Sampai Tetes Sperma Terakhir

4.8K 68 20
                                    

Minggu pagi itu Kendra datang. Seperti sebelum-sebelumnya, Kendra mengomeliku. Kali ini video berisi pengeroyokan teman-teman sekolahnya kepadaku di lapangan basket sekolah yang menjadi alasan Kendra ngomel sambil menahan tangis.

"Ini sudah gak bisa dibiarkan, Om. Om harus berani mengambil keputusan. Om harus memilih. Menyerah dengan semakin banyak orang yang tau Om diperlakukan kayak hewan seperti sekarang ini atau pergi dengan kehidupan yang baru," kata Kendra sambil memegang kedua pipiku sementara tatap matanya lekat menatap wajahku.

Aku terhenyak, bukan saja tatap mata Kendra yang tajam dan dalam, tapi juga isi kalimat yang diucapkannya. ABG segede itu bisa ngomong sejauh itu. Lebih kaget lagi, sebelum aku sempat berkata-kata, suara Kendra sudah terdengar, "Ayo Om, sekarang ikut aku ke rumah. Kita bicara banyak di tempat yang aman."

Kaget, bingung, dan tidak tahu harus berbuat apa, aku ngikut saja ketika Kendra dengan hand phone-nya memesan taksi online. Aku dibawa Kendra ke rumahnya. Sebuah rumah yang teramat sangat besar dan mewah di sebuah kawasan elit yang sudah sangat tersohor. Di rumah mewah itu hanya ada 2 orang satpam yang berjaga di gardu di pintu gerbang rumah, dua orang pembantu perempuan, dan seorang sopir.

"Orang tuamu ke mana, Kendra?" tanyaku tak bisa menahan diri.

"Papaku lagi dinas ngurus tambangnya di Kalimantan. Mamaku lagi nengok temannya yang sakit di Singapura," jawab Kendra tanpa ekspresi.

"Saudara-saudaramu?" tanyaku lagi.

"Kakakku yang paling gede perempuan, sudah nikah dan tinggal di Belanda. Kakakku yang nomor dua laki-laki, sudah nikah juga dan tinggal di Bali," jawab Kendra datar.

Kendra kemudian memberi isyarat agar aku tidak bertanya-tanya lagi tentang keluarganya. Aku pun menyimpulkan bahwa Kendra adalah anak bungsu dengan selisih umur yang jauh dari kakaknya. Dan, Kendra sangat kesepian.

Seperti ditodong, Kendra memberiku kunci mobil. Dengan mobil Hyundai Palisade terus terang aku rada-rada gugup mengendarainya karena aku biasa menyetir mobil sejuta umat jika di rumah orang tuaku. Syukurlah aku bisa mengendalikannya hingga tiba di sebuah vila mewah di Bogor. Di vila milik orang tua Kendra itu ada sepasang suami istri yang menjaga dan merawatnya. Atas permintaan kendra pasangan suami istri itu meninggalkan vila dengan mengendarai sepeda motor. Sepertinya kedua orang itu pulang ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari vila.

Kendra lalu ngobrol banyak, terutama rencana tentang akan menjadikannya aku sebagai guru privatnya setelah pindah ke Jogja. Ya, Kendra berencana pindah ke Jogja dan tinggal di rumah orang tua Kendra di sana yang dekat dengan rumah eyangnya. Aku akan dicarikan kerja di Jogja dan kata Kendra itu sangat mudah karena papa dan mamanya pasti dapat mewujudkannya. Aku masih terbengong-bengong dengan apa yang akan dilakukan ABG itu.

Selesai ngomong yang serius-serius, Kendra segera mendekapku, melepas kaos yang kukenakan, melolosi ikat pinggangku, mencopot celana panjangku, lalu memelorotkan celana dalam yang kukenakan. Aku ditelanjangi. Lalu, dengan napas yang memburu, Kendra menciumi inci demi inci seluruh permukaan tubuhku. Seperti biasanya, Kendra begitu lama menciumi kedua ketiakku. Berganti-ganti, yang kiri dan kanan. Batang kontolku mulai bereaksi. Berlahan mulai ngaceng. Apalagi saat Kendra menyesap dan menjilati kedua puting susuku, batang kontolku jadi ngaceng maksimal.

