Tentang Berita Utama

6 2 0
                                    

Kami para anak magang sudah memberikan materi mengenai perjalanan Ghinta kepada Kak Adib, selaku pemimpin dari tugas ini. Yang menulis artikel, tentu saja Kak Adib sendiri, karena di hari kemarin, Kak Adib tidak menulis apa-apa dan dia hanya melontarkan banyak pertanyaan. Kamilah yang menulis pertanyaan, serta jawaban dari narasumber untuk bahan materi. Namun, syukurlah ... dia pun ikut menulis untuk diterbitkan langsung di media cetak. Semoga Kak Adib mendapatkan revisian berulang kali dari Pak Pim, agar dia bisa tahu bagaimana rasanya jika tulisannya ditolak dan mumet untuk memperbaikinya.

Sebenarnya berita tentang Ghinta ini terbit setiap minggu, sih. Tidak seperti berita harian yang dikerjakan Kak Adib dan satu lagi senior yang bernama Nyimas. Kalau tidak salah ingat, namanya itu. Kak Nyimas ini tidak selalu berada di kantor. Dia mengerjakan segalanya di rumah, karena dia memiliki laptop dan setiap kerjaannya dikirim melalui online. Kurasa untuk gajinya pun tidak memakai uang tunai. Entahlah! Mungkin Kak Nyimas orangnya malesan, jadi dia tidak mau ribet pulang-pergi ke kantor. Jika bisa mengerjakan di rumah, mengapa harus ke kantor? Bisa saja pikirannya seperti itu, 'kan? Sebenarnya bukan hanya Kak Nyimas, sih. Ada beberapa senior yang bekerja seperti itu juga, tetapi tidak banyak yang kukenal. Aku juga berharap dapat melakukan pekerjaan di rumah seperti mereka. Andai saja punya notebook, sudah pasti saat ini aku sedang bersantai di kamar.

Sudah empat bulan menjalani magang di sini dan aku masih belum mampu membuat berita yang dapat dimuat di koran dengan tulisanku sendiri. Pekerjaan ini rasanya terasa sulit dibandingkan dengan Oka. Oka sering ditugaskan untuk membaca masukan lewat email dan juga surat yang datang ke kantor. Kadang, aku membantunya membaca juga, walaupun aku tidak suka membaca. Tidak banyak, isi di dalam surat yang mereka kirim adalah permintaan pemuatan berita di beberapa daerah. Orang yang mengirim surat pun dibilang baik, karena mereka membantu pekerjaan kami untuk mencari berita terkini. Aku pun tidak tahu, apakah mereka mendapatkan uang atau tidak, jika berita yang mereka sampaikan dimuat di koran. Seharusnya sih mendapatkan tip, ya.

Kembali ke berita mengenai Ghinta. Aku sempat diceramahi oleh Kak Adib karena menambahkan informasi tentang kebiasaan buruk Ghinta yang sering kentut sembarangan dan baunya pun tidak enak. Padahal, dalam bayanganku jika berita itu dimuat akan sangat seru dan tentu saja aku penasaran dengan komentar dari orang-orang yang mengetahuinya. Namun, Kak Adib malah bilang, "Apa-apaan ini? Kamu pikir orang lain tidak tahu bau kentut itu seperti apa? Kamu suka kentut, 'kan? Kamu juga pasti mencium bagaimana baunya, 'kan? Apakah sama dengan yang lain? Terus apa gunanya kamu tulis ini? Orang yang beli koran kita akan menyesal, karena mereka mendapatkan berita konyol dan bodoh seperti itu. Kalau kentutnya bau bunga melati atau harumnya seperti parfum, baru kamu bisa memuatnya di koran. Kalau baunya seperti ... ah! Gak ada gunanya memperpanjang hal ini."

Kak Adib benar-benar marah dan aku merasa biasa saja ketika mendapatkan serangan darinya. Malahan, aku ingin tertawa saat Kak Adib membahas bau kentutku sama seperti yang lain. Aku jadi penasaran, apakah semua baunya memang seperti itu, ya? Terlepas dari itu, Kak Adib tetap menerima materi tersebut dengan wajah yang masam. Lalu, artikel tentang Ghinta pun sudah sampai ke tangan Pak Pim untuk ditinjau ulang dan akhirnya tulisan itu pun akan segera dimuat untuk berita terbaru yang pastinya akan ada di halaman utama. Aku jadi penasaran, bagaimana kalau Pak Pim yang membaca materiku saat itu? Apa yang akan dikatakan olehnya? Ah, aku tidak ingin membayangkannya. Sudah pasti aku akan dipecat pada saat itu juga.

Setelah selesai pekerjaan itu, aku mengambil hari libur. Bukan karena dimarahi oleh Kak Adib, tetapi tugas sekolahku cukup menumpuk dan belum sempat dikerjakan. Kebetulan, aku ikut gabung dengan tugas senior di sekolahku dan aku menjadi narator. Jadi, aku harus rekaman di bengkel sekolah bersama dengan kakak senior lainnya. Pastinya, hari ini aku akan pulang sore atau bahkan malam. Padahal, hari ini adalah hari koran mingguan selesai cetak dan dikirimkan ke kantor. Berita terbaru tentang Ghinta akan disebarkan melalui koran. Aku juga tidak menyangka, karena berita tentangnya sangat cepat beredar, sekarang Ghinta sudah cukup terkenal dan aku juga mendengar kalau dia sudah diundang di beberapa stasiun radio.

Bukain Aja [N9 SUDAH TERBIT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن