatakan apapun?"

"Aku tidak memintanya untuk memilih dan membuatnya bingung. Aku sudah mengatakan padanya akan mengakhiri hubungan kami dan membantu Youngjo mendapat restu orang tuanya untuk bisa bersama wanita itu."

Jaemin menatap sendu Hwanwoong dan memeluknya erat.

"Aku tak tahu kau punya masalah seperti ini. Kau ini kuat, aku yakin kau bisa melewati semua ini dengan baik. Aku juga akan mendoakan yang terbaik untukmu, dan juga kebahagianmu. Jika kau merasa tak sanggup menghadapinya sendirian dan butuh tempat bersandar, aku akan ada untukmu."

"Terima kasih Jaemin, kau memang sahabat terbaikku."

~~
Malamnya, Youngjo seperti biasa menjemput Hwanwoong untuk pulang.
Saat tiba dirumah, Youngjo bertemu orang tua Hwanwoong.

"Ibu dan ayah ada di sini?"

"Iya. Hwanwoong yang meminta kami datang."

"Kau mandi ya, kita makan malam bersama."

"Iya ibu."

Youngjo menyusul Hwanwoong kekamarnya.

"Kau sengaja meminta orang tuamu datang untuk membicarakan perceraian kita? Apa tidak terlalu cepat?"

"Bukankah lebih cepat akan lebih baik. Aku khawatir mereka mendengarnya dari orang lain, kita harus mengatakannya sendiri secepatnya. Lagipula ... kekasihmu sudah menantimu sejak lama kan, aku tak mau egois dan membiarkan dia terluka lebih lama. Aku mandi duluan."
Hwanwoong meninggalkan Youngjo yang terdiam.

"Lalu bagaimana dengan kita, bagaimana denganku. Apa kau ingin kita sama-sama terluka juga." Ucap Youngjo yang tentu saja tak terdengar oleh Hwanwoong

Sementara di kamar mandi, Hwanwoong tak bisa membendung air matanya. Jujur dia tak rela membiarkan Youngjo pergi, tapi seperti ucapannya tadi dia tak boleh egois. Hwanwoong segera menghapus air matanya, dan bersiap mandi. Dia harus tegar dan tak boleh terlihat sedih di depan Youngjo.

Usai makan malam, mereka berkumpul diruang keluarga. Di sana Hwanwoong membicarakan soal perceraiannya dengan Youngjo. Hal ini membuat para orang tua terkejut, karena Youngjo dan Hwanwoong terlihat baik-baik saja. Tapi mereka menghormati keputusan mereka, dan tetap berharap ada jalan agar keduanya tak jadi bercerai dan tetap bersama.
Hwanwoong akhirnya ikut pulang bersama orang tuanya dengan alasan ingin menenangkan pikirannya. Youngjo ingin melarang, tapi tak bisa. Dengan setengah hati dia membiarkan Hwanwoong pulang ke rumah orang tuanya.

Sesampainya dirumah, Hwanwoong meminta maaf pada orang tuanya atas keputusannya bercerai dengan Youngjo. Hwanwoong tahu betul orang tuanya pasti merasa sedih dan kecewa padanya.
Tapi untungnya mereka mengerti dengan keputusan Hwanwoong dan berharap yang terbaik untuk putra kesayangan mereka.

Hwanwoong masuk kedalam kamarnya yang sudah 6 bulan dia tinggalkan. Kamarnya terasa sepi dan dingin. Dia sudah terbiasa berbagi tempat tidur dengan Youngjo, dan mulai hari ini dia harus kembali terbiasa tidur sendiri tanpa Youngjo di sisinya. Airmata kembali turun dan tak bisa terbendung lagi, kini dia menangis.
Kini dia sadar, hatinya sudah sepenuhnya dimiliki Youngjo. Semua perlakuan manis Youngjo padanya perlahan mencuri hatinya. Dia tak pernah ingin berpisah dari Youngjo, tapi dia juga tak mau menyakiti Youngjo dan kekasihnya. Dia hanya bisa bersyukur karena bisa menghabiskan banyak kenangan indah bersama Youngjo. Kenangan yang tak akan pernah Hwanwoong lupakan selama hidupnya. Karena sampai kapanpun Youngjo akan selalu ada di hatinya.

"Youngjo, kuharapa ini keputusan terbaik. Tapi, kenapa rasanya sangat sesak. Rasanya sesak sekali."

Tak berbeda dengan Hwanwoong, keadaan Youngjo juga tak baik-baik saja. Dia mengambil bantal dan memeluknya, mencoba mencium wangi Hwanwoong yang masih tersisa disana.

Youngjo tak ingin berpisah dengan Hwanwoong, dia mencintainya. Youngjo tak bisa membayangkab hari-harinya tanpa Hwanwoong.

"Baru sebentar kau pergi aku sudah rindu saja, bagaimana jika kita benar-benar berpisah. Aku harap ada cara agar aku tak berpisah denganmu Hwanwoong."

Tbc.

Love by married RavnWoong Ver.Where stories live. Discover now