.
.
tuk... tuk... tuk..
Suara kuku yang bertemu dengan meja kayu memenuhi seisi ruangan kamar Tama. Ia tidak bisa berhenti memikirkan tentang apa yang terjadi dengan Carisa.
"Nelpon nggak?" Monolognya.
"Nggak deh."
"Eh nelpon aja kali ga, gapapalah ya kalo nelpon."
"Tapi kalo nangis gara-gara gua gimana?"
"Tapi gua gabisa berhenti mikirinnnnnn anjrit!" Tama melempar bantalnya sembarang arah.
Padahal ia tahu, bahwa Carisa sakit bukan karena kesalahannya. Apa ia menghubungi Hisyam saja? Tapi nanti dia tau bahwa Tama menguping pembicaraannya dengan Alina tadi.
"Ah, masa bodo. Kalo gak dicoba gaakan tau."
Tama langsung mengambil kunci mobilnya lalu bergegas untuk pergi ke rumah Carisa.
ㅡ
Tama akhirnya sampai di depan rumah Carisa. Namun ia tetap takut untuk menjalankan 'misinya'.
Tapi tidak, ia harus membunuh rasa penasarannya.
Baru memasuki pekarangan rumah, tiba-tiba keluar Hisyam dan Alina. Mereka berdua saling bertukar pandang ke Tama.
"Eung- gua bisa jelasin." Ucap Tama langsung, takut mereka salah paham
Alina yang melihat langsung tersenyum kecil "Oh, jadi ada yang mau jengukin Carisa selain gua toh. Yaudah masuk aja, anaknya udah agak mendingan ya kan syam?" Alina meminta persetujuan Hisyam agar Tama dibolehkan masuk.
"Hmm iya, tapi inget jangan macem-macem sama kembaran gua ya lo! Gua pites kaki lo ditempat kalo sampe berani." Jawab Hisyam.
"Emang kapan kelakuan gua aneh syam? Yang ada mah lo."
Tama menggelengkan kepalanya lalu masuk kedalam rumah. Ia melihat ada kamar yang terbuka, sepertinya kamar Carisa.
Benar saja, tak lama Carisa keluar dengan memegang gelas. Karena tidak memerhatikan, Carisa sampai kaget dan hampir menjatuhkan gelasnya karena melihat Tama di hadapannya.
"Aduh gua kira siapa! Bikin kaget aja tam. Udah malem gini ngapain kesini? Nginep sama Hisyam?" Tanya Carisa.
"Ah dari raut wajah aja udah berubah, gak kayak tadi siang. Pasti dia udah mendingan." Batin Tama.
"Oh enggak, gua cuma mau ngeliat lo aja."
"Ngeliat gua? Ngapain?? Emang gua binatang di ragunan apa??"
Oh shit, mulut blak-blakan nya membuat kesalahan lagi. Harusnya tadi dari rumah, ia melakban mulutnya.
"Ah.. oh.. enggak-"
Disela-sela kegugupan Tama, Carisa langsung menarik tangan Tama untuk menjadi lebih dekat dengan dirinya dan mempertanyakan pertanyaan yang ternyata membuat dirinya kewalahan.
"Lo suka ya sama gua?"
"Iya."
YOU ARE READING
[ii] savior ㅡkang taehyun ✅
Fanfiction[PG 17+] Tama, bagiku kamu seorang hero dalam hidupku. Kamu menyelamatkanku dari kejamnya dunia, tapi izinkan aku bertanya. Jika aku mempunyai kamu sebagai penyelamatku, lalu siapa yang akan menyelamatkanmu?
![[ii] savior ㅡkang taehyun ✅](https://img.wattpad.com/cover/318120106-64-k427732.jpg)