Kurang ajarnya, Kendra malah menggodaku. Batang kontolku dipegangnya dengan tangan kanan lalu aku ditariknya menuju garasi mobil yang terletak di samping depan. Kendra memberi isyarat aman karena meskipun di tempat terbuka namun aman. Pagar vila itu sangat tinggi, pintu garasi pun lebar dan tinggi, sementara di seberang jalan di depan vila adalah pagar tanaman perdu yang menjulang tinggi tempat sebuah padang golf yang terdapat di baliknya.

Aku menurut saat Kendra memintaku menyadarkan pantat di bemper depan mobil dengan kaki kangkang. Batang kontolku yang ngaceng keras tanpa ampun langsung diisep dan dikulum mulut Kendra. Gila. Bocah ABG itu memberiku sensasi dengan mengemut batang kontolku di tempat terbuka. Tentu saja aku mengerang dan melenguh keenakan.

Kendra memintaku berganti-ganti posisi. Mulai dari berdiri kangkang, membungkuk, sampai posisi seperti anjing lagi kencing. Dan Kendra terus menghajar batang kontolku dengan mulutnya. Saat dalam posisi membungkuk sambil kedua tanganku memegangi pintu mobil sementara Kendra di bawah seraya terus mengenyot batang kontolku dengan mulutnya, aku sudah gak kuat lagi menahan semburan spermaku. Seiring lenguhanku, spermaku menyentor kencang ke dalam mulut Kendra. Kendra nyaris tersedak namun segera dapat menguasai diri kembali. Kendra menyesap dan menelan spermaku tanpa sisa.

Selama di vila, Kendra melarangku untuk mengenakan pakaian. Jadi, aku telanjang bulat sepanjang hari itu. Saat akan tidur siang, Kendra kembali menciumi seluruh bagian tubuhku. Setelah batang kontolku ngaceng keras, Kendra segera tidur tengadah di pojok tempat tidur. Aku diminta Kendra berdiri kangkang sambil membungkuk memegangi kasur di antara tubuh anak itu. Atas permintaan Kendra, aku memasukkan batang kontolku ke mulutnya. Berlahan-lahan aku menggerakkan pinggulku ke depan dan ke belakang sementara batang kontolku dalam pagutan mulut Kendra. Semakin lama gerakan pinggulku semakin cepat. Mulut Kendra terus menjepit batang kontolku dengan ketat namun lembut. Aku mengerang dan melenguh keenakan. Bersamaan dengan bergidiknya tubuhku, spermaku kembali menyembur di dalam mulut Kendra. Sama seperti sebelumnya, tak ada setetes pun yang terbuang. Kendra menelannya tanpa sisa.

Sore hari sebelum meninggalkan vila, Kendra mengajakku ke dapur bersih. Di tempat itu terdapat meja kayu yang lebar dan panjang. Kendra memintaku tidur telentang di atas meja itu. Kendra lalu merangsangku dengan menciumi ketiakku dan memilin-milin puting susuku. Batang kontolku pun ngaceng dibuatnya.

Kendra beranjak dan mengambil sebotol madu. Batang kontolku yang ngaceng keras diguyur madu. Dengan berlahan Kendra mulai menjilati dan menyesap madu yang menempel di batang kontolku, juga yang meleleh di biji pelir dan mengalir di dekat anusku. Kendra menyesap madu sambil mengenyot batang kontolku. Sensasi yang kurasakan kali ini pun berbeda. Namun pada akhirnya spermaku pun muncrat kembali. Bercampur dengan sisa-sisa cairan madu di mulut Kendra.

Kendra terus mengenyot batang kontolku dengan mulutnya yang membuatku menggelinjang dan gelenjotan. Aku terus mengejang dan mengerang. Bersamaan dengan getar tubuhku, lagi-lagi spermaku menyembur. Meskipun hanya sedikit, namun denyar kenikmatan yang ditimbulkan mampu membuatku mengerang keras, "Anjiiiiiiiiiiiiing......"

Dikebiri Teman SendiriWhere stories live. Discover now