1

2.2K 123 4
                                    

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________

Tring~
Tring~
Tring~

Bunyi jam weker yang nyaring membangunkan seorang anak lelaki dari tidur lelapnya.

"Anj*ng! Berisik!" Anak lelaki itu mematikan alarm jam dengan sedikit kasar, ia lalu duduk dan mulai mengumpulkan kesadarannya.

Lima menit berlalu, ia mulai beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi untuk memulai ritual paginya.

Selang beberapa menit ia keluar dengan hanya menggunakan handuk yang di lilitkan di pinggangnya, terlihat tubuhnya yang seputih susu, juga bekas luka yang menghiasi punggungnya.

Bekas luka yang penuh dengan kenangan, ia mengubur bekas luka itu dengan sebuah tato bulan sabit beserta beberapa awan yang mengelilingi sang bulan.

Shaquille Melviano, anak lelaki yang saat ini menginjak usia 15 tahun itu duduk di kelas 10 SMA di sebuah sekolah ternama.

Shaquille menatap pantulan dirinya di depan cermin yang besarnya sama dengannya, ia menatap lekat wajahnya.

"Cakep bener dah gua." Narsisnya sambil bergaya so cool, padahal bagi orang lain wajah Shaquille bukannya tampan malah terlihat imut dan menggemaskan, apalagi tinggi pria itu yang tidak lebih dari 155 cm.

Shaquille menyambar tas yang semalam telah ia siapkan dan keluar dari kamarnya.

Ia hidup sendiri di sebuah apartemen yang lumayan besar, sebuah tragedi membuat ia harus berpisah dengan orang tuanya dan membawanya hanyut menuju kehidupan yang sepi tanpa kehangatan orang tua.

Sang Bunda tewas dalam tragedi kecelakaan beruntun saat usianya baru menginjak 5 tahun, sedangkan Ayahnya tewas terbunuh oleh musuh bisnisnya, dan itu terjadi di hari yang sama saat sang Bunda kecelakaan.

Shaquille kecil yang mendapat pukulan telak dari takdir yang kejam mengalami depresi hingga ia sering kejang dan terkadang berhalusinasi.

Sejak saat itu, ia di asuh oleh paman dari keluarga ayahnya dan hidup bersama keluarga sang paman.

Shaquille berpikir ia akan mendapat kehangatan dari keluarga barunya itu, tetapi ia salah, anak malang itu mengalami berbagai macam kekerasan fisik dan tekanan mental.

Ia sering di biarkan kelaparan dan mereka terkadang mengurungnya di gudang gelap, atau memukulinya hanya untuk melampiaskan emosi mereka jika mereka kesal.

Semua harta kekayaan yang di tinggalkan orang tuanya di garap habis oleh sang paman dan keluarganya, tidak ada sepeser pun uang yang tersisa untuknya.

Kemalangan terus terjadi sampai umur Shaquille menginjak 12 tahun, ia kabur dari neraka itu sambil mencuri beberapa gepok uang dari brankas pamannya.

Ia kabur dengan jauh tak tentu arah, ia hanya terus berlari dari bayang-bayang keluarga biadab itu.

Sampai setelah 2 hari ia berkelana, seorang pria dewasa menemukannya yang tengah tidur di depan ruko yang tutup karena saat itu sudah malam hari, dan keadaan juga tengah hujan.

Selenophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang